Masa lalu

368 58 2
                                    

Aku dan Akaashi-kun sudah berteman sangat lama, banyak yang bilang jika persahabatan antara sahabat perempuan dan laki laki pasti salah satunya menyimpan rasa.

Mungkin itu benar adanya mungkin juga tidak. Saat akhir tahun ke 3 kami di kuliah, aku dan Akaashi-kun mencoba untuk mempunyai hubungan lebih dari sahabat. Saat itu Akaashi-kun sedang tidak punya kekasih. Aku terlalu sering bersama Akaashi-kun walaupun kami beda kampus, kami masih menjaga komunikasi satu sama lain.

Mungkin waktu itu suasananya begitu mendukung jadi entah kenapa aku bilang padanya "Akaashi-kun mau menjadi lebih sekedar sahabat denganku?" tentu aja itu rasanya konyol sekali. Tapi siapa sangka jika Akaashi-kun mengiyakan.

"Kita mulai pdkt dulu" Kami sudah sangat kenal satu sama lain, apa kami masih harus pdkt dulu? Tapi jawaban yang di berikan Akaashi-kun waktu itu pasti spontan aja. Tapi setelah kami mencobanya, terasa sangat aneh, kami benar benar merasa aneh dengan hubungan lebih dari sahabat ini. Sepertinya memang kami tidak di takdirkan bersama dalam hal hubungan percintaan.

Kami mengakhiri hubungan aneh itu dengan kembali ke hubungan awal kami. Dia juga menyarankanku untuk mempunyai kekasih. Jadi waktu itu aku memutuskan untuk mengikuti blind date yang di sarankan salah satu teman kampusku.

Aku bertemu dengan pria dari kampus lain. Dia punya wajah jutek dan galak, lucu pikirku, dia juga bilang dia terpaksa datang karena di suruh temannya. Dia juga bilang kalau sebenarnya dia sibuk sekali, awalnya aku ingin kesal dengan semua perkatannya tapi aku lebih memilih tertawa dan mengangguk saat menanggapi apa yang dia bilang.

"Shirabu Kenjiro, kamu?" Aku tersenyum tipis lalu balas memperkenalkan diriku juga.

"Kamu ambil jurusan apa?" Tanyaku saat itu.

"Kedokteran" Dia seperti enggan mengatakan apa jurusannya, entahlah.

"Oh bagus, kamu pasti sangat lelah, mau ku pesankan minuman agar lebih baik, teh chamomile misalnya?" Dia tampak terkejut dengan jawabanku lalu dia mengangguk.

Aku pikir dia akan memasang wajah jutek seharian padaku, tapi nyatanya dia mulai sedikit terbuka dengan membuka obrolan seputar kuliah dan kegiatan apa yang aku ambil di luar jam kuliah.

Pertemuan kami tidak hanya sampai disitu, kami jadi sering membuat janji ngeteh sore. Lalu kadang kadang piknik ke taman untuk menghilangkan stres, intinya aku benar benar menikmati hal itu walaupun dia tsundere. Kami melakukan itu selama libur semester.

Kami memutuskan berkencan, kami sering video call untuk belajar bersama, bertukar playlist satu sama lain. Hingga kelulusan kami memutuskan mengakhiri hubungan kami karena merasa sudah tidak ada kecocokan satu sama lain. Tapi alasan terbesarnya karena kami bosan dan tidak kuat berhubungan jarak jauh.

Tapi aku juga sadar jika ternyata kekuatan cinta pertama itu sangat kuat, nyatanya setelah putus, perasaan terhadapnya masih ada walaupun sedikit. Efeknya sangat dasyat juga.

Bahkan saat bertemu dengannya kembali, jantungku terasa berdebar lebih kencang dari biasanya, mengingatkan aku saat sekolah. Aku pikir dulu aku hanya sekedar suka padanya, tapi ternyata perasaan ku lebih dari itu.



25.04.21

LuckyWhere stories live. Discover now