Tanubara-19: Business Party

4.9K 856 240
                                    

MALAMNYA saat Queen kembali keluar dari kamarnya, seisi rumah nampak sepi. Queen tak acuh, ia hendak berjalan ke dapur dengan membawa gelas air yang tadi siang ia ambil.

Namun langkah Queen terhenti, ia tertarik pada sebuah kertas yang ada diatas meja ruang keluarga.

Queen meletakkan gelasnya di atas meja, ia mengambil kertas itu dan membacanya dengan teliti.

To:

Mr. Aksa Revandra and His Family

Ini adalah sebuah undangan business party, Queen tahu tentang pesta ini. Pesta yang selalu diadakan setiap setahun sekali, secara bergilir oleh para pebisnis sukses.

Sejak kecil, Queen selalu ikut dalam acara seperti ini. Karena pesta tersebut tidak membatasi usia. Terlebih, satu undangan tidak hanya untuk satu orang. Tapi mencapai lima belas orang. Karena yang di undang bukan hanya pribadi sang pebisnis ataupun pemilik jabatan tinggi di perusahaan atau sang investor, melainkan bersama keluarganya.

Keluarga yang di maksud pun bukan hanya keluarga inti, tapi bisa juga keluarga besar. Dan business party seperti ini, sangat dinanti-nanti.

Dan itu lah alasan Aksa beserta sang keluarga baru pergi belanja. Juga alasan Ibu dan Saudari tiri Queen mengundang pegawai salon untuk datang ke rumah.

Queen merasa di kucilkan, ia merasa terasingkan.

Kenapa tidak ada seorang pun yang memberitahunya? Apakah kehadirannya benar-benar tak di anggap?

"Queen, malam ini kamu jaga rumah ya. Papah dan Mamah Vina juga Diva akan pergi. Kemungkinan, kami akan pulang larut malam."

Seketika Queen berbalik, ia menatap ketiga orang yang sudah rapi dengan pakaian pesta mereka masing-masing. Papahnya dengan setelan jas berwarna hitam dan dasi berwarna silver, sang Ibu tiri yang memakai long dress berwarna silver, terakhir Saudari tirinya yang menggunakan dress selutut tanpa lengan yang juga berwarna silver.

"Kenapa Queen gak di ajak? Kenapa gak ada yang kasih tahu Queen? Padahal jelas-jelas di sini tertera untuk Mr. Aksa Revandra and his family." Queen mengacungkan undangan yang sedang ia pegang. "Jadi Queen bukan bagian dari keluarga Papah? Lalu Queen ini siapa?"

"Bukannya kamu sendiri yang menolak ikut? Mamah Vina bilang dia sudah ajak kamu, tapi kamu sendiri yang menolak karena ingin belajar di rumah."

Pandangan Queen beralih menatap Ibu Tirinya yang memasang wajah pongah tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Gak ada yang pernah ajak Queen ke acara ini, bahkan Queen sama sekali gak tahu perihal ini."

Aksa beralih menatap Vina, menuntut penjelasan.

"Maaf mas, aku lupa. Waktu itu yang aku tanya ternyata Diva, dia bilang awalnya gak mau ikut karena mau belajar. Tapi kemarin Diva berubah pikiran, dan dia memilih ikut. Aduh aku lupa kasih tahu Queen." Vina yang semula memasang wajah pongah, mendadak berubah seakan merasa bersalah.

Alasan tidak masuk akal seperti apa lagi ini? Tanya Queen dalam hati.

"Yasudah lah Queen, sekarang kamu siap-siap. Kami tunggu, jangan terlalu lama." Pasrah Aksa.

"Pah kalau tunggu Kak Queen, nanti kita telat. Emangnya Papah gak malu sama teman-teman Papah kalau telat datang?" Kata Diva, membuat Queen mengurungkan langkahnya yang hendak menuju kamar.

"Benar kata Diva Mas, apalagi Queen ini perempuan. Dia pasti butuh waktu lama untuk persiapan ke sebuah pesta."

Queen menggigit bibir bagian dalam miliknya, ia menahan kesal atas segala drama yang sedang dimainkan oleh kedua nenek sihir di hadapannya.

TANUBARAWhere stories live. Discover now