Target (4)

613 64 16
                                    

Waktunya melakukan rencana keempat.

                           ~★~★~                               

Target keempat Halilintar.

                           ~★~★~                                

Pagi ini~ matahari masih enggan menampakkan wujudnya

Terlihat Halilintar yang sedang duduk seorang diri di teras rumah nya.

Menatap langit yang berwarna gelap.
Menanti sang mentari terbit.

Di temani sebuah sapu yang baru saja  ia gunakan. Secangkir teh hangat terletak di sampingnya. Di tambah sebuah alunan musik merdu yang menenangkan.

Halilintar baru saja selesai menyapu, dan inilah saatnya ia beristirahat sejenak sembari menunggu sang mentari.

"Huh.... Ternyata lelah juga ya" gumamnya sambil menyeka keringatnya

"Hurm... Padahal hanya menyapu halaman. Tapi ini sangatlah melelahkan"
Ujarnya lesu...

Hali memejamkan matanya, menikmati alunan musik.

Ia disini, dirumah ini.

Menjadi seorang kakak sulung yang bertanggung jawab.

Harus berusaha menggantikan posisi sang ibu yang sudah pergi.

Harus mengerjakan pekerjaan rumah layaknya seorang wanita

Dari mengepel, menyapu, mencuci, dll...

Jujur saja, walaupun ia hanya mendapat bagian menyapu dan mengepel, tapi itu cukup melelahkan.

Kenapa? Karena rumah yang mereka berenam tempati berukuran cukup besar.

Jadi diperlukan perjuangan ekstra untuk menyapu dan mengepel.

Karena pasti ada gangguan dari adiknya, itu sebabnya Hali selalu melakukannya disaat pagi dan malam hari.

Pekerjaan yang sudah dibagi-bagi menjadi lebih ringan bagi Hali.

Ia tidak perlu bersusah payah mengerjakan seluruh pekerjaan rumah.

Tapi....

Entah mengapa Hali mengingat sesuatu? Sesuatu yang membingungkan.

"Akh" Hali menggelengkan kepalanya, menepis anggapan itu.

"Kak" sebuah suara bernada lesu seperti orang yang baru saja bangun tidur.

Membuat Hali sedikit terkejut, ia menoleh ke belakang melihat sang pelaku yang memanggilnya.

"Hm?" Hali menatap pemuda di depannya ini bingung.

Maniknya yang berwarna merah Ruby menatap manik Aquamarine milik sang adik.

"Udah bangun?" Tanya Hali tak percaya.

"Hm" jawab sang pemuda yang duduk disamping Hali.

"Ais? Kau Ade rasa rindu Kat seseorang ke?" Tanya Hali, matanya menatap langit yang mulai menampakkan sang mentari.

"Hm? Apesal kak Hali tanya ni?" Tanya sang pemuda yang bernama Ais.

"Takde Pape" jawab Hali singkat.

Ais melirik kearah sebuah cangkir yang berisi teh.

Ia mengambil cangkir itu dan mulai meneguknya.

Hali yang menyadari sang adik sedang meminum teh miliknya, menoleh dengan cepat.

"Heh itu aku punya lah" ujar Hali marah.

hanya harapanWhere stories live. Discover now