Gempa

610 52 25
                                    

Pagi ini Gempa telah siap dengan seragamnya...

Setelah selesai sarapan, Gempa kembali naik ke lantai atas membawakan sarapan untuk Ocho.

Di depan pintu kamar Ocho ia menghela nafas tangannya ragu mengetuk pintu, akibat kejadian semalam.

Setelah mengumpulkan seluruh keberanian, Gempa mulai mengetuk.

"masuk"

Terdengar sebuah suara menyahut, Gempa membuka pintu kamar Ocho perlahan...

Begitu masuk ia dikagetkan dengan Ocho yang sudah berseragam...

"Ocho?" Gempa buru-buru meletakkan makanan Ocho diatas meja, dan mendekati Ocho yang masukkan buku-bukunya kedalam tas..

"Awak nak kemana? Jangan cakap awak nak pergi sekolah." Ocho melirik kearah Gempa sebentar, kemudian kembali dengan bukunya...

"Awak, jawab pertanyaan saya dulu" desak Gempa.

Entah mengapa setelah melihat kondisi Ocho semalam. Membuatnya tak berani menyebut namanya sendiri dan Ocho.

Ia lebih memilih berbicara layaknya orang asing yang tinggal satu rumah...

Ocho mengangkat tas sekolahnya dan mulai berjalan keluar..

"Kalau dah tahu jawapannya, kenapa tanya balik?"

"Tapi... Saya tak boleh kan awak pergi sekolah" ucap Gempa sembari mensejajarkan langkahnya dengan Ocho.

"Kau siapa aku, nak atur-atur aku? Kakak aku bukan, adik aku pun bukan. Kenapa kau mesti khawatir? Kita takde hubungan apa-apa pun" balas Ocho yang membuat Gempa berhenti...

"Awak berubah....

Saya tahu saya silap, dan saya dah minta maaf...

Tapi kenapa awak perlakukan saya macam ni?

Saya ni saudara awak pulak " Gempa membela diri...

"Saudara? Pfft- kita ada hubungan sebab cucu Tok Aba,je...

Lagipun aku taklah senang sangat Ngan kau"

Ocho meninggalkan Gempa yang terpaku.

Ia tersenyum. Paham akan kondisi yang dialami oleh Ocho.

Ini bukanlah Ocho yang sesungguhnya. Ocho yang ceria dan suka berbagi tawa...

Tapi sekarang yang ada hanyalah Ocho yang tertekan dan trauma atas kejadian yang dialaminya...

Meskipun ia tak tahu pasti tentang kejadian nya, tapi ia bisa merasakan apa yang ocho rasakan...

Ia yakin Ocho bisa kembali seperti sedia kala, sering berjalannya waktu...

~★~★~

Suasana riuh anak-anak bermain sebelum bel pelajaran pertama berbunyi.

Ocho melangkah melewati pintu gerbang, tapi segera dihadang oleh 3 orang.

Gempa yang baru datang terkejut melihat ketiganya.

"Ke tepi aku malas nak layan korang hari ni" tungkas Ocho yang membuat amarah ketiga nya memuncak.

"Kau dah mula berani ya? Probe, habiskan dia sekarang" ketua mereka menyuruh di lelaki bertubuh besar itu.

Lelaki itu mendekati Ocho, sebuah kepakan tangan melayang cepat. Tapi sebelum bogem mentah mengenai Ocho, Gempa segera melindunginya.

hanya harapanWhere stories live. Discover now