Dua tujuh

1.7K 258 6
                                    

Selamat membaca



"Kak, kunci c gimana? Gua lupa"

Bomin yang memang sedang melatih di ruang musik itu menoleh, dengan langkah perlahan menghampiri Sunwoo.

"Disini"

Jari lentik Bomin mengarahkan jari sang adik kelas, untuk menempatkan diri di senar yang memang khusus untuk kunci c.

"Kak" panggil Sunwoo

"Hm? Kenapa?"

Bomin mendongak, kemudian terkejut mendapati wajah Sunwoo yang memerah padam.

"Gua salting, tangan lu lembut banget" Sunwoo berucap jujur dan Bomin mau tak mau tergelak geli, mendapati kelakuan sang adik kelas.

"Kenapa? Mau pegang tangan gua?"

"Ma-"

"ASET GUA, JANGAN PEGANG PEGANG, NAJIS"

Eric muncul secara tiba tiba, kemudian meraih tangan Bomin, membawanya dalam genggaman hangat.

"E-eh sorry" kata Sunwoo gugup

Memutar bola matanya malas, Bomin lantas mendelik ke arah Eric, tapi tentu saja di biarkan oleh pemuda tampan itu.

"Yaudah Woo, terusin dulu latihannya. Kalau ada yang gak faham tanya gua" ucap Bomin pelan

Sunwoo mengangguk, sebelum akhirnya menyeringai tipis, dan Eric tentu saja melihat itu semua.

"Gua gak faham kunci D sama E kak, bisa tolong ajarin? Sekalian kunci G"

"Heh bocah sarap, lu kalau mau cari kesempatan mending sama si Kevin sono" saut Eric judes

Sunwoo menggerang tidak terima, bahkan sampai memelototi Eric.

Jujur saja Bomin tergelak geli sebenarnya.

"Sunwoo sama Kevin dulu oke? Gua mau nenangin ini anjing galak"

Dan setelahnya, Bomin tampak menarik tangan Eric menjauh, mendekati pintu masuk ruang musik.

"Ngapain kesini?" tanya Bomin gelisah, sedangkan yang ditanya dengan santai mengecup permukaan tangan pemuda cantik itu.

"Panggilan hati" jawab Eric ngawur, Bomin mendesah malah.

"Serius Eric!!!"

"Mau gua seriusin? Ayo. Bomin mau gak jadi pacar gua?" tanya Eric dengan mata yang menatap intens Bomin.

Menggerang kesal, Bomin lantas memukul bahu Eric.

"Gua gak bercanda" kata sang pemuda manis. Kening Eric berkerut bingung.

"Yang bilang gua bercanda siapa? Gua serius mau jadiin lu pacar gua" ucapan Eric setelahnya berubah menjadi pelan, maksud hati agar hanya sang pemuda mendengar ucapannya.

"E-eh?"

Wajah Bomin memerah sempurna, bahkan hingga ke telinga. Lucu, Eric gemas setengah mati.

"Ogah ah jadi pacar lu, gak mauuuuu"

Sial.

Eric tertolak.

"Gua di tolak?" kata Eric tak percaya

Bomin mengangguk cepat.

"Iya, di tolak"

Cup

Mematung, tubuh pemuda tampan itu tampak

"Di tolak sementara, soalnya gua bakal Nerima kalau lu bawain gua eskrim rasa vanila sana sari roti rasa keju nanti pulang sekolah"

Eric merespon cepat, kemudian menarik tangan Bomin, membawanya kedalam satu lorong yang bersebelahan tepat dengan pintu dan tembok.

"Kalau gua bawain ku es krim sama roti, lu terima gua kan?"

Bomin menelan ludah gugup. Tangan Eric tampak mengelus perlahan pipinya.

"E-eum ya?"

Kekehan kecil terdengar, Eric lantas memajukan wajahnya, mengecup sekilas bibir Bomin, sebelum akhirnya menjilatinya.

Tubuh Bomin serasa kehilangan otot, pemuda manis itu bahkan akan merosot jatuh, jika tangan Eric tidak menyangga pinggangnya.

"I got ya, babe" bisik Eric pelan, tepat di telinga kiri Bomin.





















































Fyi. Drama percintaan akan di mulai lagi, wakaka

Dahh❤️❤️❤️

Backstreet•Jenjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang