Usaha Pertama

55 45 13
                                    

Monika menyerahkan satu setel seragam olahraga pada zoya. Setelah semua jam pelajaran selesai Zoya berniat untuk mengganti pakaiannya. Sesuai dengan rencana Monika kemarin mulai hari ini Zoya akan mengikuti klub basket agar bisa lebih dekat dengan Abi, sejak SMP Abi gemar dengan olahraga basket maka dari itu Monika menyarankan Zoya untuk ikut klub basket juga, meski Zoya tak bisa main basket yang dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang tak terlalu tinggi.

"Gue takut" cicit Zoya dengan pelan

"Jangan ambigu deh lo, gue udah daftarin lo. Udah sana cepet ganti baju, setengah jam lagi bakal mulai"

Zoya masuk ke dalam toilet untuk mengganti pakaiannya dengan setelan olahraga yang diberikan Monika. Sejak tadi Zoya merasa khawatir, bagaimana ia akan bermain basket. Pegang bola basket saja tidak pernah.

Sampai di lapangan basket Zoya melihat para anggota tim basket tengah berkumpul dan diberikan arahan. Melihat itu Monika segera menyuruh Zoya untuk segera berkumpul juga.

"Monik, gue kok gak liat Abi ya"

"Belum datang kali, Lo liat sendiri kan yang cowok belum kumpul semua" ucap Monik meyakinkan Zoya.

Dengan terpaksa Zoya menuruti perintah Monika dan segera berkumpul dengan anggota lainnya. Di pinggir lapangan terlihat Monika mengepalkan ke dua tangannya sambil tersenyum memberi semangat untuk Zoya.

Sesekali Zoya mendesah mendengar arahan dari Dania, kakak kelas sekaligus kapten tim basketnya mengenai strategi dan formasi dalam permainan basket. Tak ada satupun hal yang dapat dipahami Zoya mengenai permainan ini, Zoya tidak suka basket bukan hanya basket Zoya cenderung tidak suka olahraga fisik dia lebih gemar melakukan olahraga otak.

Sengaja Zoya memilih berbaris di barisan paling belakang, kali ini semua anggota diminta untuk mendribling bola dan memasukkannya ke dalam ring. Sekarang tiba saatnya giliran Zoya, entah kenapa bola yang dibawa Zoya tidak bisa memantul dengan benar di lantai, beberapa kali bolanya juga sempat menggelinding. Hal ini tentunya menjadi lawakan gratis bagi anggota lainnya, merasa gemas Zoya langsung mengambil bola basket kemudian membawanya menuju depan ring. Sayangnya tak sekalipun bola yang dilemparkan Zoya masuk ke keranjang. Akhirnya Dania menghampiri Zoya dan mengajarkannya.

"Kalau lemparnya kayak gitu gak bakalan masuk ! Gini tuh tarik bolanya ke belakang atas kepala lo trus lempar. Sikunya di lurusin"

"Iya-iya" ujar Zoya namun bola yang dilemparnya tak kunjung masuk, malahan kali ini mengenai kepalanya

"Awww" Zoya meringis memegang kepalanya

"Niat gak sih lo ikut basket, udah sana duduk aja" perintah Dania yang kesal dengan tingkah Zoya.

Zoya duduk di sisi lapangan sambil menatap sekeliling. Hampir satu jam ia berada di tempat ini namun ia tak bisa melihat batang hidung Abi, pupus sudah harapan Zoya. Seharusnya Abi yang mengajarinya bermain basket. Zoya sudah membayangkan Abi yang berada di belakangnya kemudian memegang ke dua tangannya memberi tahu cara memasukkan bola ke dalam ring. Membayangkannya saja sudah membuat Zoya tersenyum bahagia.

Ia mengingat sesuatu, ia harus menghubungi Monika ini semua kan rencananya. Zoya mengirim beberapa chat kepada monika.

P
P
Monik
Lo dimana ?
Ishh Monik !!!

Percuma Zoya mengirim chat, tak ada balasan yang diberikan Monika. Zoya hendak menelpon Monika sayangnya ia dipanggil Dania untuk kembali ke lapangan.

"Sini lo"

"Tadi disuruh duduk" gumam Zoya

"Ngomong apa lo ?"

"Ehh, gak ada kak"

Ternyata Bukan CintaWhere stories live. Discover now