Part 42

245 7 0
                                    

HAPPY READING BEBS💛

"Aku menemukan 1000 kebahagiaan denganmu. Rasanya tidak adil jika aku membencimu hanya karena 1 kesalahan"

Derap langkah seseorang yang selalu menarik perhatian banyak orang siapa lagi jika bukan si badboy yang bernama Angkasa Rafael Bramasta. Setiap saat semua pergerakan Angkasa terlihat selalu menarik untuk diperhatikan. Perempuan mana yang tidak tergila-gila dengan pesona paras tampan kapten basket itu.

Cowok berwajah datar cool dan no senyum tersebut kali ini terlihat berbeda wajahnya tidak seperti biasanya.

Angkasa menghentikan langkahnya ketika merasakan denyutan nyeri di kepalanya wajahnya juga pucat.

"Arghh pusing banget sih" gumam Angkasa memegangi kepalanya yang sakit.

Angkasa menggelengkan kepalanya mencoba menjaga kesadarannya tapi hal itu malah membuatnya semakin pusing. Tidak biasanya Angkasa pusing sampai seperti ini bahkan dia itu jarang sekali sakit dia juga lupa kapan terakhir sakit.

"Sa" panggil Firli.

Angkasa mendongak melihat Firli yang muncul dihadapannya. Senyumannya muncul ketika bertemu dengan gadis kesayangannya.

"Tadi mami telfon aku nanyain kamu katanya handphone kamu gak aktif" ujar Firli.

"I-iya Li aku lupa charge handphone" sahut Angkasa lirih.

Firli menatap Angkasa dengan sedikit menengadah baru menyadari wajah Angkasa sangat pucat pasi dan suaranya terdengar bindeng.

"Sa kamu sakit pucat banget" tanya Firli.

Angkasa mengangguk singkat, "Pusing Li"

Raut wajah Firli berubah cemas lalu tangannya terulur menempelkan di kening Angkasa, "Ya ampun Sa badan kamu kok panas gini sih, kamu demam ya" panik Firli.

"Kita ke uks ya" ajak Firli khawatir.

"Kamu mau nemenin aku gak" tanya Angkasa.

Firli mengangguk, "Iya ayo ke UKS"

Angkasa mengangguk lirih matanya sangat sayu membuat Firli semakin panik. Firli sigap menahan tubuh Angkasa yang hampir kehilangan keseimbangan.

"Sini aku bantu" ujar Firli melingkarkan tangan Angkasa dibahunya dengan hati-hati Firli memapah tubuh Angkasa menuju uks.

Sebenarnya Firli tidak cukup kuat menopang tubuh Angkasa yang berat tapi belum sampai di uks tidak mungkin kan dia membiarkan Angkasa berjalan sendiri. Langkah mereka terhenti ketika berpapasan dengan Aldo yang menenteng kantong plastik sepertinya dari kantin.

"Eh Fir si Angkasa kenapa" tanya Aldo sambil memakan permen lolipopnya.

"Angkasa sakit Do, bantuin bawa Angkasa ke uks ya" sahut Firli dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

Aldo mengangguk cepat, "Iya iya sini gue bantuin" ujar Aldo dengan sigap menggantikan posisi Firli.

"Yaelah Sa mabok duren lo" cibir Aldo.

Angkasa berdecak pelan, "Bacot lo"

Aldo memutar mata jengah, "Udah sakit masih bisa jawab lo" semprot Aldo.

"Aldo Angkasa jangan dimarahin dong" peringat Firli.

Angkasa tersenyum tipis mungkin jika tidak sedang sakit dia sudah tertawa terpingkal-pingkal, "Nah lo kena omel Firli kan" cibir Angkasa lirih.

Aldo mendengus kesal, "Iya Fir canda gue"

Firli hanya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir disaat dia panik karena Angkasa sakit tapi Aldo malah sesantai itu.

ANGKASAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt