Titan Wanita

1.1K 115 15
                                    

Dua minggu telah berlalu. Ekspedisi diluar dinding bersama anggota baru pun dimulai.

Agatha menaiki kudanya dan mengambil posisi di belakang Erwin. Wanita itu menoleh ke arah belakang, berharap bisa melihat Levi, kakaknya.

"Sudah kuduga, kau tidak tahan berpisah lama dengan kakakmu." ledek Erwin.

"B-bukan begitu.."

"Tidak perlu mengelak, Agatha.. Aku suamimu.. Aku tahu apa yang istriku pikirkan.."

"Jangan meledekku.. Aku marah lho.." ujar Agatha. Erwin hanya sedikit tertawa.

Gerbang mulai terbuka. Pasukan berkuda  Survey Corps mulai keluar dari Dinding Rose.

Mereka melalui sebuah kota tua yang hancur. Ada satu titan yang mendekat. Dengan segera, regu pertahanan membunuhnya.

"Strategi Erwin memang luar biasa.. Tapi, menangkap titan yang memiliki akal akan memakan banyak korban.." batin Agatha.

Agatha sadar, untuk mendapat sesuatu yang diinginkan, pengorbanan yang dilakukan harus sepadan.

"Semoga Nii-Chan baik-baik saja.."

Pasukan mulai berpencar saat sudah memasuki tanah lapang. Agatha bersama dengan tim Erwin memimpin barisan terdepan.

Sinyal-sinyal terus ditembakkan untuk menghindari titan. Beberapa sinyal merah juga muncul. Itu tandanya, titan abnormal merusak formasi.

Semuanya baik-baik saja sampai asap hitam muncul dari pasukan sayap kanan.

"B-bagaimana bisa?! Pasukan sayap kanan telah hancur.." Agatha menggigit bibirnya.

"Danchou.. Aku ingin melihat keadaan mereka.." pinta Agatha.

"Tidak.."

Agatha tidak bisa berbuat apapun. Biasanya saat para anggota dalam bahaya, Agatha akan turun tangan.

" Tapi Danchou.. Banyak orang yang akan mati.. Aku harus kesana.. Apa kau tidak percaya pada kemampuanku?" Agatha memaksa Erwin.

"Bahkan pemberi informasi tidak melapor padamu.. Bagaimana kau mengetahui situasi untuk bertindak?" lanjut Agatha.

Agatha benar. Erwin merasa ia sudah terlalu banyak berdiri diatas tumpukan mayat.

"Tiga puluh menit.. Setelah itu kembalilah ke posisimu." ucap Erwin.

Agatha tersenyum ia memacu kudanya dengan kecepatan tinggi ke tempat asap hitam di tembakkan.

"Bertahanlah kalian.."

Sesampainya Agatha disana. Terlihat kumpulan titan tipe pelari cepat. Mereka sudah memakan sebagian tentara sayap kanan.

"T-tolong.." seseorang berada di genggaman salah satu titan.

"Srak!!! Srakk!!" Agatha menebas tiga titan sekaligus.

"Ugh---" orang yang tadi berada di genggaman titan mengalami pendarahan pada kepalanya.

Agatha berusaha membalutnya dengan perban. Beberapa orang selamat berkat Agatha.

"Kenapa bisa banyak titan disini? Bukankah seharusnya mereka terpisah-pisah?" ucap Agatha.

"Titan wanita membawa titan ini bersamanya.. Mereka menyerbu kami dengan ganas.. Titan wanita itu bukan titan yang tidak memiliki akal.." jelas salah satu anggota.

"Kalian tidak bisa melanjutkan misi seperti ini.. Luka kalian cukup parah."

"Tidak Nona Agatha.. Kami masih bida menunggangi kuda.." semua anggota berusaha bangkit.

AMETHYST Where stories live. Discover now