Kenalin, nama gue Boruto Uzumaki. Cowok paling kece se-Konoha. Bukan cuma tampang gue aja yang kece, tapi otak gue juga kece. Selalu juara satu di kelas, bahkan satu sekolah.
Bokap gue pemilik sekolah. So, bisa dibilang keluarga gue tajir. Gue ga p...
Biar lebih menghayati, sambil dengerin lagu di playlist yaaa
Jangan lupa VOTE okee! 🙂
Kalo boleh jujur, yaa nulis itu capek, capek mikir, capek ngetik. Jadi ga salah kan kalo aku pengen dapet apresiasi gitu dari hasio tulisan aku 😅 Jadi kalo kalian suka sama cerita ini, seengganya tunjukin dengan cara VOTE dan COMMENT yaa😉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ch 26 : Batas dari Kesabaran dan Rasa Sakit
. . . . . . . . . Happy Reading . . . . . . . . .
"Gue cinta sama lo, Sar."
Deg
Sarada terpaku di tempatnya. Merasakan gejolak aneh di dadanya.
Boruto menatap Sarada dengan begitu lekat. Sambil mengusap pelan bibir gadis itu yang sedikit terbuka. Tapi Sarada tetap diam, tak mengucapkan apa pun. Matanya menatap ke depan dengan tatapan yang tak bisa ia baca. Membuat Boruto menerka-nerka apa yang sedang gadis itu pikirkan.
"Sar... Jangan diem aja..." Boruto berusaha menjaga nada suaranya agar tetap tenang. Walau nyatanya jantungnya tengah berdegup kencang saat ini. "Gue deg-degan ini."
Sarada tiba-tiba menyentakkan tangan Boruto dari wajahnya lalu menampar wajah Boruto dengan keras hingga berbunyi 'plak'. Membuat dada Boruto mencelos.
"Nggak. Lo ga cinta sama gue."
Deg
Boruto tersentak. Dari semua kemungkinan jawaban dari gadis itu yang pikirkan. Opsi ini tak pernah melintas di pikirannya. Apa... maksudnya?
"Lo ga denger? Jelas-jelas gue bilang, gue cinta sama lo, Sar." Boruto tak habis pikir.
Sarada menggeleng. Lalu ia mendongak menatap Boruto dengan tatapan yang sendu. Apa ini? Kenapa tatapan matanya memancarkan luka? "Lo salah. Lo ga cinta sama gue. Lo cuma main-main. Lo cuma mau mempermainkan gue."
Boruto merasa jantungnya seakan tertusuk. Ia terdiam membisu untuk beberapa saat.
Yang benar saja. Main-main? Bahkan kata itu tidak pernah terlintas sedikit pun di pikiran Boruto.
Selama ini Sarada menganggapnya main-main? Padahal semua perhatian spesial dari Boruto cuma diberikan padanya. Padahal cuma Sarada satu-satunyaa cewek yang diperlakukan dengan spesial olehnya. Tapi cewek itu menganggapnya hanya main-main?
Boruto terkekeh. "Main-main lo bilang?"
Sarada menggigit bibirnya, mati-matian menekan perasaan sakit yang tiba-tiba melingkupi relung hatinya tatkala mendengar nada getir dari tawa Boruto.
"Memang bener, kan?" ujar Sarada.
"Lo ga pernah serius sama gue. Bahkan sejak awal. Lo cuma penasaran. Lo penasaran karena menurut lo gue beda sama cewek lain yang bisa dengan dengan mudah lo dapetin. Iya, kan?"