Chapter 20

44.1K 6.3K 287
                                    

Abigail tidak terkejut dengan kedatangan Aiden yang tiba-tiba. Keduanya berdiri berdampingan dan memandang satu objek yang sama, yaitu Cenora yang tersenyum.

Aiden yang tidak pernah menyukai perempuan atau interaksi dengan lawan jenisnya, dia malah ingin Adiknya Cenora lebih dekat dengannya. Perasaan yang di rasakan saat mereka bersama yaitu kedamaian.

Abigail yang melihat senyum lembut di bibir pemuda sedikit menaikkan bibirnya. "Kenapa kalian semua baru berusaha mencoba mendekati dia lagi?"

"Apa yang kalian inginkan dari gadis kecil itu?"

Pertanyaan yang dilontarkan Abigail bukan tanpa alasan, dia tidak mau sikap orang-orang yang berubah menjadi baik pada Cenora malah hanya untuk tujuan pribadi mereka. Dia sudah berjanji pada gadis itu bahwa dia akan melindunginya sampai kapanpun.

Aiden mendorong rambutnya ke belakang dan berbalik ke samping menghadap pemuda berambut hitam itu. "Tidak ada tujuan apapun, hanya ingin menjadi kakak yang baik untuknya."

Abigail tersenyum sinis mendengarnya. "Kalian....manusia...adalah makhluk yang paling berbahaya daripada iblis." Gumamnya dengan pelan.

Abigail bangkit dan berjalan mendekati Cenora. Dia perlahan membungkuk dan duduk di depan gadis itu. "Sekarang waktunya kita pergi ke Festival."

Cenora mengangguk dan bangkit dari tempatnya. "Ayo kita pergi." Ucapnya dan memandang ke arah Aiden, tanda bahwa dia menyuruh agar pemuda itu ikut dengan mereka.


••••

Kehidupan Cenora mulai berjalan dengan baik dan para pelayan di rumah mulai bersikap sangat sopan dan hormat padanya. Ia tidak ambil pikir saat melihat tindakan mereka yang berusaha menarik kesan baik darinya, sekarang baginya dia ingin hidup dengan tenang saja.

Di perjalanan menuju ibu kota yang berada di bawah gunung, mereka menggunakan kereta kuda khusus keluarga Adolfo yang diberikan Duke pada mereka. Kali ini, Cenora dan Abigail keluar tidak sendiri dan lewat jalan tikus lagi. Keduanya di temani oleh selusin prajurit bersenjata dan kereta kuda mewah.

Mata gadis itu tidak pernah lepas dari pemandangan di luar. Melihat bangunan-bangunan kota yang penuh warna dan mewah. Kehidupan orang barat Eropa memang berbeda.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja? Pasti membosankan hanya duduk dalam kereta. " Ujar Aiden pada gadis manis didepannya.

"Bolekah?"

"Tentu saja."

Aiden mengentuk jendela kecil di dinding kereta dan kereta tiba-tiba berhenti. Pintu dibuka oleh prajurit dan membantu keduanya turun. Aiden langsung melompat dan membawa Cenora dalam gendongannya. Beberapa orang yang lewat disana langsung terperangah dengan pemandangan itu.

Semua orang mengenali wajah dan perawakan semua keluarga paling terkenal dan di segani di kerajaan ini, Keluarga Duke Adolfo. Duke Riyan memiliki dua orang putra yang diakui sebagai pria tertampan di kerajaan dan berbakat. Baru usia 10 tahun mereka sudah menguasai sihir dan memanggil Penjaga ajaib atau Guardian mereka.

Aiden terkenal karena wajahnya yang tampan dan rambutnya yang sedikit kemerahan. Mata birunya yang menarik dan membuat orang lain yang ditatap akan salah tingkah karena daya tarik pemuda itu.

Semua orang terkejut karena ada kabar bahwa Aiden memiliki kebencian pada lawan jenis dan tidak menyukai dekat dengan mereka. Sekarang apa yang mereka lihat adalah remaja paling terkenal sedang membawa seorang gadis kecil cantik dipelukannya. Rambut perak yang langka dan asing di negara ini.

"Gadis bangsawan darimana dia?"

"Wajahnya sangat menggemaskan!!"

"Lihat! Tuan Aiden membawanya tanpa rasa jijik, ini sangat aneh."

"Rambutnya bukan orang negara ini. Apa dia dari kerajaan tetangga?"

Cenora melihat ke arah orang-orang yang sedang membicarakannya. Dia harus mengakui bahwa Aiden memang sangat tampan bahkan mengalahkan para Idol/Artis Pria di dunia miliknya.

"Kenapa? Baru saja wajah kakakmu ini sangat tampan," ujarnya dengan nada bangga.

"Um, kamu tampan." Balas gadis itu polos.

Deg!!

Jantung Aiden berdetak kuat karena mendengar perkataan singkat itu. Demage yang dia rasakan sangat kuat.

'Adiknya sangat imut!!!' Pekiknya dalam hati. Dia menutup wajahnya dengan tangan lain untuk menutupi wajahnya yang memerah.

"Ten...Tentu saja aku sangat tampan!!" Balasnya dengan sedikit kikuk.

Aiden membawa gadis itu menuju toko kue yang sekarang lagi terkenal karena aroma dan enaknya kue yang mereka jual. Saat masuk mereka melihat banyak anak bangsawan seusia Aiden sedang berkumpul di meja lain.

"Lihat itu Aiden Alexander Adolfo!!" Seru salah seorang gadis yang memerah dan salah tingkah saat melihat kedatangan kelompok itu.

Abigail yang memperhatikan bahwa mata mereka semua sedang memandang ke arah Aiden yang lebih tepatnya pada Cenora. Tatapan menilai mereka seolah mengukur kelayakan gadis itu. Aiden berjalan ke sisi remaja itu dan menggambil alih Cenora yang dia turunkan di sampingnya.

"Kamu mau berdiri sendiri kan." Ujarnya.

Cenora mengangguk dan menjawab. "Iya."

Aiden mengembukan pipinya kesal dan melirik tajam ke arah anak-anak bangsawan yang membuat adiknya tidak nyaman dan menghilangkan kesempatan memeluk Cenora lebih lama.

"Aku akan pergi memesan makanan."













Bersambung......

I'AM [NOT] VILLAINNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang