Setelah perdebatan kecil yang dilalui kini Sabara, Abizar dan Xavier berhasil membawa kembali Aksara kedalam pelukan mereka.
Saat tertidur tadi rupanya pendengaran anak itu begitu tajam hingga anak itu kembali terbangun dan sempat menolak untuk ikut karna tak mempercayai ketiganya, namun setelah diperlihatkan bukti bukti yang menyatakan bahwa anak itu adalah anak kandung Xavier akhirnya Aksara mau diajak pulang.
Dan lihatlah anak itu, kini kembali terlelap dalam pelukan sang kakak, Abizar menahan diri untuk mencubit pipi anak itu saking gemasnya.
"Akhirnya penantianku tak sia sia"lirih Abizar seraya menatap lekat sang adik.
Xavier dan Sabara tersenyum tipis menatap dua anak itu, setetes air mata mengalir dipipi Xavier perasaan bahagia dan rasa bersalah menjadi satu dalam benaknya.
"Kita jaga baby sama sama, Daddy harap tak ada lagi masalah yang menimpa keluarga kita"ujar Xavier
"Semua akan baik baik saja son"ucap Sabara seraya menepuk bahu Xavier.
Dua jam terlewati kini mereka sudah sampai dimansion mewah nan megah milik keluarga Aldebara.
Aksara nampaknya masih terlelap dalam dekapan hangat kakaknya, tak tega membangunkannya akhirnya Abizar menggendong anak itu.
Ceklek
Semua yang ada didalam menoleh saat pintu terbuka, Safira berlari saat melihat sosok anak kecil dalam gendongan anak sulungnya.
"Anakku"lirih Safira seraya mengusap pipi Aksa lembut.
Dengan tak sabaran Safira mengambil alih putra kecilnya itu, membawa anak itu keruang keluarga dimana keluarga besarnya berkumpul menunggu kedatangan anak itu.
Semua kakak Aksara menangis dalam diam saat melihat sosok yang selama ini mereka cari,perasaan lega mereka rasakan saat melihatnya.
"Eungghh" lengguh Aksara perlahan manik itu mulai terbuka, Aksa menatap sekitar yang nampak asing dimatanya, matanya bertubrukan dengan manik mata Safira yang menatapnya lekat.
Tangan mungil itu terangkat mengusap wajah Safira, Safira yang diperlakukan seperti itu memejamkan matanya menikmati usapan putra bungsunya.
"Daddy"panggil Aksa seraya menatap Xavier yang juga menatapnya.
"Dia mommy mu, itu abang abang mu, itu tante dan om mu, itu abang sepupumu, dan itu oma mu"ujar Xavier menunjuk satu persatu orang yang kini menatap gemas anak itu.
"Mommy Aksa cantik"gumam Aksa seraya tersenyum lebar lalu mengecup pipi wanita itu.
Safira tersenyum lebar menatap putranya lekat, Airmata bahagia mengalir dipipinya.
"Mommy nangis, Aksa nakal ya"lirih Aksa seraya menunduk.
"No baby, mommy bahagia ketemu baby, jangan pergi lagi ya"ujar Safira seraya mendekap erat putranya itu.
Aksa membalas pelukan itu seraya menoleh kearah daddynya,Xavier tersenyum menatap Aksa.
"Mom gantian dong, abang juga mau peluk adek abang"rajuk Tristan
Safira menatapnya lalu melepas pelukan itu, "Baby, itu abangmu Tristan, abang ketiga mu"ujar Safira membuat Aksa menatap cowo bernama Tristan itu.
"Abang"ucap Aksa membuat Tristan tersenyum lebar lalu memeluk Aksa yang masih duduk dipangkuan Safira.
"Itu bang Gerald,abang kedua kamu"tunjuk Tristan membuat Aksa turun dari pangkuan Safira lalu menghampiri abangnya itu.
"Abangnya Aksa"ucap Aksa membuat Gerald menariknya kedalam pelukan.
"Jangan pergi lagi"bisik Gerald lalu melepas pelukannya.
Aksa mengangguk, lalu tatapannya mengedar menatap dua paruh baya juga dua remaja laki laki yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Itu om Damian kamu, panggil dia papa,dan itu panggil Mama Dara, dua cowo itu abangmu anaknya mama sama papa, dan jangan lupa itu yang duduk sama Opa itu Oma Venita"jelas Tristan
Dahi Aksa mengkerut menatap salah satu dari cowo itu, "Abang Axel"ucap Aksa seraya menatap salah satu dari mereka.
Axel menatapnya lekat mengingat ngingat apakah mereka pernah bertemu hingga anak itu mengenalnya, yang lain menatap bingung kenapa Aksa mengenal Axel.
"Emm... Aksa kenal bang Axel?"tanya Gerald
Aksa mengangguk antusias, "Aksa pernah liat abang dicafe, waktu itu dompet abang jatoh terus Aksa yang kembaliin"jelas Aksa membuat Axel mengingat kejadian itu, tepatnya kejadian beberapa minggu lalu.
"Kamu yang dicafe itu, yang pake sweter abu"ujar Axel membuat Aksa tersenyum lebar.
"Kamu ketemu baby duluan kenapa gak bilang?"tanya Damian
"Axel waktu itu buru buru Pa, makanya gak sempet liat muka baby"jelas Axel
"Oh ya,Aku abang sepupu pertamamu Axelion Juliano Damian Aldebara"sambung Axel seraya memeluk Aksa.
"Hai Aku, abang sepupu keduamu Alexander Justine Damian Aldebara,panggil aku abang Alex"ujar cowo disamping Axel
Aksa menatapnya lalu menghampbur kepelukan Alex,Alex juga membalas pelukan itu tak kalah erat.
"Oma Cantik"ucap Aksa lalu menghampiri wanita paruh baya yang sedari tadi duduk terdiam disamping Sabara.
"Hai cucu oma yang ganteng, kemari Oma ingin memelukmu"ujar Venita,Aksa menghambur kepelukan Omanya itu.
"Oma Cantik, Aksa rindu oma dan semua"lirih Aksa dalam pelukan Sang Oma.
Venita mengeratkan pelukannya, hatinya perih mendengar ucapan kerinduan cucu bungsunya.
Aksa melepas pelukannya lalu mengecup kedua pipi Omanya itu seraya tersenyum lebar,Vanita terkekeh melihat kelakuan cucu bungsunya itu.
"Adek gak mau peluk mama papa,dari tadi masa mama papa dilupain sih"ucap Dara membuat Aksa membalik badan menatap polos wanita itu.
Aksa menghampirinya lalu duduk diantara Dara dan Damian, "Mama Cantik tapi masih cantikan mommy Aksa,Aksa rindu mama"ujar Aksa seraya memeluk Dara dari samping.
Semua terkekeh mendengar ucapan anak itu, Aksa beralih memeluk Damian.
"Papa ganteng tapi masih gantengan Aksa, Aksa rindu papa"ujarnya
"Papa juga rindu Aksa yang ganteng ini"ujar Damian diselingi kekehannya.
Aksa melepas pelukannya lalu berdiri melangkah menghampiri Xavier, lalu duduk dipangkuannya..
"Baby kenapa hmmn?"tanya Xavier seraya mendekap anaknya itu.
Aksa mendongak menatap sayu daddynya itu, entah mengapa rasanya Aksa begitu lelah hari ini.
Xavier baru menyadari wajah pucat putranya itu panik bukan main, Gerald yang kebetulan dokter pun segera mengambil alih Aksa lalu membawanya kekamar diikuti yang lainnya.
"Baby apa yang baby rasain hmmm? Pusing? Mual? Atau apa ayo katakan"ujar Gerald seraya memeriksa denyut nadi dan yang lainnya.
"Kepala Aksa sakit abang hiks..."isak Aksa
Dengan segera Gerald membawa adiknya itu menuju kamarnya, meraih alat alat kedokterannya dan mulai memeriksa adiknya itu.
"Dek, denger abang kan?"panik Gerald saat Aksa memejamkan matanya
Tidak mendapat jawaban dari adiknya itu membuatnya semakin kalut, semua keluarganya diam dengan rasa cemas yang ketara sekalu diwajah mereka.
"Dad, oksigen"
"MAX, AMBIL OKSIGEN"teriak Xavier yang tak kalah kalutnya saat melihat putra bungsunya itu seperti kesulitan bernafas.
Max, selaku tangan kanan serta orang kepercayaan keluarga Aldebara, dengan sigap mengambil apa yang tuannya butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA GEOVANO {PROSES REVISI}
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMENT 😍 TAHAP REVISI Namanya AKSARA GEOVANO, anak laki laki berusia 14tahun. Hidup tanpa dampingan orang tua kandungnya membuat anak ini menjadi sosok tangguh juga dewasa sebelum waktunya. 14tahun hidupnya ia habiskan...