23. HABIBATY

13.7K 1.1K 24
                                    

Happy Reading

"Jodoh adalah cerminan diri, jika kita ingin mendapat jodoh yang baik, maka syaratnya hanya satu ... perbaiki diri dan lakukan hal baik."

—Jodoh Untuk Pak Dosen—
(By. @umufatimah5)

"Kak, aku duluan ya!"

Selesai kelas bersama sang suami, Haura lantas berpamitan pada Azzam. Bukan tanpa sebab, ia sudah dikirim pesan chat oleh Alaska untuk datang ke ruangannya.

"Emangnya mau kemana, Ra?" tanya Nurul, dia adalah sahabat baru Haura yang beragama non islam namun, walaupun begitu ia tetap berteman tanpa memandang agama orang.

"A—aku mau ke gramed, iya gramed," ujar Haura dengan gugup, sementara Azzam dan Nurul sama-sama memincingkan matanya dengan aneh.

Azzam kemudian mengangguk, ia paham bahwa sahabat kecilnya itu memang sudah menikah. Mungkin ia ada urusan dengan suaminya. 

"Ya udah hati-hati di jalan ya," ujar Nurul sembari tersenyum.

Nurul adalah gadis keturunan China, makanya ia memiliki mata yang sipit. Agamanya adalah Kong Hu Chu, ayahnya asli orang China dan ibunya pun sama. Ia pindah ke Indonesia sejak usia yang masih belia, yakni lima tahun. Orang tuanya harus pindah ke Indonesia, lebih tepatnya adalah Solo.

"Iya makasih, ya udah ya, assalamualaikum," ujar Haura setelah selesai merapikan alat tulisnya.

"Wa'alaikumussalam." Azzam menjawabnya sementara Nurul hanya melambaikan tangannya sembari tersenyum lebar.

Haura langsung mengarahkan kakinya menuju ke ruangan Alaska. Kakinya melangkah dengan cepat, karena ia paham sudah kalau Alaska paling benci dengan orang yang tidak disiplin.

"Bisa kena amuk nih," batinnya yang resah.

Beberapa saat ia sampai di depan ruangan Alaska, ia lantas memasuki ruangan itu tanpa mengetuk pintunya. Gadis itu terkejut lantaran seorang wanita dengan lancangnya menyentuh tangan suaminya.

✨✨✨

Selesai mengajar di kelas, Alaska langsung kembali ke ruangannya. Ia berrencana akan pergi ke swalayan bersama Haura untuk membeli keperluan rumahnya. Mengingat juga rumah yang ia tempati itu baru dipakai beberapa kali. Alaska pun belum menyetok bahan makanan dan yang lainnya.

Sembari menunggu sang istri, Alaska kemudian mengecek tugas-tugas dari mahasiswanya yang dikirim ke e-mail. Hingga beberapa saat pintu ruangannya terbuka.

"Selamat siang, Pak Alaska ...." sapa seorang wanita sexy dengan dandanan super tebal.

"Selamat siang juga, ada keperluan apa?"

"Saya mau mengajak Pak Alaska untuk makan bersama di cafe depan kampus, mau?"

"Maaf Bu, tugas saya masih banyak," tolak Alaska dengan sopan.

"Ayolah Pak, mau ya!" Bu Nia dengan lancangnya memegang lengan Alaska yang kekar itu.

Cekelek!

Alaska memelototkan matanya tatkala pintu di ruangannya terbuka. Haura berdiri di ambang pintu dengan tatapan yang super terkejut.

Buru-buru Alaska langsung melepaskan tangan Bu Nia dari lengannya. Memang seluruh dosen di kampus belum mengetahui jika Alaska sudah menikah.

"Haura, kamu nggak sopan banget!" Bukan, bukan Alaska yang berteriak, melainkan Bu Nia, dosen muda dengan dandanan di luar batas.

"Ma—maaf, Bu."

Jodoh untuk Pak Dosen (END)Where stories live. Discover now