Salah paham | Sidak | Berusaha Cute

1.5K 139 6
                                    

Dengan kedua kaki yang melangkah agak cepat, Iqbaal memasukkan berbagai dokumen serta buku sesuai jadwal kelasnya hari ini. Lelaki itu sesekali menatap kearah jalanan koridor kampus untuk memastikan agar ia tidak menambrak seseorang maupun tembok.

"Loh... kertas HVS sama kartonnya mana ya?" Iqbaal mengeryit keheranan. Seingatnya, ia membawa dua benda itu dari rumah. Tapi kenapa sekarang tidak ada?

Dikarenakan kefokusannya terbagi acak alhasil membuat hal yang tidak diinginkanpun terjadi.


Gdebuggghh!



"Awh!" 

Iqbaal tersentak kaget kala ia menabrak seseorang. Ah ternyata seorang gadis dengan pakaian sedikit ketat. Ia menatap pada gadis yang wajahnya tertutupi oleh rambut berwarna cokelatnya itu terduduk diatas lantai.

Dengan segera iqbaal membantu gadis itu pun dengan barang-barang yang berceceran dan tentunya itu milik si gadis.

"Ehh, s-ssorry ya! Sini gue bantu!"

"Ehm.. Nggak apa-apa kok!" Jawab sekenanya si gadis.

Keduanya mengambil barang-barang yang berjatuhan. Setelah selesai iqbaal membantu gadis itu untuk berdiri. Iqbaal menggunakan kedua tangannya agar gadis itu dapat berdiri dengan baik, Dikarenakan ia melihat gadis itu sedikit kesusahan apalagi ia tengah memakai sepatu berhak.

"Nih barang-barang lo. Sorry ya sekali lagi." Iqbaal tersenyum tak enak pada gadis itu. "Ada yang luka nggak?"

Gadis itu hanya terkekeh pelan disertai gelengan. "Nggak apa-apa kali, Santai aja. Thanks btw udah ngambilin barang-barang gue."

"Eh gue serius.. Kalo ada yang luka, gue bakal bawa lo kerumah sakit biar gak makin parah. Lagian ini semua gara-gara gue." Tawar iqbaal.

Apa yang dilakukan iqbaal, Hal yang sangat lumrah bukan? Dia menabrak seseorang akibat kecerobohannya hingga si korban terjatuh, Otomatis ia harus bertanggung jawab.

Si gadis terkekeh mendengar itu. "Gue gak kenapa-napa kok, Cuman kaget aja tiba-tiba lo nabrak gue padahal kita searah." Ia berdehem sejenak.

Iqbaal terdiam. Ia kurang yakin atas ucapan gadis ini. Dilihat dari kerasnya ia menabrak. "L-lo yakin?" Ia terkekeh hambar. "Please lo jangan bohong, Kalo lo ngerasa sakit, bilang aja sama gue. Gue nggak mau lo sampe kenapa-napa besoknya."

Gadis itu menaikkan kedua bahunya pelan. "Im fine. Cuman lutut gue sedikit lecet, but it's okay. Bisa gue obatin sendiri kok!"

"Beneran?" Gadis itu mengangguk yakin. Iqbaal menatap kearah lain, Banyak anak kampus yang lalu lalang berjalan. "Astaga! Gue lupa lagi!"

"Kenapa?"

"Bentar lagi kelas gue mulai, Mana belum beli karton sama kertas HVS lagi!" Lelaki itu berkacak pinggang dengan wajah kesalnya. "Eum, gue duluan ya! Bye!"

Gadis itu terdiam sejenak, Namun tak lama ia berteriak memanggil Iqbaal. Setelah iqbaal menoleh iapun segera berjalan mendekat. "Kebetulan gue bawa barang yang lo butuhin, Bentar.."

Iqbaal memperhatikan gadis itu yang sedang mengeluarkan sesuatu dalam tasnya.

"Nih.."

"Kenapa lo ngasih ke gue? Emang lo gak butuh?" Tanya Iqbaal belum juga menerima satu gulungan karton berwarna putih serta satu pack hvs.

"Udah.. nggak usah banyak nanya. Lo pake aja. Kalo gitu gue duluan ya." Gadis itu tersenyum pada iqbaal. Ketika ia berbalik badan, gadis itu kembali menatap pada Iqbaal.

"Nama gue Baby."

Iqbaal terdiam dengan tatapan bingung memperhatikan gadis itu yang lambat laun semakin menjauh darinya. Kemudian ia menatap dua barang yang diberikan oleh gadis yang bernama Baby itu.

𝐒𝐢 𝐃𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐃𝐚𝐧 𝐒𝐢 𝐌𝐚𝐧𝐣𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang