40 - Thanks to Adelio

2.2K 229 31
                                    

"Loh?" Ismi menoleh pada Adelio. "Hana ke mana?" tanyanya bingung karena gadis yang kerap mengikat rambutnya dengan berpita merah itu tidak ada di UKS.

Adelio mengernyit, tidak menjawab dan segera menghampiri penjaga UKS yang tampak mengecek obat-obatan di lemari gantung dekat meja. "Kak Risa, Hana udah balik kelas?"

"Enggak tau, Dek. Tadi dia pergi buru-buru banget pas kalian berdua keluar," jawab kak Risa yang membuat Adelio menghela napas berat.

"Oh, yaudah. Makasih, Kak."

Di saat yang bersamaan, ponsel Ismi berdenting sekali. Menandakan ada sebuah pesan yang masuk.

Room chat - Hana

Hana : Ismi, gue minta tolong ya, lo bikin Adelio sibuk dulu sama lo. Paksa latihan volly aja, ajakin sepupu lo juga. Soalnya sekarang gue lagi sama anak OSIS. Mau bikin acara perpisahan kecil-kecilan buat Adelio.

Ismi : oke

Setelah membalas pesan Hana, Ismi menatap Adelio yang mendatanginya dengan wajah khawatir.

"Gue mau cari Hana dulu. Lo tunggu--"

"Etdah, lo gak usah lebay gitu. Paling juga Hana masih di lingkungan sekolah," balas Ismi yang segera meraih lengan Adelio. "Mending lo ajakin gue keliling sekolah. Jadi tour guade gue," sambungnya sambil menarik cowok berkacamata itu keluar UKS.

Adelio menepis genggaman Ismi. "Dia lagi sakit," ucap Adelio tajam.

"Kalau sakit, Hana gak mungkin pergi dari UKS, Adelio. Lo berpikir positif aja sih. Kali aja dia ada urusan OSIS dadakan."

Kalimat Ismi membuat Adelio berpikir sejenak. Memang benar apa yang dikatakan Ismi. Mungkin Delima meminta bantuan, mengingat ia sudah tidak berada di sana untuk mengoordinasi OSIS. Apalagi waktu itu ada masalah dengan program kerja dari organisasi otonom SCO (Siswa Cinta Olahraga).

"Ck, lo mau dibawa ke mana emangnya?" tanya Adelio akhirnya mengalah. Dia berjalan duluan sambil menyelipkan tangannya di kedua saku celana, menuju tangga. Ismi tersenyum lega dan segera menyusul Adelio.

"Gue mau liat lapangan volly," kata Ismi yang kemudian merogoh saku untuk mengambil ponsel. "Gue ajakin Rey, ya. Sekalian mau liat kalian latihan juga."

Cowok berkacamata itu melirik Ismi yang sedang mengetik di sana. "Gue baru tau kalau ternyata lo kenalan Rey," ucap Adelio yang mengingat bagaimana interaksi kedua orang itu saat di UKS.

"Lebih tepatnya sepupu gue," ralat Ismi. "Hahaha, kenapa emangnya?" tanya Ismi diselingi tawa jenaka saat mendapati raut terkejut Adelio.

"Entahlah. Dia terlalu perhatian ke lo sebagai seorang sepupu," tutur Adelio yang membuat Ismi terdiam sesaat. Kemudian menoleh pada Adelio dan bertanya, "Aneh, ya?"

Adelio menggidikkan bahu. "Gue cuma berharap, dia lagi gak mainin teman gue aja--" Mata Adelio langsung melebar sempurna begitu melihat sosok pria tegap berjas abu-abu dan dasi biru navy di depannya. Pria tersebut baru saja keluar dari ruang kepala sekolah sambil membawa selembaran kertas. Kaki Adelio serasa berat untuk melanjutkan langkah kini.

"Kenapa?" Ismi terlihat heran karena Adelio yang mendadak berhenti di belakangnya. Dia mengernyit, lalu mengikuti ke mana arah tatapan cowok itu tertuju.

"Itu Papa gue, Is." Adelio menghela napas berat. "Dan gue yakin kalau dia udah ngurus surat pindah buat gue," lanjutnya terdengar serak. Lalu, rautnya pun berubah mengeruh saat ayahnya itu berhenti di depannya.

"Sudah Papa urus. Cepat lakukan apa yang ingin kamu lakukan karena besok hari terakhirmu ke sekolah," ucapnya langsung ke inti. Lalu sedikit melirik pada Ismi.

Ketos Vs Sekretaris OSIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang