21. luka

1.9K 352 18
                                    

aku segera menelfon nomer yang  mengirimkan pesan tadi padaku.

"kamu sudah membacanya bukan?" sapa hyosuke dari sebrang telfon sana.

"bayar hutang orang tuamu, perempuan bodoh!" teriak hyosuke dari sana. aku menggigit bibir bawahku menahan air mata yang hendak menerobos begitu saja.

"b-berapa yang mereka hutang padamu?" tanyaku dengan suara bergetar. tanganku mengepal erat.

"5 juta yen!" ucap hyosuke dari sbrang telfon sana. "5 juta yen..."

"aku akan menyicilnya.."

"AKU INGIN UANG, ATAU KAMUNYA SEKARANG!! atau kamu ingin krang tuamu mati begitu saja???" bentak hyosuke.

air mata mulai membasahi pipiku, bahu ku bergetar ketakutan. mungkin 5 juta yen terlihat kecil oleh beberapa orang, tetapi bagiku mendapatkannya dalam waktu dekat, itu mustahil...

"onii-san ku dimana?" tanyaku dengan suara bergetar.

"hah?? kamu pikir dia akan membantumu?!!! cih dia kabur dariku begitu saja!!" air mataku semakin jatuh begitu saja.

"perempuan tidak berguna, cepat kemari atau orang tuamu akan segera mati!!" aku berusaha menahan isakkanku. aku segera berdiri dan membawa tasku, aku harus segera pulang.

---



"(name)?!" aku baru saja keluar kamar naoya. tiba-tiba dia sudah berdiri di luar sana, membuatku tidak sengaja menabrak tubuhnya.

"m-maaf, a-aku hiks-" aku tidak bisa melanjutkan perkataanku, dadaku terasa sesak.

"tenang dulu.." naoya mendekapku dalam pelukannya, dia mengusap rambutku dengan lembut.

"a-aku harus p-pula  -ng." gumamku pelan sambil terisak.

"aku tidak tau kamu bicara apa (name).. berhentilah menangis dulu..." 5 menit berlalu, dan kita masih mempertahankan posisi berpelukan di tengah lorong.

"sudah?" tanya naoya lembut. aku menenggelamkan kepalaku di bahu naoya, aku mengangguk kecil. helaan nafas kasar terdengar dari mulutku.

"aku- harus bertemu dengan hyosuke"

"lelaki kemarin?"

"iya" aku mengangguk pelan.

"gak boleh!" ucap naoya tegas.

"aku juga tidak mau, t-tapi dia mengancam. orang tuaku.." aku bergumam dengan suara lemah, netraku kembali berkaca-kaca.

"aku akan membunuhnya.." naoya mengeluarkan aura membunuh yang sangat tajam.

"itu tindakan kriminal, naoya-san.. jangan kamu lakukan.."

"memangnya apa yang dia inginkan?! apa yang orang tuamu perbuat?" naoya menunduk dan mencengkram kedua bahuku erat.

"a-aku tidak mungkin memberitau masalah ini padamu" ucapku dengan suara lirih. naoya menatapku dengan tatapan tajam. membuatku sedikit takut.

tiba-tiba tangan naoya beralih merebut ponsel dari genggamanku. aku tidak sempat mencegahnya, dia sudah membaca chatku dengan hyosuke.

"5 juta yen? aku bisa memberikan padamu sekarang juga" naoya segera membuka ponsel miliknya.

"aku tidak mungkin menerima uangmu!" ucapku dengan nada meninggi. naoya menatap sekelilingnya, lalu dia segera menarik tanganku untuk kembali ke kamarnya.

"kenapa tidak? aku tidak akan menagih uang sekecil itu darimu" ucap naoya dengan sombong.

"bukan masalah itu... aku hanya"

"kamu ingin menikahi lelaki itu?!" tanya naoya sedikit meninggikan suaranya. aku menggeleng pelan, sambil menunduk.

"aku sudah mengirimkan uangnya ke rekeningmu, "

"a-apa?!" naoya menyodorkan ponselku kembali.

"tabungan mu bahkan tidak sampai sepersepuluh dari utang itu."

"k-kamu tau passwordnya dari mana?!"

"hanya menebak," ucap naoya enteng.

"a-aku akan segera mengembalikannya padamu!" ucapku dengan netra berkaca-kaca.

"terserah, tapi jangan sampai memaksakan dirimu sendiri."




To be Continued
Jangan lupa vote

Between Love and Hate (Naoya Zenin x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang