11

42 3 3
                                    

"Nah selesai!" Ucap vetta, alaska tersenyum tipis.

"Eh? Alaska senyum?" Ekspresi alaska langsung berubah datar, ia bahkan tak menyadari bibirnya tersenyum saat ini.

Kedua alis gadis berpipi chubby itu saling bertautan. "Padahal alaska ganteng kalo senyum.." ucapnya kecewa.

"Kenapa lu sering banget bantuin gue?" Tanya alaska, vetta tersenyum manis. Kalau dipikir-pikir memang akhir akhir ini alaska selalu menjadi pasien dadakannya.

"Vetta..vetta ga tau. Tapi menurut vetta, kalo vetta bantu orang itu kaya hidup vetta lebih berguna aja. Dan ntah kenapa..takdir selalu aja bawa vetta ke alaska" ucap vetta menatap langit ruang tamunya, Alaska hanya mengangguk paham.

"Loh ada tamu?" Tanya Gerald baru saja datang, vetta langsung memeluk papa nya itu. "Hai pa!" Ucap vetta mencium pipi gerald, gerald tersenyum. "Hei gurl!"

"Kenalin! Ini alaska pa, teman vetta." Ucap vetta, alaska tersenyum canggung.

"Gerald, papa nya lovetta" ucap gerald menyodorkan tangannya dan dibalas alaska. "Alaska om.." Gerald tersenyum.

"Papa mau minum apa? Biar vetta bikinin"

"Jus aja sayang, sekalian temennya dibikinin juga" vetta mengangguk lalu pamit sebentar.

Sekarang, keadaan keduanya sangat canggung dan senyap, sebelum Gerald membuka omongannya. "Kamu kenapa hm?" Tanya Gerald lembut. Lantas alaska menceritakan apa yang terjadi tadi. Gerald terkejut, namun setelahnya ia benar-benar berterimakasih pada alaska karena sudah menjaga anak semata wayangnya itu.

"Om ga perlu berterima kasih, sebenarnya vetta juga banyak menolong saya" ucap alaska, Gerald tersenyum.

"Nak..kamu tahu? Sejak kecil lovetta adalah anak yang periang, tapi setelah kematian ibunya, ia menjadi anak yang penyendiri dan jarang tersenyum. Untung saja kejadian itu hanya terjadi selama setahun. Walaupun lama, tapi setidaknya dia sudah berubah. Maka dari itu, tidak ada harta yang lebih berharga selain anak saya, kamu mau kan jaga lovetta?" Bahkan, naluri alaska tanpa diperintahkan ia sudah menekatkan dirinya untuk menjaga gadis polos nan baik itu.

Tanpa ragu, Alaska mengangguk mantap. Ntahlah, semua terjadi begitu saja. Gerald tersenyum puas. Dan sekarang, alaska memiliki dua bidadari di otaknya yang harus ia jaga.

***

"LOVETTAAA!" Teriak Eza, nama aslinya reza. Hanya saja memang itu panggilannya. Dia adalah ketua kelas dikelas lovetta dan gea.

"Iya kenapa za?" Tanya lovetta dengan gea yang disampingnya.

"Alaska-"

"Alaska kenapa?!" Tanya gea mendahului lovetta.

"Berantem..sama..Genta.." Ucap eza masih ngos-ngosan karena berlari. Langsung saja gea menarik lovetta untuk melihat apa yang terjadi.

Suasana sekarang telah ramai, dan kedua gadis itu membuat orang menyingkir. "Kak genta!" Panggil Lovetta.

Genta Brizard, ponakan dari Geraldin Brizard. Yang artinya, mereka berdua bersepupu. Ntah apa yang mereka lakukan hingga adu hantam seperti ini.

"Vetta?" Ucap keduanya, ya alaska dan genta.

"Alaska kamu ga papa?" Tanya gea menghampiri alaska, sang empunya hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Genta kamu terluka!" Ucap Lovetta melihat hidung genta mengeluarkan darah. Akhirnya, lovetta pergi untuk mengobati genta.

Sepeninggal lovetta, sebenarnya ada rasa mengganjal melihat lovetta tak menyapa ataupun melirik saja tidak untuk seorang alaska. "Lovetta siapanya genta?" Tanya angga yang baru datang bersama leo.

"Gue ga tau"















Tbc

The EndWhere stories live. Discover now