Ⓢ︎Ⓔ︎Ⓚ︎Ⓞ︎Ⓛ︎Ⓐ︎Ⓗ︎

864 81 9
                                    

Pagi ini... Matahari menampakkan dirinya dengan penuh semangat. Hari Senin, hari dimana mereka kembali beraktivitas padat setelah libur.

Tapi Senin ini berbeda dari Senin biasanya. Karena ini, hari dimana mereka masuk ke sekolah setelah liburan.

Hari yang membosankan di rumah akan terganti dengan kesenangan di sekolah. Alasan yang mudah untuk seorang anak.

Mereka hanya bosan menunggu tahun ajaran baru di rumah. Dan hanya ingin bertemu teman sekaligus mendapat uang jajan.

Tak ada niatan untuk belajar dalam benak mereka...

Si manik kelabu sedang memandangi dirinya di cermin.

Sejak lama ia bersiap untuk hari ini, bahkan ia sudah mandi saat subuh menjelang.

Entah ia bangun jam berapa, yang jelas ia bangun lebih awal dari biasanya.

Karena tak ingin ketinggalan untuk hari pertamanya ke sekolah, inilah yang ia nanti-nantikan.

Pekerjaan rumah yang menjadi makanan, dan rumus yang memenuhi kepala. Begitulah yang ia pikirkan.

'Tok tok tok' sebuah ketukan di pintu, membuatnya berhenti bercermin dan segera merangkul tas sekolah miliknya.

Berjalan menuju meja makan, dimana dirinya dan keluarganya makan bersama.

Manik kelabu yang tertutup kacamata visor orange menatap jamuan istimewa pagi ini...

Sang ayah--Amato tampak antusias untuk hari pertama mereka masuk sekolah.

Terutama si kembar pertama yang sudah menjejaki bangku SMP (Junior High school)

Tak terasa bagi sang ayah, setelah melihat Keenam putranya tumbuh dewasa.

"Ayah! Jangan melamun, habiskan dulu sarapannya" protes si biru safir.

"A-ah iya, akan ayah habiskan" ucap Amato, segera melahap masakan sang putra kedua.

"Pfft-- ahahaha" riuhnya pagi ini di meja makan, membuat si kelabu merasa sedikit tenang. Pasalnya ia sedang dilanda gundah yang ia sembunyikan dari kakaknya.

~★~★~

Tak terasa waktu makan telah selesai. Dan ini giliran mereka untuk berangkat menuju sekolah masing-masing.

Hanya berbekal sebuah mobil, Amato mengantar putranya kedepan gerbang sekolah mereka, bahkan melambai sebelum meluru pergi.

Tampak kekanak-kanakan, tapi mereka tidak malu akan tindakan yang Amato lakukan...

Hanya dengan cara itu sang ayah menunjukkan kasih sayangnya secara terang-terangan.

Sekolah Dasar (Sekolah Rendah)

Solar--si manik kelabu, melangkahkan kakinya menuju kelas Va. Kelas terbaik di sekolah adalah a', tak seperti kakaknya.

Duri--si manik emerald, berjalan dengan riangnya menyusuri jalan mencari kelas Vc. Kelas dengan orang yang tergolong rendah dalam ilmu.

Blaze--manik oranye nya menyala terang seiring kakinya melangkah menuju kelas VI b. Senyuman tak berhenti ditampilkan untuk tunjukkan kesenangannya hari ini.

Ais--si manik Aquamarine ini sama sekali tidak bersemangat. Ia melangkah memasuki kelas VI a, dengan santai. Tak ada senyuman yang terukir di wajahnya. Hanya wajah malas khas orang mengantuk.

Sekolah Menengah Pertama
(Junior High School)

Taufan dan Halilintar berjalan berdampingan sembari melihat-lihat sekitar. Tak terasa tahun ini mereka sudah memasuki SMP.

hanya harapanWhere stories live. Discover now