chapter dua puluh

1.8K 200 119
                                    

Hayo, kejutan nih hehehe.

Happy reading...

.

.

.



Lampu kelap kelip serta musik yang berputar keras menjadi hal biasa untuk gadis ini. Bersama teman-temannya, dia biasa menghabiskan malam penuh dengan suka cita seolah tidak mempunyai beban.

Malam makin larut, suasana kian panas.

Satu gelas lagi minuman beralkohol mengalir di tenggorokannya. Gadis ini mengkerutkan dahi saat rasa pahit itu terkecap pada indra perasanya.

Sampai sudah berganti hari, dia masih menikmati clubbingnya. Sampai para temannya satu persatu harus pulang maka dia pun juga ikut meninggalkan club.

Grepp...

Tangan gadis cantik ini di cekal oleh seseorang dari belakang, segera dia menoleh memberikan tatapan tajamnya pada pria yang sudah berani-beraninya menyentuh dirinya seperti ini. Sepertinya seorang pria ber kewarganegaraan asli disana.

"Hai Darling..." ucap pria asing yang tidak dikenal, pria itu sepertinya mabuk. Bisa terlihat dari wajahnya yang memerah dan cara berdirinya yang tidak bisa tegak.

"Take your hand off, dumb.." umpat gadis itu tanpa takut sedikitpun. Dia adalah Sana.

Pria asing tadi tertawa konyol, malah menarik tangan Sana untuk di bawa pergi. Tentu Sana memberontak, menahan dirinya agar tidak dibawa pria mabuk ini.

Brakk...

Pria asing itu tersungkur saat tiba-tiba ada pria lain datang menendang bahu belakangnya.

Sana terkejut, kemudian menatap pria yang sudah menolongnya.

"Thankyou..." ucap Sana singkat.

Pria yang menolongnya ini tersenyum manis. Hanya tersenyum memandangi Sana tanpa membalas ucapan terima kasih yang Sana lontarkan.

Merasa bila urusannya sudah selesai maka Sana bergegas pergi. "Hmm bye..."

Segera Sana berlalu pergi dari pria tadi, "siapa juga yang butuh bantuannya, cih..." gerutu Sana saat sudah jauh dari tempat pria itu berdiri.

Pria yang tadi masih saja betah melihat sosok Sana yang sudah mulai menjauh, senyumnya sama sekali tidak pudar. Justru senyum yang awalnya terlihat manis itu berubah menjadi menakutkan.

"Dia milikku, dia harus jadi wanitaku..." ucap pria itu, yang adalah Yoo Jeongyeon.

"Arkkk...." erang pria yang yang tadi hampir membawa Sana.

Jeongyeon menoleh ke bawah, seketika urat di lehernya terlihat menonjol. Kedua tangannya terkepal, dengan gigi yang menggertak rapat.

"Berani sekali kau menyentuh milikku.." gumam Jeongyeon dengan tatapan marahnya.

Dugg...

"ARGKKKK!" pria asing tadi mengerang keras saat Jeongyeon menendang keras perutnya.

Bukan hanya menendang sekali, tapi Jeongyeon langsung menyerangnya dengan membabi buta dengan tendangan serta pukulan seolah ingin menghajar pria tadi sampai mati.

Melihat pria itu sudah tidak berdaya membuat Jeongyeon menatapnya dengan puas. Dia menepuk kedua tangannya serta kembali merapikan jasnya, meninggalkan begitu saja pria tadi dengan senyum menakutkan yang sanggup membuat merinding semua orang.

Mademoiselle - SATZU (end)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora