Si Mantan 26

2.5K 156 16
                                    

Hai mantan..
Jangan lupa nafas..
Ketemu mantan tiap hari bisa bikin ga sehat..

🌞🌞🌞🌞🌞


Mirza membuka mata ketika pintu kamarnya terbuka. Terlihat Rindu membawa mangkok dan gelas berisi teh. Mirza melirik jam menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Kamu ga sekolah, Ndu?"

"Engga. Mau bolos aja, lagian kalo hari jumat ga terlalu banyak pelajaran penting."

"Heh, baru tau gue ada pelajaran ga penting."

"Hehehe maksud aku pelajarannya ga sulit. Gampil.. ga kaya matematika, harus dijelasin dulu biar ngerti. Nih Kak Mirza sarapan dulu."

Rindu menyodorkan semangkok bubur ketika Mirza sudah duduk bersandar.

"Bubur apaan nih?" Mirza menyendokkan bubur lalu menuangkannya kembali ke mangkok beberapa kali.

"Ya bubur nasi lah.. masa bubur kacang?"

"Kok encer gini? Kamu bikin bubur apa minuman nasi?"

"Apa aja deh yang penting jadi.. mau bubur nasi kek.. air nasi kek.. Kak Mirza mau pake sedotan?"

"Gelo.." Perlahan Mirza menyuapkan bubur ke mulutnya perlahan, "untung rasanya pas."

"Yaiyalah, soalnya aku cicipin dulu."

"Siapa yang ngajarin kamu bikin bubur kaya gini?" Mirza protes tapi masih menyuapkan bubur ke mulutnya. Mau tak mau soalnya perutnya lapar tapi hanya dikasih bubur.

"Kak Tari."

"Kenapa ga Tari aja yang buat?"

"Dari kemaren aku ngerepotin Kak Tari mulu.. dia tuh ga punya kewajiban ngurusin mantan."

"Ngomong mantannya biasa aja dong, ga usah diperjelas gitu," Mirza menyuap bubur encernya dengan ekspresi kesal.

"Ya harus diperjelas dong, kan cuma man-tan," Rindu menekankan kata mantan.

"Berisik ah, sana sarapan," usir Mirza saat Rindu mulai berisik. Apa salahnya pengen dirawat mantan?

"Obatnya jangan lupa diminum! Walaupun Kak Mirza udah baikan, tetep harus habisin obatnya!" Rindu kalo sudah berceramah mirip sekali mamanya.

Setelah menghabiskan sarapannya dan minum obat, Mirza bangkit menuju kamar mandi. Tidak mandi, hanya mencuci muka dan menggosok gigi agar lebih segar, kemudian berganti baju. Kepalanya masih sedikit pusing, namun panas badannya sudah turun.

Mirza berjalan menuju jendela. Kamarnya harus berganti udara. Saat membuka jendela, matanya menangkap sosok Tari yang berjalan menuju pagar membuat Mirza entah kenapa tersenyum tanpa sadar. Makin hari makin cantik. Lalu matanya kembali menangkap sosok yang menunggu diluar pagar dan melihat Tari tersenyum pada si tukang ojek itu. Melihat itu, wajah Mirza yang semula tersenyum berubah masam seketika.

Mirza keluar kamar, bergabung dengan Rindu yang sedang sarapan sereal sambil menonton tv.

"Si Dilla ikutan bolos?" Mirza tau Rindu dan Dilla sekelas, siapa tau Dilla juga tergoda bolos.

"Engga. Dia ga mau ngelewatin ekskulnya.. sayang banget dia sama Volli."

Mirza hanya manggut-manggut.

"Oh iyaa.. mama hari minggu pulang," seru Rindu antusias.

"Kak Kasih emangnya udah ga mual-mual lagi?"

"Ga tau. Mungkin udah bisa diatasi kali. Ntar menjelang lahiran mama kesana lagi kayanya."

Mirza manggut-manggut sambil menatap ponselnya. Hari ini dia tidak masuk kuliah lagi jadi dia segera mengabari Naufal dan juga Yasmin.

Si Mantan (End)Where stories live. Discover now