Chapter 12 Profesi sebagai Kakak✨

58.5K 7.8K 223
                                    

Happy Reading 💮

Selalu dikatakan bahwa seorang laki-laki akan menjadi overprotektif dan lengket pada adik perempuannya, selain ibunya. Awalnya, ia pikir itu hanya gosip teman-temannya dulu saat masih hidup di dunianya. Sekarang dia sangat yakin bahwa itu adalah kebenaran.

Melihat bagaimana Aiden yang berhasil mendapatkan pengakuan darinya, mulai bersikap sangat-sangat baik padanya. Apalagi dia langsung membawa banyak orang ke kamarnya hanya untuk memberikannya boneka dan cemilan pagi.

Abigail yang melihat kedatangan Aiden dimana keduanya sama-sama saling menyimpan kebencian karena kejadian di bangunan lama waktu itu, hampir saja membuat keributan.

Cenora melihat beberapa boneka cantik dan lucu, dia merasa sedikit aneh. Lagipula jiwanya sudah berumur 20 tahun. Bermain boneka seperinya sangat aneh untuknya. Sayangnya sangat kurang sopan jika menolak pemberian seseorang.

Sebuah sendok yang beridri potongan kue keju di arahkan ke mulutnya. Gadis itu hanya patuh membuka mulutnya menerima pelayanan dari tuan muda kedua yang paling terkenal itu.

"Tuan muda...apa saya saja yang menyuap gadis itu?" Tanya seorang pelayan dengan eskpresi gugup.

Aiden langsung menyipitkan matanya dengan tajam ke arah pelayan itu. "Dia bukan 'Gadis itu' tapi Adik Perempuanku!"

"Tu..tuan muda, tapi tangan anda pasti lelah jika menyuapinya." Pelayan wanita itu masih kekuh untuk menggantikan remaja itu

Brak!!

"Aaahhh...!!" Pelayan itu ketakutan saat meja tiba-tiba di lemar ke depannya. Dia dengan ketakutan melihat ke arah Aiden yang saat ini sudah berdiri dan berjalan ke arahnya.

Aiden sangat marah karena pelayan itu sudah berani menganggu waktunya dengan adik perempuannya. Apalagi ini adalah kesempatan langkah untuk menyuap gadis itu makan.

"Beraninya pelayan mencoba mengatur majikannya, siapa yang memberikanmu keberanian itu?!"

Bruk!!

Si pelayan itu langsung bersujud ketakutan. Sosok yang paling mengerikan adalah tuan muda kedua karena orang ini sangat mudah marah dan memukuli orang. Pelayan itu sangat ketakutan dan juga siap merasakan rasa sakit.

Aiden mengangkat tangannya ke arah pelayan itu. Tetapi sebelum dia berhasil menghukum si pelayan wanita itu, tangan kecil dan ramping langsung menahannya. Remaja itu berbalik dengan terkejut pada orang yang berani menahannya.

"Kenapa menghentikan ku? Dia sudah menghinamu dan harusnya diberikan hukuman!!"

Cenora melirik ke arah pelayan itu dengan tenang, lalu menurunkan tangan Aiden ke bawah. "Jangan memukulnya. Aku tidak suka keributan."

"La-Lalu aku akan menghukumnya di luar, bagaimana?" Aiden bertanya seakan Cenora yang memegang hal kendali atas semuanya.

Pelayan di lantai dan yang lain juga melirik ke arah gadis itu. Mereka tertegun dengan wajah didepan mereka. Jantungnya mereka berdetak kuat karena hanya memandang dia saja.

Cenora tidak tahu keanehan itu. Dia hanya tidak suka membuat semuanya jadi rumit. "Jangan hukum dan biarkan saja. Lagipula itu hanya masalah kecil dan tidak perlu di hukum."

I'AM [NOT] VILLAINNESSOù les histoires vivent. Découvrez maintenant