Pulang bersama

364 64 3
                                    

Aku ingin sekali menjedotkan kepalaku ke tembok, aku tidak mengira pertandingannya akan selesai semalam ini, aku tidak berangkat les karena kejadian ini. Aku menyesal terlalu hanyut pada permainan Sakusa-san yang keren sekali, karena baru pertama kali menonton.

"Aku antar pulang" Akaashi-kun muncul entah darimana, aku cukup terkejut, oh dia juga sudah ganti baju dengan seragam sekolah seperti biasa.

"Tidak usah" Dia menaikkan salah satu alisnya, membuat terlihat lebih tampan aja. Dia juga menunjuk Kara yang sekarang dalam gendonganku karena sudah tertidur.

"Biar aku yang gendong dan antar pulang" Aku akan menolak sekali lagi hingga suara Komori-san memotong pembicaraan kami.

"Surname-chan biar bersama kami, kalau kau lupa kami bertetangga" Akaashi-kun mengangguk.

"Biarkan aku yang menggendongnya" Komori-san segera mengambil alih Kara dari tanganku.

Aku sekarang berjalan berdua dengan Sakusa-san. Selama berjalan aku terus melamun seperti, apakah aku harus menyerah pada seseorang yang sedang berada di sampingku ini? Sepertinya iya.

"Oh ya, sebentar lagi kami akan ada pertandingan, beberapa bulan lagi, datanglah jika senggang" Aku hanya tersenyum kepada Komori-san, sepertinya niatku untuk menonton pertandingan mereka harus di tunda, kenapa aku jadi galau begini, aku kan bukan siapa siapanya.

Padahal baru tadi aku kagum dengan permainan volinya tapi sudah ciut karena hal sepele, tidak sepele sih tapi harusnya aku tidak memikirkannya, aku harus fokus pada sekolahku dulu.

Sepertinya ini akan menjadi pulang bersama untuk terakhir kali.

Suasana di kereta sangatlah sepi karena sudah terlalu malam, walaupun masih ada beberapa orang tetap aja sepi.

Aku memutuskan duduk di sebelah Komori-san sementara Sakusa-san berdiri di depan kami. Aku masih tidak ingin menatapnya, kenapa kisah cintaku begini sekali.

"Oh ya, kenapa tidak mengantarkan pulang Sasaki-san tadi?" Oh, namanya disebutkan. Aku melihat wajah Sakusa-san yang tampak datar walaupun sebagian wajahnya tertutup masker.

Aku baru tau jika hadiah yang katanya untuk Komori-san itu ternyata untuk Sakusa-san, aku salah menduga karena, Sasaki-san bilang itu untuk Komori-san tapi ternyata.

Cinta pertamaku harus berhenti sampai disini sepertinya, mengingat bagaimana cantik dan ramahnya Sasaki-san pada semua orang, pasti Sakusa-san lebih memilihnya, apalagi dia pintar. Banyak sekali keunggulannya.

"Aku dengar Sasaki-chan itu satu tempat les dengan Surname-chan bukan? Kiyoomi harusnya kamu ikut les disana agar lebih sering ketemu, tidak hanya di sekolah aja tapi di luar sekolah bisa ketemu" Karena suasana hatiku semakin tidak baik, aku mengeluarkan earphone yang aku sambungkan ke ponsel dan mendengarkan musik.

Kenapa ya playlist musik di ponselku sungguh tidak bersahabat, justru terputar lagu lagu galau yang menambah suasana hatiku menjadi keruh.

Tidak terasa, kereta sampai di stasiun pemberhentian yang kami tuju, aku merasa lega karena tidak perlu lama lama berada dekat dengan Sakusa-san. Bilang aja aku lebay, tapi namanya patah hati itu bagaimana.

Bayangkan melihat mereka berpelukan, bahkan mereka terlihat sangat serasi tadi.

"Komori-san biar aku gendong Kara, sudah dekat rumah kok" Awalnya akan menolak, tapi akhirnya Komori-san memberikan Kara padaku.

"Terima kasih, selamat malam" Aku segera masuk ke rumah setelah berpamitan.

Aku segera membawa Kara ke kamarnya, sementara aku segera pergi mandi dan beristirahat.

Sepertinya ini adalah saatnya untuk menghentikan semua kegiatan yang tidak ada gunanya, jika ternyata orang yang aku suka telah memiliki kekasih, ayo move on.


14.12.20

LuckyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant