Kenalin, nama gue Boruto Uzumaki. Cowok paling kece se-Konoha. Bukan cuma tampang gue aja yang kece, tapi otak gue juga kece. Selalu juara satu di kelas, bahkan satu sekolah.
Bokap gue pemilik sekolah. So, bisa dibilang keluarga gue tajir. Gue ga p...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Sasuke yang tengah menyantap sarapannya menoleh pada Sarada. "Ngga, kan mau bantuin mama kamu beres-beres rumah." Sasuke melirik Sakura yang masih berkutat dengan kardus-kardus berisi barang-barang mereka saat pindahan kemarin. Masih banyak yang belum dibereskan. Kemarin mereka hanya sebatas memindahkan furnitur dan menata letaknya saja. Barang-barang yang kecil masih tersimpan di kardus.
"Sayang, kardus yang isinya alat-alat dapur di mana ya?" Sakura tengah kelimpungan memeriknya kardus satu persatu utnuk mencari peralatan masaknya. Saat hendak memasak tadi pagi, Sakura baru menyadari kalau ternyata ia lupa menamai setiap kardus saat mereka berkemas kemarin-kemarin. Alhasil ia tidak tahu yang mana kardus yang berisi alat masak dan barang-barangnya yang lain. Jadilah pagi ini mereka sarapan lewat jasa pesan antar.
"Kebiasaan." dengus Sasuke geli. Sejak dulu istrinya itu memang tak pernah berubah. Sakura itu wanita yang cerdas, bahkan kecerdasannya melebihi Sasuke. Hanya saja kadang ceroboh dan pelupa pada hal-hal kecil seperti ini.
"Harusnya dinamain dulu, mah. Perasaan Sarada udah ngingetin kemaren." Sarada menyendok nasi goreng miliknya dan melahapnya. Untunglah untuk barang-barang Sarada, gadis itu sendiri yang mengemasnya. Ia pun sudah memberi nama pada setiap kardus. Sehingga tidak sulit untuk mencari seragam, buku-buku, dan tas sekolahnya.
"Ya mau gimana lagi, mama lupa, Sar." Sakura mendesah pelan lalu kembali sibuk membuka satu-persatu kardus.
"Tadi kamu tanya papah ke kantor atau ngga, memangnya kenapa, Sar?" tanya Sasuke seraya meneguk sebotol air. Sakura tak berhasil menemukan di mana gelas mereka berada. Alhasil tadi pagi-pagi sekali Sasuke pergi ke minimarket di dekat sini untuk membeli air minum dan makanan kucing untuk Michan.
"Tadinya mau nebeng gitu. Tapi gapapa Sarada naik bus aja deh. Kebetulan haltenya deket banget. Beda sama rumah yang dulu."
"Gapapa kamu naik bus?"
Sarada mengangguk lalu meraih tasnya. "Kalo gitu Sarada berangkat ya, pah, mah." Sasuke mengangguk pelan. "Hati-hati dijalan."
"Hati-hati ya sayang!" Sarada terkekeh geli mendengar teriakan mamanya dari dapur yang masih sibuk berkutat dengan kardus-kardus.
Sarada menyempatkan untuk mengelus kepala Michan yang sedang menyantap makanannya sebelum melangkah pergi. "Dah Michan. Baik-baik ya di rumah sama mama papa." Kucing kecil itu behenti makan lalu mendengkur manja menikmati elusan Sarada. Sarada tersenyum kecil lalu beranjak menuju pintu.
Tapi belum sempat ia mencapai pintu depan, handphone-nya bergetar. Saat ia mengeceknya, nama Boruto terpampang di sana.
Boruto-baka Gue tunggu di luar, Sar. Kita berangkat bareng, oke? ^_^