2. Minimarket

121 8 4
                                    

Bel pulang akhirnya berbunyi, suara bel sudah terdengar di setiap sudut sekolah.

"Jadi nebeng gak?" tanya Rachel pada Aurora yang masih sibuk merapikan alat tulisnya.

"Jadi, dong. Tapi, gue yang nyetir."

"Kenapa?"

"Biar aman," jawab Aurora sembari mengadahkan tangannya, "Mana kuncinya?" dengan malas Rachel menyerahkan kunci motornya.

"Anak pintar," balas Aurora, kemudian jalan lebih dahulu.

Motor matic yang sering digunakan Rachel balapan ini sudah berumur tiga tahun. Motor ini ia dapat sejak dirinya berumur empat belas tahun, saat dia duduk di bangku kelas dua SMP. Ayahnya yang memberikan itu sesuai permintaannya. Rachel bergabung di club motor sejak kelas tiga SMP, tanpa sepengetahuan Ayahnya.

Club motor yang Rachel ikuti juga sudah legal. Tapi, Rachel masih sering mengikuti balap liar tanpa ijin. Jadi, jika sesuatu yang diinginkan terjadi padanya, itu diluar tanggung jawab dari club motor yang dia ikuti.

"Club motor emang sering ngumpul gitu, ya?" tanya Aurora sambil mengeluarkan motor dari parkiran.

"Pengen cari club motor yang lain aja. Club motor yang gue ikutin udah gak asik sekarang. Jarang ngumpul gitu, jadi males."

"Lah, terus seminggu kemarin lo keluar sama siapa?"

"Anak motor yang lain. Kita berasal dari club motor yang beda-beda gitu," jelas Rachel.

"Lo balapan sama orang banyak kemarin? Gue heran kenapa lo bisa menang," Aurora menghentikan aktivitasnya.

"Kenapa harus heran? Gue kan emang jiwa pemenang. Lagian gue kalo balapan cuman lawan satu atau dua orang, gak banyak. Kalo yang banyak, itu balap resmi." jelas Rachel.

"Jadi, selama ini lo balap liar?" tanya Aurora, Rachel spontan menginjak kaki sahabatnya itu.

"Jangan kenceng-kenceng, gila! Kalo ada yang denger, gimana?" tanya Rachel dengan nada berbisik.

"Parah, sih!" respon Aurora sambil menggelengkan kepala.

"Ayo pulang," ajak Rachel.

Aurora mulai menaiki motor dan mulai menyalakan mesin, motor keluar dari area sekolah.

"Lo kalo balapan ada cowoknya?" tanya Aurora di perjalanan.

"Gak, mereka mana mau balap sama cewek. Gue belum pernah balapan sama cowok sampe saat ini. Cewek lemah, makanya gue menang terus."

"Oke, ini bukti kalo lo bukan cewek asli. Kok gue baru tau, El?"

Rachel memukul helm yang tepat berada di hadapannya, "Gue lapor bapak gue, ya?"

"Dih, gitu doang ngadu." balas Aurora, meremehkan. Rachel diam, sepertinya dia tidak dengar apa yang dikatakan Aurora.

"El?" panggil Aurora, "Ntar mampir di minimarket, ya? Gue haus banget."

"Ya elah, Ra. Kita ini otw pulang, tahan dikit napa!"

"Pokoknya gue mau minum," Aurora mengendarai motor menuju ke salah satu minimarket terdekat. Belum sampai di depan minimarket, Rachel sudah menepuk pundak Aurora untuk berhenti.

"Kenapa, sih?"

"Kenapa minimarket ini?"

"Kenapa emangnya?"

"Ada kang parkirnya," jawab Rachel sambil menunjuk ke arah minimarket tersebut.

"Masalahnya apa, Rachel Kadelyn?"

EL!Where stories live. Discover now