👿 DUE👿

68 34 95
                                    

× Jejak ×

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

× Jejak ×


Tedy kembali melihat data-data orang yang mendaftar di Antrax situs, situs yang Rico buat hanya untuk orang-orang pandai dalam mata-mata.

Situs Antrax mencari anggota menjadi booming di internet, jadi Rico berusaha untuk menutup semua berita itu agar masyarakat luar tidak mengetahui Antrax lagi.

Antrax mata-mata bukan geng motor seperti Alaksa, jadi mereka harus sangat tertutup.

"Kapan mulainya?"

"Setelah pendaftaran di tutup, lalu kita akan liat semua jawaban anak-anak ini," ujar Rico.

Anggota lainnya hanya menunggu perintah, kalau belum ada perintah untuk turun lapangan mereka tetap akan bersantai di markas.

"Beri tantangan yok," usul Ruru.

Tedy menatap keadaan Ruru yang masih berbaring di sebelah Kipli. "Apa Ru?" tanyanya mewakilkan lainnya.

"Kita waktu nyari markas sangat susah, apalagi areanya. Bagaimana buat mereka mencari tempat sendiri, lalu siapa yang lebih cepat nemuin tempat bagus buat anggotanya. Dia ketuanya," ungkap Ruru sontak membuat markas hening.

Bagaimana bisa mereka tidak kepikiran ide yang cemerlang seperti itu, Ruru bukan hanya tangan kanan yang berguna, tapi dia juga dikaruniai otak yang cemerlang.

"Bakal seru!" seru Pepet.

"Dini bakal gue kasih tau," ujar Tedy menahan senyum cerahnya.

Mencari anggota memang menyenangkan, walau mereka akan lepas jabatan. Tetap saja, mempunyai generasi selanjutnya itu hebat.

"Terus kalau kita udah pensiun, ngapain terus kita?" desah Pepet.

Antrax juga memikirkan apa yang di ucapkan Pepet, selama ini mereka selalu fokus dengan Antrax sampai lupa lainnya.

"Dini udah nikah bahkan kita bakal jadi paman, terus nggak ada yang mau nyusul ketua?" tanya Rico penuh keirian.

Ruru ikut sedih, walau tidak mengerti apa ucapan anak-anak lainnya. Tapi melihat wajah kusut mereka, membuat Ruru turut prihatin.

"Gitu aja dipikirin, makanya kalian tambah tua kalau kebanyakan pikiran," sarkas Nico.

Jam sudah menunjukkan tujuh malam, dan berarti sejam lagi akan berangkat menemui Alaksa sesuai rencana.

"Karin temennya Dini, pacaran sama Damien?" tanya Nico penasaran.

Tedy hanya memiringkan kepalanya. "Nggak tau gue, tanya aja sendiri."

Nico hanya bisa mendesah panjang, ia mengira akan mendapat kesempatan untuk mendekati wanita itu. Namun sepertinya, rival nya nggak akan semudah yang ia pikirkan.

Ruru kembali mendudukkan dirinya ke sofa, sembari melihat data-data calon Antrax.

Tak disangka wawancara secara tak langsung itu mendapatkan banyak respon dari berbagai pihak, bahkan ada yang sudah selesai mengisi formulir yang diberikan Rico.

ANTRAX {HOT CHOCO NAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang