👶

10.1K 671 75
                                    

"Owek owek owek" terdengar tangisan bayi Dalam ruangan klinik ibu dr yudo . Bayi itu adalah bayi anisa, setelah hampir 12 jam berjuang untuk mengeluarkan bayi itu akhir nya kini tangis nya dapat terdengar jua.


Bayi cowok yang masih merah, berambut tebal, berhidung kecil tapi lancip, dengan suara tangisan yang sangat kuat.



Setelah melahirkan anisa seperti tak sadarkan diri, namun masih bisa merasai apa yang aa di sekitar na sekarang,



Seperti saat ini, anisa melihat bayi lelakinya itu tengah di adzan oleh seseorang berrambut gondrong, yang anisa tak tahu pasti siapa orang itu, karena melahirkan membuat anisa seperti di antara dua dunia, antara sadar sn tidak sadar.




Lelaki gondrong itu memakai baju hijau seperti baju ang di pakai saat menjenguk orang sakit,  masih memakai sarung,



Pikiran anisa melayang, apakah lelaki itu gus zaki? Semakin tak karuan pikiran itu semakin pusing kepala anisa, dan membuat anisa tak sadarkan diri.






"Lhoo dok, kok nggak  sadar ibu nya?" Tanya lelaki yang mengadzan i bayi tadi.




"Tidak apa-apa pak, mungkin ibu bayi sangat kelelahan, nanti akan sadar pada waktu nya" tutur dokter nia , seorang dokter kandungan profesional yang tak lain adalah ibu dr yudo. 


"Ohh iya dok, saya tunggu di luar ya dok, ini anak nya mau di mandiin dlu kan?" Tutur lelaki itu sambil menyerahkan anak anisa pada perawat yang ada di samping dr nia .








######
"Gmana gus?" Tanya seorang lelaki baru baya, pada lelaki gondrong yang mengadzan i anak anisa tadi. Lelaki paruh baya itu adalah  kyai ali, pengasuh pondok pesantren yang anisa tempat sewaktu kuliah dlu.




Dan lelaki gondrong yang mengadzan i bayi anisa tadi adalah gus rofiq, beliau anak putra dari kyai ali.



"Sdah lahiran bah, tadi udah tak adzani juga, sekarang anisa lagi nggak sadar, kata dokternya karena kecapean " tutur gus rofiq.



" ya sdah abah tak ketemu perawat nya dlu, abah pengen lihat bayi nya" tutur abah berpamitan ke gus rofiq.




Abah ali membaca Doa menjenguk bayi saat abah telah menggendong bayi laki-laki anisa.

Syekh Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi, Al-Adzkar al-Muntakhabah min Kalaami Sayyid al-Abrar, hal. 302:

Doa menjenguk bayi yang baru lahir: بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي الْمَوْهُوْبِ لَكَ وَشَكَرْتَ الْوَاهِبَ وَبَلَغَ أَشُدَّهُ وَرُزِقْتَ بِرَّهُ

Bârakallâhu laka fil mauhûbi laka wasyakarta al-wâhiba wa balagha asyuddahu wa ruziqta birrahu “Keberkahan bagimu atas apa yang telah dianugerahkan padamu. Kau bersyukur pada Sang Pemberi, telah sampai pada kesenangan dari-Nya, dan (semoga) diberikan rizki atas kebaikan-Nya”  Sementara itu, pihak yang dijenguk dianjurkan membaca doa berikut ini:

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا وَرَزَقَكَ اللهُ
مِثْلَهُ أَوْ أَجْزَلَ اللهُ ثَوَابَك

Barakallâhu laka wa
bâraka ‘alaika wa jazâkallâhu khairan wa razaqakallâhu mitslahu au ajzalallâhu tsawâbaka “Semoga engkau diberkahi Allah, semoga keberkahan Allah tercurah atas dirimu, semoga Allah membalas kebaikan bagimu, semoga Allah memberikan rizqi yang sama padamu atau Allah menyegerakan pahala bagimu”. 



