8. BERTEMU DOSEN GALAK

11.3K 1.1K 24
                                    

"Memang tidak semua perzinaan itu berawal dari pacaran, tapi pacaran itu ujungnya adalah perzinaan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Memang tidak semua perzinaan itu berawal dari pacaran, tapi pacaran itu ujungnya adalah perzinaan."
(Ust. Felix Siauw)

—Jodoh Untuk Pak Dosen—
(By. @umufatimah5)


Bruk!

Tanpa sengaja dan karena terburu-buru Haura tidak memperhatikan jalanannya, ia menabrak seseorang hingga kertas-kertas yang dibawa oleh orang tersebut pun berhamburan di udara.

Bahkan Haura menutup mulutnya dengan telapak tangannya lantaran mengangga begitu lebar. Sementara sosok lelaki di depannya itu justru hanya diam dengan mata yang menyorot manik hitam legam milik Haura.

"Astaghfirullah ...." Haura menatap tidak percaya, di hari pertamanya OSPEK saja sudah mendapatkan masalah.

"Maaf Om, saya benar-benar nggak sengaja, tadi saya terburu-buru, sekali lagi maafkan saya." Haura menundukkan kepalanya dengan perasan takut.

Namun, lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya itu justru hanya diam dengan pandangan yang terkesan menusuk. Sekilas Haura melihat wajahnya yang tampan, hidungnya mancung seperti idolanya—Haechan. Apalagi rahang kokoh yang terkesan tegas itu, sudah dipastikan membuat kaum Hawa akan berteriak histeris.

"Om?" Haura mendongakkan kepalanya dengan perlahan.

"Saya bukan Om kamu!" desisnya dengan suara yang serak khas seperti lelaki dewasa.

"Emm ... Haura bantuin ya Om." Haura kemudian langsung memungut kertas demi kertas itu kemudian menjadikannya satu.

Hingga tinggal satu kertas yang belum ia ambil, ketika dirinya akan mengambil, tidak sengaja laki-laki yang ia tabrak tadi juga mengambilnya. Beberapa detik terjadilah tatapan seperti di sebuah film.

Srek!

Lelaki datar itu justru menarik kertasnya hingga sobek menjadi dua bagian, setengahnya ia pegang dan setengahnya berada di tangan Haura.

"Lha, kok disobek, Om?" tanya Haura dengan polosnya.

Tanpa membalas ucapan Haura, lelaki tampan berwajah datar langsung mengambil kertas di tangan Haura dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Sementara Haura hanya terdiam dengan bola mata yang melebar seakan-akan terjatuh dari tempatnya.

Dor!

"Astaghfirullah ...." lirih Haura seraya memegangi dadanya yang berdetak abnormal lantaran terkejut.

"Kak Azzam?" Haura menatap lelaki di sampingnya itu dengan kesal sementara Azzam? Dia hanya cengegesan tidak jelas.

"Iya."

"Tadi ngapain, kok ninggalin Kakak sama Ainun?" sambung Azzam setelah menjeda ucapannya sebentar.

"Emm ... nggak pa-pa sih, 'kan udah lama nggak ketemu, jadi Haura kasih waktu buat kalian biar bisa kangen-kangenan hehehe ...." jelas Haura yang berusaha menutupi rasa gugupnya itu.

Jodoh untuk Pak Dosen (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora