Hari berikutnya

63 11 3
                                    

Pagi hari telah muncul. Matahari mengiringinya pergi dan bersama-sama mereka akan menerangi sang bumi.

Meskipun pada akhirnya nanti matahari akan pergi sendirian kepuncak tahta tertinggi meninggalkan pagi untuk bersanding dengan siang.

Dalam satu komplek yang tidak terlalu besar, terlihat anak-anak lelaki yang sepertinya masih duduk di sekolah dasar tengah berlarian dan berteriak-teriak.

Terutama anak laki-laki yang tidak membawa bola dan kiper.
Mereka bersama meneriaki si penggiring bola atas kebodohannya. Ya hal itu memang sudah biasa terjadi saat anak-anak bermain bola. Mereka akan saling mencaci satu sama lain.

Dan pada akhirnya akan terjadi dua kemungkinan yaitu, berbaikan lagi atau yang kedua akan terjadi perkelahian yang diakhiri tawa persahabatan.

Masa kecil memang menyenangkan untuk anak laki-laki. Tapi untuk anak cewek yang suka main masak-masakan. Yang saya tahu setiap selesai main anak cewek pasti akan marahan hingga seminggu jika beda pendapat.

Tapi sudahlah kita tidak akan membahas tentang anak-anak sekarang ini.

Sebenarnya kita akan menilik sebuah bangunan yang mengelilingi lapangan voli yang digunakan anak-anak itu untuk main sepak bola.

Ya bangunan itu adalah tempat kos yang dihuni oleh Naruto dan juga kawan-kawannya.

Didalam ruangan itu nampak beberapa puntung rokok dan baju yang sangat berserakan.
Biasa anak kos nggak pernah rapi. Dan untuk puntung rokoknya maklum saja anak SMA suka sekali sembunyi-sembunyi merokok.
Bukan tentang apapun, tapi sepertinya memang sudah hal yang lumrah untuk seumur anak SMA masih memiliki rasa penasaran yang tinggi, utamanya adalah rokok, tidak lain yang menyebabkan keingin tahuan itu sebenarnya juga adalah larangan dari orang tuanya sendiri.

Yang pada akhirnya menciptakan pertanyaan kenapa.
Dan karena tak terjadi apapun, sebaliknya malah rasa nikmat yang dirasa, maka apalah mau dikata.

Hidup jauh dari orang tua tentu saja membuat mereka lebih leluasa untuk melakukan hal nakal itu.

"Ahn.. Saku-chan itu sangat hahh.. ". Ujar Naruto dengan mata yang sentiasa memejam.
Dari gelagatnya kita pasti tahu bahwa pria itu pasti sedang mengigau.

Tubuhnya yang tegap berguling ke kiri dan kekanan dengan suara-suara aneh yang terus ia lontarkan dari mulutnya.

Sementara tak lama setelah gumaman itu, tubuh Naruto sudah berubah posisi yang sangat signifikan.
Sekarang posisinya sangat hot, dengan tangan dan kaki menimpa tubuh Kiba yang juga sedang terlelap di sebelah nya.

Naruto sedang asyik memeluk tubuh Kiba layaknya guling yang sangat empuk.

Tik

Tok

Tik

"Bangsat.. Dasar bocah gila". Teriak Kiba cepat setelah tahu pahanya sedikit lembab karena sesuatu yang berada di celana Naruto.

Kiba langsung saja berdiri dan berjingkrak-jingkrak tidak jelas karena rasa jijik yang disebabkan oleh rasa lengket di pahanya.

"Hoi..  Kau itu kenapa, mengganggu tidur saja". Sentak Naruto langsung karena merasa terganggu dengan teriakan Kiba yang sangat memekakan telinganya.

" Hei rubah, kau baru mengotori pahaku bangsat ". Kiba langsung mengambil handuknya dan sesegera pergi dari kamar itu.

Sementara Naruto masih cengo dengan apa yang dikatakan oleh Kiba tadi.
Dengan ogah-ogahan Naruto berdiri dan mengusap area selangkangan miliknya, berusaha memastikan bahwa yang dikatakan Kiba itu benar atau tidak.

Seketika bibir itu melengkung, cengengesan tidak jelas seraya menggunakan kaos putih polosnya.
Kakinya yang jangkung segera beranjak meraih handuk dan menyusul Kiba.

Tapi sebelum itu, Naruto tampak mengobrak-abrik tempat kosnya. Berharap sesuatu yang ia cari ada dihadapannya.
Ya itu memang kebiasaan buruk mengingat umurnya yang baru enambelas tahun tapi sudah belajar merokok.

Setelah menemukan apa yang ia inginkan, langsung saja Naruto keluar untuk mengantri kamar. Bukan mengantri sih. Ini kan sudah pukul 8 pagi itu artinya seluruh penghuni kos sudah berangkat semua.

Dan itu artinya Naruto Shikamaru Kiba sudah harus pergi berangkat sekolah atau mereka akan kena hukum oleh seniornya yang kejam-kejam itu.
.
.
Sepuluh menit berlalu, Naruto akhirnya keluar dari kamar mandi.

Dengan kaos dan celana pendek Naruto berjalan menelusuri koridor gedung dengan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut piringnya yang panjang.
Tubuhnya kembali segar setelah semalaman terlelap dan berkeringat, mengingat jika tempat mereka bukanlah tempat sewaan yang mahal yang difasilitasi AC.
Apalagi jika mengingat dikamarnya tidaklah dihuni oleh dirinya sendiri, melainkan bertiga dengan sahabat-sahabatnya
Maka sudah bisa dipastikan jika udara dalam ruangan akan semakin panas.

Langkahnya langsung terhenti seketika telah berdiri didekat Shikamaru yang tengah menyiram tanaman dengan selang yang berada ditangannya.
.
xXx
.
Roti dengan selai kacang. Lagi dan lagi Sakura bosan melihat meja makan di pagi hari, yang ada pasti hanya roti dan selai kacang dan jangan lupakan satu gelas susu.

Sakura tampak menghela nafasnya berkali-kali, dan pada akhirnya Sakura pun hanya duduk tanpa menyentuh makanannya sedikitpun.
Apakah tidak ada menu sarapan lain selain roti dan susu. Sakura benar-benar bosan dengan semua makanan diatas meja makannya sekarang.

Sesekali Sakura hanya memainkan roti diatas piringnya sambil mengamati ayah dan ibunya yang sedang sarapan dengan mesranya hingga tidak memperdulikan dirinya yang sedang cemberut malas untuk makan.

Hari ini niatnya Sakura akan meminta diantar ke sekolah pada ayahnya. Tapi entah mengapa tiba-tiba ayahnya ada janji mendadak dengan seseorang, dan hal itu tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

Ayahnya bilang kalau orang yang akan ia temui adalah orang penting. Dan ayahnya tidak mau dipecat karena terlambat.

Dan hal itu lah yang membuat Sakura bingung, padahal ayahnya adalah pemilik perusahaan Haruno, tapi kenapa ayahnya takut dipecat.
Pertanyaannya siapa yang bisa memecat pemilik perusahaan, yang ada harusnya pemilik perusahaan yang memecat karyawannya.

Dan karena hal itu pulalah yang membuat mood Sakura anjlok secara drastis di pagi hari yang cerah ini. Padahal kan ayahnya sudah berjanji bisa mengantarnya semalam.

Dan setelah acara sarapan yang begitu membosankan akhirnya Sakura bingung sendiri ingin pergi berangkat sekolah bagaimana.
Masalahnya mobilnya masih dirumah belum diperbaiki. Meskipun kata Naruto pria yang ia temui semalam, rusaknya sebenarnya sangat ringan.

Tapi tetap saja bagi Sakura yang sama sekali tidak faham dengan mesin, kerusakan sekecil apapun tidak akan dapat diatasi oleh gadis manja macam Sakura. Yang hanya tahu cara menggunakan tapi tak tahu cara memperbaikinya.

Apakah naik kendaraan umum?.

Tidak, Sakura tidak pernah mau naik angkutan umum sampai kapanpun.
Panas, berdesakan, bau, dan hal tidak menyenangkan lain yang selalu menjadi bayangan buruk dibenak Sakura. Saku tak akan mau melakukannya. Tak akan pernah mau naik kendaraan umum sampai kapanpun.

Kendaraan umum itu bagaikan neraka yang sangat nyata.

Sakura terus berguling-guling diatas ranjangnya sembari mengutak-atik ponselnya mencari-cari nomor teman baiknya yang kiranya mau menjemputnya kerumah.

"Kau ini, tolong dong Ino. Please". Ujar permohonan Sakura.
.
xXx
.
"Hei Shikamaru, apa yang kau lakukan?".
Didepan pintu kos Naruto bersandar sembari menonton kegiatan anak-anak lelaki yang sedang memperebutkan bola di halaman.
Meskipun matahari mulai meninggi, nyatanya tak menyurutkan semangat anak-anak itu untuk tetap berlari.

Yah mungkin mengingat jika di hari-hari ini mereka masih liburan sekolah, jadi sebelum masuk sekolah nanti mereka sudah puas dengan permainan sepak bola.

Disisi lain Shikamaru yang tengah menyiram tanaman akhirnya menoleh mendapati Naruto yang sedang mengajaknya bicara.
"Hanya menyiram, lagipula kita masuk masih jam sembilan kan".

Naruto mengangguk sekilas lalu mulai memperhatikan permainan anak-anak lagi dengan khidmat nya sebelum teriakan dari dalam kamar menginterupsi nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

a MIMPIWhere stories live. Discover now