Pintu Mobil dan Bungkus Cokelat

4.2K 211 8
                                    

Seperti pada hari-hari sebelumnya, Sebelum pergi kekampusnya, Iqbaal menyempatkan waktu untuk mengunjungi rumah sang Kekasih, Untuk apa? Sudah sangat jelas, Untuk mengantarkan doi.


Tok!

Tok!


Iqbaal menoleh, Ternyata (Namakamu) sudah datang. Gadis itu membawa tiga buku lumayan tebal yang ada didekapannya sementara tas ransel yang digendongnya. Melihat itu ia segera menyalakan mesin mobil, Namun ketika sudah selesai kekasihnya itu belum juga masuk. Iqbaal mengeryit segera membuka kaca mobil.

"Kenapa gak masuk?" Tanyanya sembari menaikkan sebelah alisnya.

(Namakamu) mendengus kecil, "Bukainnnn!"

"Astaga," Desis pria itu, Namun tak ayal ia membukakan pintu mobilnya. Ia fikir kekasihnya itu tidak akan memasang wajah kesal lagi, Tapi nyatanya tidak.

"Bukainnya yang romantisan dikit kek!" Ketus gadis itu sembari meletakkan ketiga buku itu diatas dashboard dengan sedikit kasar. Kemudian gadis itu menyimpan tasnya dijok belakang.

Iqbaal menatap pada gadis itu. (Namakamu) yang menyadari hal itu berusaha untuk tidak tersipu, Karena ia sama seperti wanita lain. Jika ditatap oleh Lelaki yang dicintai pasti akan merasakan kupu-kupu tengah mengelitiki perutnya, Dan hal yang paling ia hindari adalah pipinya yang memerah seperti tomat. Huh, semoga saja tidak. "Jangan ngambek dong," Ujarnya dengan nada yang datar. Tidak seperti lelaki pada umumnya, Merayu atau bahkan memberikan kecupan-kecupan manis. Tapi iqbaal? Bleugh! Tidak sama sekali. Pikir (Namakamu).

Mengetahui (Namakamu) yang masih saja diam, Lantas iqbaal merogoh sesuatu didalam Laci dashboard. Hal itu jelas membuat (Namakamu) kepo. "Nih, Jangan ngambek lagi, Kamu mau ada kelas pagi hari ini."

"Iyalah! Emangnya kelas siang apa!" Ketus gadis itu tanpa berniat untuk menerima sebatang cokelat yang masih terbungkus rapih yang disodorkan oleh Iqbaal.

"Mau gak nih? Kalau enggak, Aku buang aja."

"Sombong!"

Iqbaal menghela nafasnya, Ia lantas mengubah posisi duduknya. Ia menatap bingung pada (Namakamu). "Mau Atau Enggak?"

(Namakamu) mendengus. "Kamu kenapa sih nggak bisa romantis dikit? Rayu aku kek, Apa kek! Cium kek!"

"Ciam-cium-ciam-cium!" Desis Iqbaal diselingi kekehan. "Udah ah, Jangan marah lagi. Nih, Makan cokelatnya. Oke sayang?" Ujar Iqbaal sembari mengelus rambut (Namakamu) sekilas kemudian ia segera menjalankan mobilnya.

Diperjalanan, setiap kali Iqbaal ajak bicara (Namakamu) hanya menjawab singkat. Tidak seperti biasanya. Mau tau biasanya seperti apa? Karena sifat manjanya, Gadis itu selalu mendekap pergelangan tangan kirinya, membicarakan hal yang tidak penting, Atau bahkan mengecup pipinya tanpa izin, Dan hal itu tentu saja membuat iqbaal risih. Risih karena ia sedang menyetir dan takut terjadi sesuatu. Bukan hanya sifat manja saja, Tapi ada satu sifat yang membuat Iqbaal terkadang gemas sendiri, Yaitu Bawel.

"Udah tau aku gak bisa romantis kayak artis-artis korea. Inget ya, Kamu pacar Iqbaal Ravenno, Bukan mereka." Ujar Iqbaal dengan pelan

Pacar?


(Namakamu) tersenyum kecil. "AHH BAPER GUE!" Batinnya. "Usaha dikit kek!" Sahut gadis itu. Iqbaal tersenyum kecil, Ia lega. Akhirnya kekasihnya itu kini mau membuka suara dengan nada yang tidak seketus tadi.

"Aku bisa aja usaha, Tapi nanti hasilnya cringe gimana? Emangnya kamu mau?"

Astaga, Bukan itu jawaban yang (Namakamu) ingin dengar! "Ck! Tau ah!" Ketus gadis itu seraya meraih cokelat tadi yang tergeletak diatas dashboard dekat bukunya. Dengan raut wajah yang masih terlihat kesal, Ia membuka bungkus cokelat itu kemudian ia membuangnya kebawah.

𝐒𝐢 𝐃𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐃𝐚𝐧 𝐒𝐢 𝐌𝐚𝐧𝐣𝐚Where stories live. Discover now