Si Mantan 3

5K 242 42
                                    

Terik matahari tak menyurutkan kehebohan para peserta ospek beserta pengurusnya. Suasana di lapangan lebih membangkitkan semangat. Apalagi kali ini para panitia juga ikut berpartisipasi dalam lomba membuat para mahasiswa baru heboh.

Saat ini para panitia akan berlomba balap karung. Setiap panitia mewakili jurusannya. Pada garis start telah berdiri lima jagoan dari jurusan masing-masing. Ada Andre dari jurusan Hukum, Mirza dari jurusan Sistem Informasi, Dias dari jurusan Pertanian, Rendy dari jurusan Psikologi dan Puad dari jurusan Keguruan.

Suasana makin heboh ketika ketika peluit tanda dimulai pertandingan. Semua meneriakkan serta memberi semangat pada jagoannya. Begitupun Tari ikut bertepuk tangan meneriakkan jurusannya.

"Psikologi!!Oke!!"

Teriakannya memang memberi semangat untuk jurusannya, tapi matanya tak lepas dari Mirza. Pria itu mengikat rambutnya agar tak menutupi wajahnya.

Perlombaan ini tak dianggap serius bagi mereka. Misalnya Andre sibuk mengganggu lawannya dengan menyenggol pantatnya kepada lawan mainnya. Bahkan ada yang terguling. Ada Puad yang malah menggoyangkan pantatnya seolah sedang ikut lomba joget. Begitupun Mirza beberapa kali terguling dan balas menyenggol lawannya, hingga akhir pertandingan dimenangkan oleh Rendy, kemudian Mirza dan terakhir Dias.

Mata Tari tak berpaling dari Mirza hingga matanya menangkap luka pada siku Mirza. Tari segera menundukkan pandangannya ketika merasa Mirza seperti akan menatap ke arahnya.

"Mampus gue!"

***

Tari dan Putra tengah duduk di stand minuman. Semua mahasiswa diberi waktu bebas selama sepuluh menit untuk istirahat.

"Lo keramas ya?"

"Iyalah.. bau amis banget" Putra mengendus bajunya yang masih bau telor.

"Gue bawa baju ganti, mau pake ga?"

"Ngapain bawa baju ganti?"

"Buat jaga-jaga aja."

"Jagain gue maksudnya?" Putra tertawa.

"Ih apaan sih lo," Tari memukul pundak Putra. Putra malah membalas.

Dari kejauhan terlihat Mirza berjalan menuju stand minuman tempat Tari dan Putra istirahat. Matanya menatap Tari yang juga menatapnya.

"Mau ngapain dia kesini?"

Jantung Tari sedang berdisko melihat Mirza semakin dekat. Tari jadi ga fokus.

"Minum kak?" Putra basa-basi pada Mirza membuat kesadaran Tari kembali.

"Yap , lanjut" sahut Mirza. Tari sudah mulai linglung.

"Woy, malah bengong."

"Hah? Apa?" Tari tak mendengarkan apa yang Putra katakan padanya.

"Gue pinjem bajunya. Lama-lama ga enak baunya."

"O..oh. jangan lupa cuci sampe wangi" Tari mengeluarkan baju yang sengaja dia bawa lebih siapa tau dibutuhkan.

Mirza yang berada dibelakang mereka memperhatikan interaksi keduanya.
"Iya bawel. Tunggu disini" Putra beranjak dari duduknya.

"Gue ikut!"

"Wah.. lo pengen liat gue ganti baju?"

"Ih enggaklah.."

"Yaudah tunggu disini, gue ga lama."

"Iyasih ga lama. Tapi masa sama kak Mirza?" "sapa gak ya?"

Tari langsung teringat tentang utangnya. Buru-buru tari mengorek tasnya mencari uang.

"Hallo cantik, kangen ya?"

Si Mantan (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora