chapter dua 🔞

6.3K 320 3
                                    

Warning, mature contents!

Happy reading!

.

.

.

"Jangan Nona, saya tidak berani. Tuan pasti akan membunuh saya jika mengetahui hal ini."

Wajah cerah Sana berubah menjadi kesal, "Jika kau menolaknya maka aku sendirilah yang akan membunuhmu Tzuyu, cepat lakukan!"

Tzuyu masih diam tak tahu harus berbuat apa, ini seperti memakan buah simalakama. Apapun yang dia lakukan maka dia akan tetap mati, entah itu ditangan tuannya atau justru ditangan nonanya. Sana berdecak kesal melihat Tzuyu yang terlihat berpikir itu. Dengan tidak sabar dia langsung menyerang Tzuyu dengan ciumannya.

Tzuyu sampai kualahan mendapat cumbuan seperti ini, mulutnya terbuka sedikit disaat Sana menggigit bibir bawahnya. Kesempatan itu dipakai Sana untuk memasukkan lidahnya ke dalam mulut Tzuyu, mengajak lidah pria itu untuk saling membelit. Sana tersenyum disela ciuman itu setelah Tzuyu kembali mengimbangi permainannya.

Tubuh keduanya kini sudah tak tertutup seuntai benang sedikitpun, Tzuyu sudah memosisikan diri di atas tubuh Sana dengan kedua tangan kekarnya yang menopang berat tubuhnya. Kejantanannya yang sudah mengacung keras itu juga sudah berada tepat didepan lubang milik Sana. Pria itu memandang dalam kepada kedua bola mata Sana, mencari keraguan atau ketakutan tetapi gadis itu sama sekali tidak memilikinya.

Geraman tertahan terdengar keluar dari mulut keduanya saat Tzuyu mulai berusaha memasukkan miliknya. Sepertinya ini tidak akan mudah, miliknya mungkin terlalu besar untuk lubang kecil itu.

Tzuyu menarik kembali miliknya pelan, bersiap dengan sentakan kuat.

Jlebbb....

"Arrgkkk..."

Sana mencengkeram erat kedua lengan Tzuyu yang mengungkungnya, kedua matanya terpejam erat dengan gigi menggertak rapat.

Mata Tzuyu melebar selebar lebarnya, apa tadi? Seakan ada penghalang yang di jebol paksa oleh miliknya. Ditariknya lagi dengan pelan miliknya keluar dari lubang milik Sana, sungguh Tzuyu merutuki dirinya sendiri menyadari saat miliknya tercabut terdapat noda darah yang berada disana.

"No-nona, apa ini pertama kalinya untukmu?" Tanya Tzuyu dengan nada bergetar, bodoh. Seharusnya dia tidak menanyakan lagi pertanyaan yang jawabnya sudah dia ketahui dengan jelas.

Tzuyu susah bersiap menarik kembali miliknya keluar, ia tidak bisa kembali meneruskannya. Tetapi baru bergerak keluar sedikit, Sana sudah menahan pinggangnya.

"Ja-jangan bergerak bodoh, aww- apa kau tidak sadar ini sangat menyakitkan. Di-diamlah dulu sshhh.. " Rintih Sana sambil terbata menahan sakitnya.

Tzuyu langsung membeku diam, tak berani bergerak sekecil apapun takut kian menyakiti nonanya. Bahkan untuk bernafas saja dia sampai ketakutan. Pria itu tetap diam sesuai instruksi, tak perduli jika miliknya sangat ngilu berada didalam.

Perlahan Sana mulai menggerakkan pinggulnya, sepertinya miliknya sudah mulai dapat menerima kejantanan Tzuyu yang berukuran besar itu. Gerakan kecil ke kanan dan ke kiri itu justru makin menyiksa Tzuyu. Dia menggeram tertahan dengan kedua mata terpejam serta kepala yang di dongakkan menghadap atas.

Tzuyu mengikuti instingnya sebagai pria setelah merasa nonanya sudah baik baik saja, dia mulai berani menggerakkan miliknya keluar masuk didalam Sana dengan gerakan lembut.

"Nonahhh Sanahhh. ahhh."

"Tzu ahhh. ahhh. ouchh..."

Gerakan Tzuyu makin menjadi diikuti Sana yang juga aktif menggoyangkan pinggulnya mengikuti permainan Tzuyu.

Mademoiselle - SATZU (end)Where stories live. Discover now