Part 16

1.7K 273 6
                                    

Arka, Aaron, dan Indira pergi menuju Vienna dari Saint Gilgen menggunakan kereta. Butuh waktu 8 jam untuk sampai di Vienna.

Selama perjalanan di kereta, Aaron tidak terlalu banyak bicara dan diam. Indira juga tertidur di sisinya.

Sesekali Aaron mengusap puncak kepala putrinya itu. Ia masih memikirkan semua yang ia baru ketahui. Alasan ia di deportasi, Triyani yang rela menggantikan dirinya untuk Tjokrotama, lalu Triyani yang tengah berjuang melawan kanker. 

"Kaffee? (Kopi?)" tawar Arka yang baru kembali dari kantin kereta.

"Terimakasih." Aaron menerima gelas kopi yang disodorkan Arka.

Tatapan Arka berpindah pada Indira yang tertidur di sisi Aaron. Kepala wanita itu bersandar pada bahu ayahnya.

Mungkin ini kali pertama Indira merasakan bagaimana tidur di sisi seorang ayah. Melihat Indira yang tertidur lelap, memancing senyum Arka.

"Meine tochter schläft friedlich. (Putri saya tidur dengan nyenyak.)" Akhirnya Aaron memulai pembicaraan antara dirinya dan Arka.

"Ja, ich bin froh das zu sehen. (Ya, saya senang melihatnya seperti ini.)"

Aaron menatap Arka yang duduk berseberangan dengannya. Seakan ia meneliti sesuatu dari wajah pemuda itu.

"Wie geht es dir mit ihr? Ich habe gehört, du bist derjenige, den sie für sie wählen, (Bagaimana perasaanmu untuknya? Saya dengar kamu yang disiapkan untuk dia,)" tanya Aaron pada Arka.

Kini tatapan Arka berpindah pada Aaron. Ia menatap mata yang terlihat persis seperti milik Indira.

"Ich kann nicht bei mir sein. Ich bin Tjokrotamas Enkel. Der Mann, der das alles verursacht. (Saya tidak bisa bersama Indira. Saya cucu Tjokrotama. Pria yang membuat keluarga kalian seperti sekarang.)"

Tentu saja Arka tau diri tentang yang satu itu. Kesalahan kakeknya tidak bisa dimaafkan. Walaupun ibunya sudah menghapus hubungan dengan keluarga Tjokrotama tapi Arka tetap merasa bersalah.

Seperti ada sebagian dari dirinya yang ikut andil dalam kejadian kelam itu.

"und dein Gefühl für sie? (Dan perasaanmu untuknya?)" tanya Aaron lagi.

"Ich weiß nur, was ich mit diesem Gefühl anfangen soll. (Cukup saya saja yang tau bagaimana harus menghadapi perasaan ini.)"

Aaron tersenyum melihat Arka. Dia bisa merasakan tidak ada niatan jahat dari pria itu untuk putrinya. "Lass dich nicht wie ich sein. kann nicht zusammen leben, was du willst. (Jangan sampai kamu seperti saya. Tidak bisa hidup dengan orang yang kamu inginkan.)"

Mendengar ucapan Aaron, Arka terasa kecut seketika. Ini bukan permasalahan ia tak bisa hidup dengan Indira. Tapi rasa bersalah dan malu pada dirinya sendiri.

Kakeknya menghancurkan keluarga Indira di saat perjodohan kala itu tidak menimbulkan efek samping terlalu berlebihan pada keluarga Tjokrotama.

Keluarga Tjokrotama hanya menderita sesaat. Kesulitan saat kejatuhan bisnis kala itu. Namun dengan cepat teratasi dengan bantuan pihak luar.

Di sisi lain, keluarga Wicaksono kehilangan putra sulung mereka. Kehilangan sebagian aset mereka. Dan Indira kehilangan ayahnya.

"Ich habe nichts gegen dich. Aber Indira wird immer noch entscheiden, (Saya tidak keberatan denganmu tapi tetap Indira yang memutuskan,)" ungkap Aaron.

Mungkin setelah perjalanan ini, Arka akan berbicara dengan orangtuanya. Mengatakan jika ia tidak bisa dengan Indira. Ibunya pasti akan mendukung Arka.

Mengejar Papa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang