2.3 {A Valuable Gift} ~ Seok Ji Side

262 33 3
                                    

Pagi yang indah...

Aku segera turun dari tempat tidur dan tak lupa mengucap syukur pada-Nya karena aku masih boleh bernafas hari ini...

Kenapa sepi sekali?? Kemana ibu?? Aku berinisiatif pergi ke dapur, siapa tau ibu sedang memasak... Tapi nihil, ibu tidak ada di manapun... Ahh ibu meninggalkan catatan untukku ternyata, catatan itu diletakkan di meja makan...

Seok Ji, ibu pergi ke pasar... Mandilah dulu, ibu akan segera kembali... Selamat ulang tahun sayang...

Aku hanya manggut-manggut dan segera melakukan apa yang ibu perintahkan... Setelah mandi aku memutuskan untuk membaca buku-buku yang kemarin Paman Jihoon 'hadiahkan' padaku...

Memang aku kesal sih, tapi Paman Jihoon pasti punya alasan menyuruhku membaca semua buku ini... Ahh Paman Jihoon terimakasih... Aku akan menyelesaikan nya dalam satu Minggu aku janji...

Aku mulai duduk di meja khusus yang biasa kugunakan untuk belajar... Helai demi helai kubaca dan kusimpan dalam otakku...

"Seorang pangeran harus meneruskan tahta ayahnya... Jika ia memiliki saudara maka saudara tertuanya yang akan menggantikan ayahnya..."

"Cihh mengapa harus mengganti kan tahta ayahnya?? Bukankah itu pemaksaan?? Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya sendiri... Aku tidak mengerti..."

Monolog Ji heran... Mengapa peraturan kerajaan sangat banyak dan rumit... Seperti penjara saja batinnya...

"Seorang pangeran memang harus menggantikan ayahnya sebagai raja selanjutnya... Seorang pangeran mewarisi darah bangsawan milik orang tuanya dan seorang pangeran dididik secara khusus agar siap menjadi raja selanjutnya..."

Dia terlalu asik membaca sampai tidak menyadari ibunya sudah berdiri memerhatikan nya... Senyum indahnya terukir saat melihat ibunya sudah pulang...

"Hehe ibu... Tapi Bu, bukankah itu pemaksaan?? Dia tidak bisa bermain bersama teman-temannya dan juga dia harus terus menerus belajar... Apakah dia tidak bisa memilih jalan hidupnya sendiri??"

"Memang seperti itulah kehidupan seorang pangeran... Dia hanya bisa bermain oleh orang yang sederajat dengan nya... Dan dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi raja selanjutnya... Coba kau bayangkan, jika seorang pangeran tidak mau menjadi raja lalu siapa yang akan menggantikan nya?? Apakah boleh tahta itu diberikan kepada rakyat biasa?? Tentu saja tidak boleh, kerajaan bisa hancur bila dikuasai oleh orang yang salah..."

"Ahhh benar juga... Terimakasih ibu..."

"Sudah lanjutkan yaa... Ibu akan memasak dulu..."

Aku hanya mengangguk dan menikmati usapan yang diberikan ibu... Hangat sekali... Meskipun ibu selalu bekerja keras tetapi tangannya masih sangat lembut...

 Meskipun ibu selalu bekerja keras tetapi tangannya masih sangat lembut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gealltanais grá agus onóra [DISCONTINUED] Where stories live. Discover now