3. Caca gapapa.

12.9K 722 21
                                    

Selamat membaca;)
.
.
.
.
.
.

Ga boleh menyerah ya? Setidaknya demi dirimu sendiri.

Ooo


"Pagi Papah, Mamah Abang!" Sapa Caca dengan suara cempreng nya, seraya berlari kecil menuruni anak tangga menuju meja makan. yang kini sudah terdapat-- Papah, Mamah dan Abang nya-- Aldi.

"bisa nggak kalau sehari aja nggak usah teriak-teriak? Mamah tuh pusing sama tingkah kamu!" Cetus Mamahnya, ia sudah capek dengan tingkat konyol seorang Caca.

"Kalau Caca nggak teriak-teriak, nanti rumah jadi sepi. Awas, nanti Mamah malah kangen lagi, sama teriakan Caca," balasnya seraya tersenyum menatap Anna.

"Najis. saya kangen sama kamu!" Ketusnya. Caca hanya Tersenyum menanggapinya, seraya bergumam dalam hatinya, "gapapa mungkin Mamah lagi kurang mood, jadi nada bicaranya ketus."

Caca pun ikut gabung, duduk di meja makan.

Ketiganya hanya bisa mengendus kesal menatap pada Caca, "makan yang banyak bang," Ucap Papanya, Aldi hanya mengangguk menanggapi.

Caca menatap polos papahnya dengan senyuman manisnya, ia mengedipkan matanya berulang kali, namun Tomi masih tidak peka "kenapa kamu menatap saya seperti itu?" Tanyanya tidak suka, namun Caca tetap tersenyum dan berujar "Caca nggak digituin pah?"

Tomi memutar bola matanya malas, "Tanpa Saya suruh pun, kamu makannya sudah banyak," celetuk Tomi membuat Caca meringis. Lagi-lagi Caca bergumam di dalam hatinya, "Gapapa, Caca gapapa. apa yang di katakan Papah itu benar kok, jadi untuk apa Caca sedih mendengarnya-- bukan?"

kemudian Caca memasang wajah bahagia ia menatap Tomi sambil tersenyum lebar, membuat Tomi binggung. "Kamu kenapa?" tanya Tomi lagi.

"Jadi selama ini papah perhatiin aku? Aaa papah so sweet banget! Caca jadi makin sayang deh! Beruntung banget Caca punya Papah Kaya-- Papah Tomi!" Seru Caca, sambil tersenyum simpul.

Tomi memijit pelipisnya pusing. Anak ini benar-benar tidak waras. "Stress."

"Pa--

"Sudah Ca! Makan!" tegur Anna memotong pembicaraan Caca, Caca hanya bisa menghela nafas panjang.

°caca°

Setelah selesai makan Caca merapihkan meja makannya lalu mencuci piring-piring yang masih kotor.

Setelah beberapa menit, pekerjaan nya akhirnya selesai. Caca melangkahkan kakinya menuju kamar Abangnya, Caca ingin mengganggu Abangnya, nggak salah kan jika dia rindu sama Aldi?

Ceklek..

Bruk...

Caca berlari dan meloncat menuju kasur Aldi, Aldi tidak terkejut mungkin ia sudah terbiasa dengan tingkah Caca, "Dasar gak punya sopan santun Lo," Cibir Aldi, lalu kembali fokus pada laptop nya.

"Ih Abang mah! Caca kan kangen sama Abang," Ucapnya manja sambil tidur di kasur milik Abang nya.

"Hmm.."

"Hmm.." balas Caca meledek Aldi.

"Hmmm.. hmm, aja terus sampe si Ragil lahiran," Gerutu Caca membuat alis Aldi terangkat, Ragil siapa?

"Apa sih istimewanya deheman? Sampe Abang itu hobi banget hmm hmm hmm..." gumam Caca sendiri. Aldi tersenyum mendengarnya, untung Caca tidak sadar, jika sadar bahwa ia tersenyum bisa-bisa anak itu menjadi gr sendiri. Namun Aldi akui Caca memang selalu terlihat lucu jika berhadapan dengannya.

CACA GAPAPA [END]Where stories live. Discover now