"Nduk, sudah bangun," sapa abah saat mengetahui anisa membuka mata nya,


"Abah!!!" Seru anisa. Sambil berusaha mencoba bangun dari kasur nya, meraih tangan abah yang masih menggendong bayi anisa, dan mencium punggung tangan abah.




"Bayi mu bagus nduk(Bayi kamu ganteng nduk)" tutur abah menyerahkan bayi nya.


Anisa hanya tersenyum, sambil tak henti-henti nya merapal syukur atas kelahiran putra tersayang nya.


Seketika anisa menyadari, siapa lelaki gondrong bersarungyang tadi mengadzan i bayi nya.  Karena disini ada abah ali.

Karena lelaki itu gondrong dan secara general memiliki postur tubuh yang sama dengan gus zaki,  anisa tadi mengira itu gus zaki.



"Dimana bapak nya?"tanya abah. Langsung membuat anisa gelagapan. Anisa bingung harus menjawab apa.



"Cerita nya panjang bah" jawab anisa menunduk, sambil melihati wajah mungil bayi nya.



" kamu tinggal di mana di jogja nduk?" Tanya abah lagi, berusaha untuk mengalihkan  pembahasan.



"Di kontrakan ka yudo bah" tutur anisa.




" pulang ke pesantren!!!,  kalau kamu masih mau menganggap abah ini abah mu," jeda sepersekian detik.
" bantu-bantu ngajar, abah juga akan bantu ndidik anak mu" perintah abah.


"Enggeh bah," tutur anisa manut, di ikuti dengan tangis bahagia nya. Bahagia karena dia ternyata masih di sayang oleh abah nya, di masa lalu anisa pernah menolak untuk tetap tinggal di pesantren. 

Waktu itu abah tidak mengizinkan anisa boyong dari pesantren,  karena pesantren itu terbilang masih sangat baru, dan abah melihat anisa punya kemampuan untuk mengembangkan pesantren itu, tapi anisa tetap teguh pendirian , anisa tetap boyong dek pesantren,  hingga membuat anisa merasa sungkan jika harus kembali ke pesantren lagi,


Tapi kali ini, abah sendiri yang langsung meminta anisa untuk tingal di pesantren.  Anisa mengindahkan perintah abah ali.


"Nduk !!!" Sapa gus rofiq. 

Anisa memang tak menjawab, anisa anisa langsung meraih tangan gus rofiq. 


"Terimakasih nggeh gus, tadi sudah mau mengadzan i anak saya" tutur anisa.



"Tenang aja, santai aja" tutur gus rofiq. 


Anisa baru sadar, bahwa ternyata pembawaan gus rofiq ini sama dengan gus zaki.



"Tapi kok, bisa tahu kalau saya lahiran?" Tanya anisa sungkan.



"Tadi teman kamu ngasih tahu ke aku, yang nggak pakai kudung itu siapa nama nya" (jilbab) tutur gus rofiq,  setengah bertanya.



Dan anisa langsung tahu, jika yang di maksud gus rofiq adalah indah. Memang sejak kemarin , indah pamit ke jawa timur untuk menemui sekeluarga.  Tapi pagi tadi anisa bilang ke indah kalau anisa udah terasa akan melahirkan.



"Alhamdulillah ya allah , engkau masih mengizinkan hamba untuk tetap hidup di sekitar orang-orang sholeh," batin anisa senang.


" Gus, anak njenengan sudah lahir, njenengan mengingkari janji njenengan sendiri, katanya waktu itu njenengan mau menemani saya kalau saya melahirkan, tapi hari ini  kulo berjuang sendiri" batin anisa, sambil menitikkan air mata nya, memandangi wajah mungil bayi nya yang tengah terbangun dan meminta asi.




Menyadari bahwa bayi nya tengah menangis, gus rofiq dan abah ali segera keluar dari ruangan itu, kini hanya saru perawat dan anisa yang ada di ruangan itu, kemudian merawat itu membantu anisa untuk menyusui bayinya. 




Kapan kapan lanjut ya, cuapek aku guys.
Part selanjutnya anisa bertemu gus zaki. 
NANTIKAN!!!!

Aku, Wanitanya GusWhere stories live. Discover now