Terpaut usia [22]

4.3K 299 1
                                    


Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya Arsen sampai di tempat tujuan bersama Renaldi. Tak lupa ia memberi tahu Levita bahwa sudah sampai, agar gadis itu tidak khawatir.

Setelah mengabari Levita lewat chat, Arsen merebahkan dirinya di ranjang agar bisa istirahat sebelum rapat bersama yang lain. Arsen sempat melihat sebentar ke kantor dan keadaan di sana semua mata menatap penuh harap pada Arsen, agar pria itu dapat menyelamatkan perusahaan itu.

Ia sendiri di dalam kamar, karena Renaldi tengah membeli makan keluar bersama yang lain, dan jalan-jalan menghirup udara malam di kota Cirebon.

Handphonya berbunyi, memperlihatkan nama Levita di sana, yang memvidieo call Arsen, mungkin Levita rindu.

"Apa, kangen, ya," ledek Arsen menggoda Levita.

Levita memepetkan lidahnya.

"Gak. Oh ya, aku cuma mau bilang..."

Perkataannya terputus karena terdengar pintu di ketok. Arsen kira itu Renaldi yang memang bilang ingin memberikan makanan dulu pada Arsen lalu ke luar lagi.

"Bentar, aku buka pintu dulu, kayanya Renaldi deh," pamitnya menyimpan HP di atas nakas menghadap ranjang.

Mau tak mau Arsen bergerak dan membuka kunci tanpa melihat siapa yang datang, seolah yakin kalau itu Renaldi. Karena Renaldi tidak membawa kartu khusus pintu.

"Ku kira kamu gak bakal buka pintu," lirih orang yang masuk kamar Arsen.

Arsen terkejut, karena ia mendengar suara Naura. Langsung saja Arsen membalikkan tubuhnya, dan mendapati Naura yang tengah tersenyum.

"Ngapain di sini?" tanya Arsen gugup.

"Aku mau liat kamu," jawab Naura langsung mendekat ke arah Arsen.

Arsen langsung saja mendorong Naura menjauh darinya, tapi karena Arsen sangat lelah hari ini, ia tidak memiliki banyak tenaga, dan kalah sama Naura yang tenaganya full.

"Na, pliss. Mending Lo pergi, gue capek!" keluh Arsen.

"Arsen, aku masih sayang sama kamu," bisik Naura tepat di samping telinga Arsen.

Arsen diam, tubuhnya kaku. Ia tidak bis amelakukan apapun sekarang, ia pun lupa, bahwa Levita menyaksikan itu dalam layar HPnya yang ia simpan tepat di depan ia berdiri bersama Naura.

Naura mengalungkan tangannya di leher Arsen, kemudian mengecup bibir Arsen sekilas, lalu beralih pada leher Arsen.

Karena leher adalah bagian sensitif yang memang tidak ada siapa pun yang boleh menyentuhnya, Arsen langsung sadar dan mendorong kuat Naura, membuat gadis itu terpental ke arah ranjang, membuat Levita yang melihat itu terkejut dan merasa sakit hati.

Tanpa Levita ketahui apa kebenarannya, gadis itu langsung meneteskan air mata, menyadari bahwa hatinya terluka.

"Come on!" lirih Naura yang sudah berada di kasur.

Niatnya ingin mengusir Naura dengan cara menarik tangan Naura dan menggusur Naura, tapi malah Arsen yang tertarik sampai berada di atas Naura.

"Aku kangen kaya gini," gumam Naura tepat di bawah Arsen.

Arsen menelan ludahnya susah. Bagaimana pun, ia seorang pria, yang masih memiliki hasrat. Lagi-lagi, tangan nakal Naura melingkar di leher Arsen, dan kali ini, Naura berhasil, berhasil membuat Arsen membalas ciumannya.

Bukan hanya sekedar menempel, tapi menggunakan lumatan, sampai suara itu terdengar nyaring di telinga Levita yang tidak bisa melakukan apa apa.

Di sana, Levita hanya menutup mulutnya kuat, agar suaranya tidak terdengar dan hanya membiarkan air mata lolos dari matanya. Sakit rasanya, melihat suami yang akhirnya bisa ia cintai, melakukan ia bersama mantannya.

Terpaut usia ✔️ (BUKU SUDAH DI TERBITKAN)Where stories live. Discover now