Si Mantan 16

3K 179 22
                                    

Hai para mantan...
Semangat terus puasanya..
bentar lagi lebaran loh..
Ntar pas lebaran jangan lupa maaf-maafan sama mantan yaa
🤣🤣🤣

🌞🌞🌞🌞

"Kaya berasa dejavu, deh," Aldo bergabung bersama tiga orang yang sudah duduk di cafenya.

"Hahaha Yoi.. minggu lalu Mirza, sekarang Mentari. Cafe lo udah kaya acara dangdut, pake bintang tamu segala, Do," Reyhan ikut menimpali.

"Kenapa ga barengan aja ke sininya?"

"Apaan sih kak. Kalo ga di paksa Aina, aku ga bakal ke sini kok," Tari mulai jengah karena berasa sepak bola dari tadi dikomentari.

"Eeee Matahari, bukan ke Cafe ini. Maksudnya kenapa ke Jakarta ga barengan Mirza aja minggu lalu," Aldo menyeruput kopinya pelan.

"Minggu lalu tanggal merahnya cuma dikit," sahut Tari, karena memang minggu ini liburnya dari hari jumat jadi Tari bisa lebih lama pulangnya.

"Eh Tar, jadi bener ya lo satu kampus sama Kak Mirza?"

"Iya."

"Sering ketemu?" tanya Reyhan.

"Ga juga sih, kan beda jurusan."

"Gimana rasanya ketemu mantan lagi, Tari?" tanya Aldo.

"Biasa aja kak, ga gimana-gimana," bohong Tari, karena sebenarnya bertemu kembali dengan Mirza mampu membangkitkan sedikit kenangan bahkan tak jarang Tari masih gugup jika bertemu Mirza ntah karena apa.

"Heeh! Dua tahun itu waktu yang cukup lama buat move on" seru Reyhan ke arah Aldo.

Sebenarnya Tari tak pernah berpikir dengan kata move on. Selama ini dia tak terlalu berusaha dengan kata move on. Dia hanya membiarkan perasaan itu terbang dengan sendirinya. Karena seberapa besar usaha untuk melupakan perasaan pada seseorang pasti tidak akan bisa karena hatinya selalu terfokus tentang orang itu. Yang Tari lakukan membiarkan perasaan itu hilang dengan sendirinya hingga akhirnya ia ikhlas dengan keadaan yang sudah semestinya, sehingga saat bertemu kembali dengan orang tersebut perasaan yang tersisa hanya sebuah kenangan masa lalu bukan perasaan yang belum hilang.

"Oiya Tar, lo udah pernah liat pacar kak Mirza?"

"Udah. Baik orangnya."

Mendengar komentar Tari membuat tiga orang di depannya menatap takjub dan tak percaya.

"Wah Tar, gue pikir lo ketemu Mirza cuma sekedar pas-pasan doang. Jadi sering ngobrol juga?" Aldo ikut mengangguk ucapan Reyhan.

"Ya kan tadi udah dibilang ga sering."

"Ga sering, tapi sekalinya ketemu duduk bareng gitu? Sampe pacarnya aja lo tau, Tar?" komentar Aina.

"Anggap aja gitu. Ya gue sih ga permasalahin apapun lagi sama kak Mirza. Kan semuanya udah selesai," semuanya mengangguk mendengar ucapan Tari.

Memang bagi Tari menganggap semuanya selesai. Bagaimana dengan Mirza? Sejak kembali dari Jakarta, Mirza mulai mencari cara agar rasa bersalahnya pada Tari berkurang.

Si Mantan (End)Where stories live. Discover now