Bersamanya

43 19 58
                                    


Sesuai dengan tebakan Monik, Abi mengabaikan janjinya pada Zo dan memilih pulang bersama Laksmi. Bahkan sikap Abi terlihat berubah derastis. Dapat dilihat dari sikapnya yang tiba-tiba cuek dan dingin bahkan menghindar dari Zo dan Monik.

Karena Zo sudah menggantungkan harapannya pada Abi, jadinya ia tidak memberitahukan kakaknya untuk menjemputnya alhasil Zaidan pasti tidak akan datang menjemputnya. Diminta dijemput saja kadang tidak datang, kalo di telpon dadakan kakaknya pasti akan marah. Tapi ini bukan masalah besar bagi Zo, ia masih punya harapan. Pertama temannya Monik, kedua abang ojol.

"Maaf ya Zo, gue ada ekskul padus hari ini. Kalo lo nunggu gue pasti kelamaan"

Sayangnya harapan pertama Zo sudah pupus dihadang ekskul padusnya Monik. Berarti ia harus memesan ojek online melalui ponselnya.

Menarik nafas dalam, Zo kemudian mendesah "Yahh, berarti gue harus pulang sama Abang"

"Aaabang ? Lo punya abang lain selain kak Zaidan ?"

"Punya, Abang yang satu ini lebih baik dari Zaidan. Selalu ada buat gue 24 jam. Lo mau tau siapa orangnya ?"

Monik menganggukkan kepalanya antusias "Siapa ?"

"Abang ojol" sahut Zo yang diakhiri tawa pendeknya

"Gak waras lo Zo, tadi pagi marah-marah gak jelas sekarang ditinggal Abi bukannya sakit hati malah ngelawak lo"

Zo menunjuk dirinya sendiri "Gue sakit hati ? Yang bener aja lo"

"Kenapa enggak ? Bukannya elu yang bucin sama doi berabad-abad" Monik mulai menaikkan nada suaranya

"Diem lo, lebih baik simpen suara lo buat padus nanti. Jangan buang-buang energi" Saran Zo

"Ini juga lagi pemanasan, biar suara gue tambah merdu" elak Monik tak mau kalah

"Okeee, lanjutin dah tu pemanasan. Gue balik duluan. Byee Monik"

"Gue doain " Zo menghentikan langkahnya mendengar ucapan Monik

"Iyaa gue bakal ati-ati, pasti selamat sampai tujuan"

"Gue doain gak ada ojol yang nerima orderan lu"

"Anjiiir lu"

Sudah hampir 30 menit Zo berdiri di tempat ini sambil mengutak-atik ponselnya. Sepertinya Tuhan mengabulkan doa Monik agar tidak ada ojol yang mau menerima orderannya. Apa yang harus ia lakukan sekarang ? Jika ia menelpon bundanya pasti bundanya khawatir jika tidak bundanya juga pasti akan tetap khawatir.

Sambil mengipas-ngipaskan tangannya Zo bergumam pada dirinya sendiri "Duh, gimana ni ? Rumah gue jauh lagi"

Setelah berpikir panjang Zo memutuskan untuk kembali menunggu Monika, ia juga sudah memberi alasan pada bundanya agar tak mengkhawatirkan dirinya. Baru beberapa langkah memasuki area sekolah, ia mendengar suara klakson dari arah belakang. Sebuah motor ninja hitam dengan pengendara memakai hodie hitam, lengkap dengan helm full face tengah berhenti di depan gerbang sekolahnya.

Tidak mungkin itu kakaknya, jelas-jelas ia tidak meminta kakaknya untuk menjemputnya. Lagi pula motor kakaknya tidak berwarna hitam. Merasa orang itu tidak memangil dirinya, Zo kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya.

"Zoya, tunggu aku"

Suara itu, Zo mengenali suara itu tapi sedang apa dia kemari ?

Entah bagaimana caranya, kini orang yang memanggilnya telah berada dihadapan "kamu belum pulang ?" Dia bertanya tanpa sempat melepas helmnya

"Gue masih ada ekskul, lo sendiri ngapain kesini ?"

"Tadi Monik whatsapp aku, katanya kamu gak bisa pulang karena gak ada yang nganter"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ternyata Bukan CintaWhere stories live. Discover now