[32.] Rasa yang Masih Ada

14 3 0
                                    

Now Playing: Vancouver Sleep Clinic - Summer '09

🎼🎼🎼

Beberapa kali pemuda ganteng itu menguap karena merasa jemu menyaksikan manusia di layar laptop sang mantan. Adam tidak mengerti bagaimana jalan ceritanya dan apa bagusnya. Sementara Rena sedari tadi tidak bisa berhenti melengkungkan sabit di bibir.

"Kenape lu senyum-senyum?"

"Stttt, nggak usah ngebacot."

"Gue cuma nanya."

Rena menekan ikon spasi di keyboard laptopnya untuk menjeda, lalu menatap Adam. "Gue tahu mulut lo itu mau nyinyir, kan? Dan sebelum gue emosi denger lo bacotin segala sesuatu yang berbau Korea, lebih baik lo pulang aja."

"Males, ah."

"Gue udah kasih lo peringatan."

"Bodo amat, Ren." Adam merebahkan badannya di karpet beledu rumah Rena. Menatap langit-langit ruang tamu, menjadikan tangan kanannya sebagai bantal. Lalu, dia berpikir dan menghela napas. "Seumpama gue suka Korea, lo mau mulai lagi sama gue, Ren?"

Untaian kata yang terlahir dari mulut Adam membuat saraf di sekujur raga Rena berhenti berfungsi. Sebelum akhirnya ia menjawab dengan tegas, "Nggak!"

"Kenapa?" Suara lirih Adam menggambarkan bahwa ia sedang lelah.

"Lo kenapa, sih, Dam? Ada masalah?" tanya Rena yang fokusnya terbelah, antara drama yang ia tonton atau sikap Adam yang terkesan aneh.

"Muka gue kelihatan bermasalah?"

"Nggak tahu, nggak peduli juga gue."

Adam dan Rena adalah mantan kekasih. Mereka berpisah karena perbedaan selera. Rena yang fanatik dengan idolanya, dan Adam yang seringkali mencela.

Meskipun Adam tahu bahwa perasaan Rena untuknya perlahan sirna digantikan rasa kecewa, ia tetap bersikukuh tidak mau memiliki seorang musuh. Katakan saja Adam tidak tahu diri dengan mendatangi Rena kemari.

"Lo udah nggak peduli gue, Ren?"

Semua kalimat yang Adam lontarkan adalah ketidaksengajaan. Isi kepala lelaki sunyi itu sedang gaduh.

"Gue, tuh, setiap lihat lo bawaannya pengin emosi, Dam. Benci gue sama lo."

"Tapi?" sambung Adam.

"Tapi? Tapi apa?"

"Lo benci sama gue, tapi ... lo masih ada rasa sama gue."

Rena memilih menyudahi apa yang sedang ditonton. Fokusnya sudah pecah.

Jika manusia sudah tulus mencintai, tidak mudah untuk mengakhiri. Ingin melupakan, pada akhirnya kepikiran. Ingin tidak peduli, pada akhirnya penasaran.

Had to let go that they were no longer together.

Releasing what has been handheld.

Needed a long time to forget someone who has a meaning in our lives.

"Iya ... gue ada rasa sama lo."

Manusia tidak ada yang tahu kapan perasaannya akan tumbuh atau susut di setiap harinya.

Perasaan manusia tidak ada yang kekal. Mereka sering kali bereuforia di awal, lalu semakin lama menjadi bosan.

And every feeling human has to have a keeper so that is still complete.

Karena perasaan Rena tidak ada penjaganya, "Itu dulu, Dam." Perasaan itu hilang perlahan-lahan. "Sekarang gue udah nggak ada rasa sama lo."

"Gara-gara gue nggak suka Korea?"

Something BeautifulWhere stories live. Discover now