9. Jadian

60 2 0
                                    

"Pagi sayang?" sapa Ayah Rachel. Pagi ini mereka sarapan bersama.

"Pagi, tumben pak bos belum berangkat? Biasanya gak sempat sarapan."

"Kerjaan papa udah lumayan ringan hari ini, gak terlalu padat. Mau papa anterin ke sekolah? Udah lama gak nganterin gadisnya papa."

"Bisa banget, ayo deh!"

"Misi, Pak. El, udah dijemput temennya."

"Kamu bareng Aurora?" Rachel menggelengkan kepala.

"Bukan Aurora, cowo naik motor hijau. Ganteng kayaknya, gak keliatan karena pakek helm."

"Bentar, pa. El keluar dulu."

Cowo itu membuka helm-nya saat melihat Rachel keluar dari rumah. "Ayo berangkat, gue gak suka cewe lama. Apalagi kalo sampe telat."

"Gue gak nyuruh lo buat suka sama gue, ya! Lagian gue juga gak butuh tebengan."

"El," tanpa mereka ketahui, ternyata Ayah Rachel sudah memperhatikan mereka.

"Siapa ini?" tanyanya.

"Saya Zaki, om. Pacarnya Rachel," Rachel memberi tatapan minta penjelasan.

"Oh, saya gak pernah tau soal kamu. Rachel juga jarang sekolah, gimana bisa dia punya temen lain selain Aurora." Rachel menatap Ayahnya malas. "Sejak kapan pacarannya?"

"Baru kemarin kok, om."

Ayahnya hanya manggut-manggut paham. "Ya udah kalo gitu buruan berangkat, keburu telat. Papa ambilin tas kamu dulu, ya?" Ayah Rachel mengusap puncak kepala Rachel, "Udah gede cie, anak papa." sembari tersenyum, kemudian dibalas dengan senyuman terpaksa. Ayahnya mengambil tas Rachel yang tertinggal di meja makan.

"Kenapa bokap gue harus tau, sih? Soal hubungan main-mainan lo ini?"

"Emang bokap lo tau kalo lo balap liar? Gak, kan?"

***

Aurora menemukan Rachel yang sedari tadi hanya melamun, "Mikirin apa, El?"

"Zaki tuh ternyata nyebelin, ya? Apa gue harus pasang baliho dimana-mana, biar semua orang tau gue sama dia jadian?"

"Ih, ini masih pagi, El. Emang kenapa, sih?"

"Dia suruh gue pengumuman di kantin nanti waktu istirahat, kalo gue sama dia jadian."

"Wow, kalo gini biasanya dia tipe possesive boyfriend. Gak ada yang boleh gangguin cewenya."

"Ck, sampe bokap gue juga tau. Gak habis pikir, emang ada kemungkinan apa bokap gue bakal gangguin dia, kalo tau dia single."

"Hahaha, plis ini lucu banget. Gue gak ngerti aturan mainnya gimana. Kalo gitu kenapa gak jadian beneran aja, sih?"

"Iya juga, ya? Suka gak suka yang penting jadian, kan?" Aurora mengangguk ragu. Bukan itu yang dia maksud, tapi.. sudahlah!

Baru kali ini Rachel menghindari waktu istirahat. Jika bisa, dia ingin menghilang sekarang untuk menghindari pacar palsunya.

"Ayo, El! Gue udah laper banget, nih." Aurora menarik tangan Rachel, mengajaknya keluar kelas. Rachel terlihat lemas, tapi Aurora tidak peduli.

Kini makanan sudah ada dihadapan mereka, Rachel menikmati makanan pesanannya itu. Sampai pada akhirnya, suasana berubah. Keberadaan geng rusuh benar-benar asing di kantin SMA Alaska.

Aurora menyenggol lengan Rachel, membuatnya berhenti melahap makanannya. Tatapannya kini tertuju pada gerombolan geng rusuh beserta anak nakal Alaska lainnya.

EL!Where stories live. Discover now