8. Nightmare

56 3 3
                                    

Pagi ini tidak seperti biasanya. Ada yang aneh, tapi Rachel tidak tahu itu apa.

"El, lo dicariin bang Zaki." kata cowok yang Rachel temui, dia yang memberikan kontak Zaki kemarin.

"Kenapa?" tanya Rachel dengan wajah panik.

"Gak tau, pokoknya lo dicariin. Kalo gue gak bawa lo ke dia, gue bakal habis."

Rachel melebarkan matanya, "Eh, itu Zaki bukan?" kata Rachel, menunjuk ke sembarang arah.

"Mana?" tanyanya. "El?" dia menoleh dan Rachel sudah tidak ada di tempat.

Mading benar-benar dikerumuni banyak orang. Rachel mendekat karena penasaran. Sticky note kuning, itu milik Rachel yang dia tempel pada sebuah motor di parkiran sekolah kala itu. Terdapat tulisan, "Dicari Rachel Kadelyn! Hubungi: anggota geng rusuh."

Dengan cepat Rachel melepas pengumuman itu dan menoleh ke kanan kiri sambil tersenyum, "Gue duluan," katanya di sela aktivitasnya.

"El!" suara itu? Itu Aurora. Aurora berlari menghampiri Rachel.

"Gue harus gimana, Ra? Gue dicari-cari sama anak geng rusuh. Apalagi sama Zaki."

"Gue bilang juga apa?" balas Aurora.

"Rachel Kadelyn!" Rachel dan Aurora menoleh, menemukan Zaki dan teman-temannya, "Lo gak bisa lari kemana-mana sekarang," Zaki mendekat, mereka semakin tak ada jarak.

"Please jangan apa-apain gue!" respon Rachel saat Zaki dan teman-temannya mulai mendekat.

"RACHEL KADELYN!!" suara itu semakin keras dan Rachel mulai membuka matanya.

Rachel terbangun dari tidurnya, dia menemukan Aurora di kamarnya. "Lo gimana, sih? Katanya mau olahraga bareng."

"Ini hari apa?" tanya Rachel.

"Minggu," balas Aurora.

"Fiuh, untung cuman mimpi." Rachel membaringkan tubuhnya lagi.

"Emang lo mimpi apa?"

"Kepo banget jadi orang! Udahlah, gue mau siap-siap dulu." balas Rachel kemudian beranjak dari tempat tidurnya.

***

"Ayo, El!" seru Aurora pada Rachel yang masih sibuk mengenakan sepatu olahraganya.

"Sabar," balas Rachel.

Rachel dan Aurora lari santai mengelilingi perumahan Rachel pagi ini, "Oh iya, katanya ada anggota geng rusuh yang satu perumahan sama lo. Tau gak?"

Rachel mengangguk, "Tau, rumahnya gak jauh dari gue. Gue sering liat dia, tapi gak tau namanya."

"Rumahnya tau?"

"Tau kayaknya, gue pernah liat dia keluar dari salah satu rumah."

"Mau liat, dong." Rachel mengangguk.

Mereka berhenti di rumah yang cukup mewah, ada tulisan "Yang punya rumah plihara ikan ajaib!" di pagarnya.

"Ini rumahnya?"

"Gak percaya? Mau gue panggilin, biar yang punya rumah keluar?" Aurora menggelengkan kepala cepat.

**Tinn..

Klakson mobil berbunyi, suara itu berasal dari belakang mereka yang pastinya akan berhenti dirumah dimana mereka berhenti sekarang.

"Biasa aja dong, klaksonnya!" balas Rachel emosi.

Orang-orang yang berada di dalam mobil, kini keluar. Rachel dan Aurora langsung melebarkan mata, melihat siapa yang berada dihadapan mereka saat ini.

"Cabut, Ra!" bisik Rachel.

Gerbang yang tinggi semampai terbuka, menunjukkan seseorang dengan penampilan sederhana. "Eh apa, nih? Bawa bidadari gak pakek bilang, kan bisa gue bikinin mahkota. Biar jadi putri kerajaan sekalian."

Rachel mencekal tangan Aurora, hendak menariknya pergi dari sana. Tapi, siapa sangka? Zaki mendekati Rachel dengan langkah yang sedikit karena kakinya yang panjang.

Zaki mencekal tangan Rachel yang lain, "Jadi pacar gue!" kata Zaki tanpa aba-aba, membuat mereka semua yang ada di tempat terkejut bukan main.

"Freak!" respon Rachel. Dia hendak pergi, tapi tangannya tak kunjung dilepaskan. "Lepasin!"

"Mulai hari ini, lo harus jadi cewe gue! Besok di sekolah, lo harus bilang ke semuanya, kalo lo cewe gue. Gak ada yang bisa gangguin lo. Begitu pun sebaliknya, gak ada yang bisa gangguin gue karena gue udah punya lo."

"Bentar. Lo masih bisa mikir pakek akal sehat, kan?"

"Gue sehat banget, kok. Kalo lo nolak permintaan gue, gue bakal laporin ke sekolah kalo lo sering balap liar. Gue tau kok, siapa aja lawan lo selama ini. Gue tau tempatnya dan tau lo taro taruhan di setiap permainan."

"Bukannya lo itu es, ya, bukan manusia? Ternyata selain omongan lo yang suka nyakitin, lo juga banyak bacot, ya?"

"Lo harus tanggung jawab! Karena ulah lo, gue jadi digangguin cewe gatel dari kelas lo."

"Ouh, jadi gue harus jadi cewe lo buat ngelurusin semua ini?" Zaki mengangguk. "Lo tinggal ganti kartu aja, apa susahnya? Ganti akun kalo capek, mah."

"Tau, followers banyak harusnya bisa endorse, dong. Dimanfaatkan," celetuk Aurora.

"Gue gak mau tau. Ayo cabut!" instruksinya, kemudian mereka semua masuk ke dalam mobil.

"Salam kenal, gue Yogi temennya Zaki. Zaki kalo ngomong gak main-main. Kalo mau aman, ikutin aja cara mainnya."

"Yog, ayo!" panggil salah satu temennya. Yogi melambaikan tangannya, kemudian menutup pagar dan masuk ke mobil.

"Gue bilang juga apa? Masalah lo ini gak segampang ganti kartu." kata Aurora.

Rachel mengacak rambut frustrasi. Jika dia bisa meramal masa depan, mungkin dia tidak akan melakukan hal yang bodoh ini. Berurusan dengan kapten basket SMA Alaska? Ini mimpi buruk!

***

Basa-basinya si Aku:

hai teman-teman.. aku up nih!! jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya. follow ig dan tiktok aku jugaa dongg, atau mutualan yuk! namanya (@) untukbesok
terimakasiii

EL!Where stories live. Discover now