Tanubara-13: Bara's Reason

6.3K 944 110
                                    

BARA berjalan menuju pintu rooftoop, dengan hati-hati ia berjalan menuruni satu persatu anak tangga karena kini ada Queen dalam gendongannya.

Kalau ditanya pegal atau tidak, jawabannya sudah tentu iya pegal. Sangat malah. Menggendong lima belas menit di rooftop ditambah harus menggendong menuruni anak tangga. 

Tanpa mengeluh sedikitpun, Bara menuruni semua anak tangga untuk tiba di lantai satu. Meskipun sangat terasa pegalnya, tapi kalau ia lengah dan lemah, Queen yang bisa berada dalam bahaya.

Sebenarnya SMA Pelita memiliki fasilitas lift untuk siswa dan guru. Hanya saja setiap hari Minggu atau hari libur, lift akan di matikan. Dan mau tidak mau, untuk mencapai lantai atas harus melewati banyaknya anak tangga.

Kemudian Bara berjalan melewati gerbang sekolah, ia membiarkan motornya terparkir begitu saja di gerbang karena tidak diperbolehkan masuk ke dalam parkiran oleh satpam.

Bara melangkah lebar menuju warbel. Jaraknya tidak jauh dari sekolah. Tidak sampai lima menit pun sampai walau hanya jalan kaki. Tapi, tadi Bara menaiki motor agar Queen tak perlu berjalan.

Kedatangan Bara sambil menggendong Queen seperti anak kecil, lagi-lagi membuat mereka yang ada diwarbel menatapnya terkejut. Melalui mata dan bibirnya, Bara memberi kode pada mereka untuk tidak berisik.

Dan seketika warbel pun hening.

"Ibi maaf, Bara mau minjem kamar Ibi sebentar boleh?" Tanya Bara dengan suara pelan.

Ibi yang juga sangat terkejut pada pemandangan Bara menggendong seorang perempuan pun mengangguk. Beliau berjalan menuju kamarnya dan mempersilahkan Bara untuk meletakkan Queen diatas kasur.

Mereka pun keluar, tak lupa Bara menutup pintu kamar agar tak mengganggu tidur Queen.

"Atuh Bara, naha teu dibawa ka imah we? Karunya pisan tidur di kasur ibi mah keras."

(Bara, kenapa gak dibawa ke rumah saja? Kasian banget tidur dikasur ibi keras)

"Gapapa Bi, nitip sebentar ya. Nanti kalau dia bangun Bara belum datang, bilang aja Bara lagi ke sekolah ada yang ketinggalan. Suruh dia tunggu Bara, bikinin makanan aja Bi, nanti Bara yang bayar."

"Heeh Ibi ge paham, meuni cerewet kitu ka si neng geulis."

(Iya Ibi juga paham, cerewet begitu ke si neng cantik)

"Makasih ya Ibi, anggap aja itu Bara sewa kamar." Kata Bara merasa tak enak hati.

"Kalem, kos ka saha wae. Lamun rek indit, geura indit. Bisi si eneng kaburu hudang, engke di teangan."

(Kalem, kayak ke siapa saja. Kalau mau pergi cepet pergi. Takut si eneng keburu bangun, nanti dicariin)

Bara tersenyum dan mengangguk. Ia berjalan keluar, menghampiri teman-temannya yang menatapnya penuh selidik.

"Cie Bara cieeeee," heboh Dion dan Reza.

"Berisik!" Kata Bara Galak.

"Duh ciee Bara sudah main gendong-gendongan aja."

"Bara berani banget nidurin anak orang," ceplos Dion ambigu.

"Gak ada contekan dalam bentuk apapun sampai lulus sekolah." Tukas Bara membuat Dion dan Reza melotot seketika.

"Jahat banget lo Bar, main ngancem-ngancem." Rajuk Dion.

Bara tak menanggapi ucapan Dion, ia berkecak pinggang dan menatap semua anggota marvel yang ada disana.

"Jangan terlalu berisik, sampai Queen bangun gara-gara kalian terlalu berisik, habis lo semua di tangan gue." Peringat Bara dengan tajam.

"Jagain Queen, jangan ada yang berani macem-macem. Atau lo semua berhadapan sama gue."

TANUBARAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin