masakan

1K 93 9
                                    

Hai jumpa lagi dengan Saia.

                         ~★~★~

Setelah kepergian Tok Aba. Gempa mengajak ayahnya untuk masuk.

"Yah ayo masuk" ujar Gempa.
"Hmm" jawab Amato.

Amato langsung mengikuti Gempa dari belakang. Amato sedikit terkejut karena Gempa membawanya ke ruang tengah.

"Ngapain ke sini gem?" Tanya Amato.
"Emm. Ayah gemgem udah bisa buat kue loh. Ayah mau coba gak?" Ujar Gempa tanpa mempedulikan pertanyaan ayahnya.

"Boleh deh" jawab Amato.

Gempa pun pergi menuju dapur. Beberapa menit kemudian Gempa datang membawa nampan berisi kue dan minuman.

"Ini ayah" ujar Gempa.
Amato langsung mengambil kue dan memakannya.

"Emmm. Enak sekali" jawab Amato.
Gempa berbinar senang karena ayahnya menyukai makanan yang dibuat olehnya.

"Hah minumlah ayah" balas Gempa sambil tersenyum

Amato mengambil gelas tersebut dan langsung meneguknya.

Amato membelalakkan matanya kaget dengan apa yang di teguknya.

"I..ini Koko" jawab Amato tergetar.
"Iya Tok Aba sudah memberikan resep Koko Tok Aba" jawab Gempa.

Amato terus meneguk air Koko.
Ia meminumnya sambil tersenyum.

Rasa rindu akan ayahnya dan minuman nya terasa hilang. Kehangatan saat ibunya masih ada juga terasa.

Kenangan demi kenangan terus berputar di kepala Amato. Ia tidak menyangka Gempa telah diberikan resep Koko Tok Aba.

"Enak... Hiks.... Sangat enak" gumam Amato.

"Terimakasih ayah" balas Gempa tersenyum bangga.

                            ~★~★~            
             
Sementara ditempat lain:

Para saudara Gempa, memperhatikan Gempa dengan kesal.

Mereka kesal karena Gempa dapat mengambil perhatian Atok dan ayah mereka.

"Macam mana ni kak?" Tanya Taufan.
"Kite kena ape kak?" Tanya Blaze juga.

Sementara itu Solar, dan Duri sedang menatap sendu Gempa dan Amato.

Ais? Ikut memperhatikan tapi sambil bersandar di bahu Blaze.

"Kite kena balas dendam Kat Gempa" ujar Halilintar.

Ucapan Hali membuat mereka bingung tapi segera mengangguk.

"Kita akan balas dendam~"-Hali

"Nanti kau Gempa"-Taufan

"Aku tak kan terima kau jadi bahagian keluarga ku"-Blaze

"Jangan harap kau lepas"-Ais

"Duri hiks. Tak kan biarkan"-Duri

"Aku akan pastikan kau menyesal dan aku takkan terima kau"-Solar

                         ~★~★~

Kira-kira apa ya yang direncanakan mereka.

Emm. Kalau mau tau tunggu kelanjutannya ya.

Maaf kalau pendek..


























                         ~★~★~

Hai jumpa lagi dengan Saia.
Langsung aja ya guys

                          ~★~★~

Apa yang akan mereka berenam lakukan ya?

Lihat aja nih.

                               Sakit
 
Sekarang Amato sedang memperhatikan Gempa yang sedang memasak.

Amato dari tadi memperhatikan gerak-gerik Gempa.

Gempa naik turun tangga.
Mengambil berbagai bumbu dapur.
Dan lain sebagainya.

Amato tersenyum. Ternyata memang benar Gempa sudah seperti istrinya.

'dia pandai memasak seperti mu Aisyah' batin Amato.

                        ~★~★~

Amato sekarang sedang duduk bersama Gempa di meja makan.

Sekarang mereka berdua tengah menunggu yang lain.

"Anak-anak ayo buruan turun" panggil Amato.

Terdengar langkah kaki yang cepat. Amato sudah tau bahwa itu adalah keenam anaknya.

Mereka segera duduk di kursi.
Mereka memulai makan malam dengan ceria.

Mereka berenam biasanya lebih suka makan dikamar daripada bersama Gempa. Bisa dibilang mereka benci.
Sangat benci.

Dan benar Gempa sangat mudah menarik perhatian.

Sekarang mereka mungkin sedang bercanda dan tertawa. Tapi hati mereka tidak seperti itu.

Hati mereka berasa benci, benci dan benci.

Dari tadi mereka sebenarnya memperhatikan Gempa yang sedang bercanda dan bercerita pada Amato.

Sejak tadi mereka menunggu Gempa menyuapkan sesendok makan malamnya. Tapi sepertinya Gempa terlalu fokus pada ceritanya.

Entah apa yang mereka berikan pada makanan milik Gempa.

Tapi Gempa masih asik bercerita banyak hal.

Hingga.... Sesuap nasi memasuki mulut Gempa. Membuat mereka menunggu hasilnya.

Gempa masih saja bercerita walaupun ia masih mengunyah.

Hingga Gempa merasakan pusing yang sangat hebat. Mual terasakan. Wajahnya terlihat pucat.

Membuat Amato kebingungan.

                        ~★~★~

Sepertinya rencana mereka berenam berhasil. Sekarang mereka sedang berada di rumah sakit.

Seorang dokter keluar dari ruangan dimana Gempa berada.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Amato.
"Dia hanya keracunan makanan. Untung saja dibawa kemari" jawab dokter.

'Hah? Keracunan makanan?' batin Amato bertanya.

"Jangan sampai kekurangan gizi, karena itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak anda" jelas dokter.

Amato hanya mengangguk mengerti.

Sekarang Amato berpikir bahwa siapa yang membuat Gempa keracunan. Karena dia yakin tidak ada orang lain selain dirinya. Bahkan ia melihat Gempa memasak, jadi tidak mungkin Gempa kan?

Ah itu hanya masalah kecil yang sudah membuat kepala Amato pusing.

                        ~★~★~

Maaf untuk chapter sakit, jarang ada percakapan.

Dan maaf pendek. Bahkan kurang bagus.

Yang jelas Saia minta maaf sebesar-besarnya.

hanya harapanWhere stories live. Discover now