Part 34

218 8 1
                                    

Jangan pergi ....

Jangan dulu pergi ....

Ku Menyerah

Ku Membutuhkanmu...

🎶Seventeen🎶

❝ Sadarlah, ada aku disini yang selalu menantimu tanpa mengenal rasa letih ❞


HAPPY READING BEBS💚

"Nggak Li kamu gak boleh pergi" seru Angkasa dengan mata yang masih terpejam.

"Sa Lo kenapa" tanya Deny menepuk bahu Angkasa.

"Firli" Angkasa membuka matanya lalu memutar pandangannya ke segala arah ternyata hanya mimpi dia masih berada di rumah sakit.

"Kamu kenapa sayang" tanya Atri cemas.

Angkasa menoleh, "Angkasa mimpi ketemu Firli Mi, dan Firli pergi ninggalin Angkasa" sahut Angkasa panik keringat dingin membasahi keningnya dan tangannya gemetaran.

Atri memeluk Angkasa erat mencoba menenangkan putranya ikatan batin antara Angkasa dan Firli memang sudah terjalin sangat kuat lima belas tahun bukan waktu yang singkat untuk keduanya bersahabat jadi wajar jika mereka bisa sedekat ini.

"Sa, kamu tenang ya sayang"

Dokter yang menangani Firli keluar dari ruangan ICCU. Angkasa berdiri dari duduknya menghampiri dokter tersebut meminta penjelasan.

"Dok Firli gimana" tanya Angkasa.

"Kondisi pasien sudah stabil tapi masih dalam masa kritis. Silahkan jika ada yang ingin menjenguk kedalam tapi hanya satu orang saja" jelas dokter itu.

Angkasa menatap Atri, "Kamu aja Sa Firli lebih butuh kamu" sahut Atri tersenyum.

Angkasa mengangguk, "Iya Mi, Angkasa masuk ya" sahut Angkasa.

Angkasa berjalan masuk ke dalam ruangan Firli memakai baju khusus untuk menjaga kesterilan ruangan.

Angkasa menatap sendu wajah Firli yang pucat dan tenang. Dia menarik kursi yang ada disamping brankar Firli dan duduk di kursi tersebut.

"Li" lirih Angkasa.

Angkasa meraih tangan Firli yang terasa dingin lalu menciumnya lembut, "Maafin aku Li, aku udah nyakitin kamu" ujar Angkasa meneteskan airmatanya.

"Aku gak pernah mencintai orang lain selain kamu Li, aku mohon maafin aku"

"Aku tahu aku salah aku gak akan membela diri Li, kamu boleh marah sama aku" ujar Angkasa.

"Jangan tinggalin aku, aku gak sanggup" lirih Angkasa menahan sesak yang menghimpit dadanya.

Jemarinya mengusap lembut tangan Firli yang berada di genggamannya, "Buka mata kamu Li, kamu boleh marah sama aku, pukul aku Li, aku siap terima itu semua tapi tolong jangan pergi dari aku"

"Aku akan selalu ada disini sampai kamu bangun. Aku janji Li" lirih Angkasa dengan suara bergetar.

Angkasa menatap setiap inci wajah Firli dengan penuh kesedihan. Melihat Firli seperti ini membuat Angkasa kalut tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, rasanya dia tidak ingin jauh dari Firli ketakutannya kehilangan Firli sangat besar.

Hanya Firli yang bisa membuat Angkasa tersenyum, tertawa lepas dan hanya Firli yang mampu membuatnya meneteskan air mata karena takut kehilangan.

"Ini mimpi buruk buat aku Li, aku gak bisa liat kamu kayak gini" lirih Angkasa mengusap lembut tangan Firli.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang