Part 09

455 25 0
                                    

HAPPY READING BEB💚

Pagi ini Angkasa sudah stay di depan gerbang tinggi bercat emas yang menutupi rumah mewah berlantai tiga. Rumah itu nampak sepi karena hanya dihuni satu orang, yaitu Firli. Sebenarnya Angkasa ingin menemani Firli dirumah tetapi mereka kan bukan muhrim tidak baik juga terlalu lama berdekatan dengan Firli Angkasa bisa hilaf.

Tak lama muncul seorang cewek cantik membuka pagar tinggi rumah itu dan menutupnya kembali saat ia sudah keluar pagar. Senyuman manis tersungging di bibir pink kiss nya itu menjadi daya tarik tersendiri bagi Angkasa.

"Lii, jangan bikin aku dejavu" peringat Angkasa memegangi dada kirinya.

Firli tergelak melihat tingkah konyol Angkasa, "Apaan sih kamu masih pagi udah gombal" .

"Aku serius Li senyuman kamu selalu bikin aku deg-degan" ucap Angkasa spontan membuat pipi Firli bersemu merah.

"Udah deh jan bikin baper" sewot Firli menutupi wajahnya yang memerah.

Angkasa tertawa kecil, "Kamu itu kayak pelangi" ucap Angkasa sembari membelai lembut wajah Firli.

"Pelangi" beo Firli.

"Iya karena pelangi hadir selalu membuat Angkasa jadi indah dan penuh warna" ucap Angkasa receh.

Entah harus bagaimana lagi Firli menahan untuk tidak salah tingkah tapi nyatanya gombalan Angkasa sukses membuat jantungnya berdetak cepat dan pipinya semakin bersemu seperti tomat.

"Ihh...SAAA" rengek Firli menghentakan kakinya bibirnya mengulum senyuman yang tidak bisa ia tahan lagi.

Angkasa tergelak melihat ekspresi Firli terlihat semakin menggemaskan. Firli gadis yang cantik dan baik itu yang Angkasa suka dari seorang cewek yang kini menjadi pacarnya, Angkasa berjanji pada dirinya sendiri akan selalu menjaga dan membahagiakan Firli sampai kapan pun.

"Yaudah yuk berangkat" ajak Angkasa memakaikan helm di kepala Firli.

Firli mengarahkan pandangannya ke sembarang arah yang penting tidak menatap Angkasa. Sungguh, Firli tidak bisa berlama-lama menatap mata Angkasa. Iris mata brown Angkasa membuat Firli jatuh pada pesona cowok itu.

"Kamu kok tegang gitu Li kayak tiang listrik" seru Angkasa membuat Firli melotot enak aja dikatain tiang listrik.

"Ihh...tadi gombal sekarang malah ngehujat" kesal Firli ngegas.

Angkasa tergelak, "Iya sayang nggak kok" ucap Angkasa mencapit hidung Firli jail.

"Ayo Sa ntar telat" ajak Firli memutar bahu Angkasa agar menghadap ke depan.

Firli menurunkan stand kaki belakang lalu naik ke motor tinggi Angkasa. Firli memeluk Angkasa dari belakang dan dagunya ia letakan di bahu Angkasa tempat ternyaman bagi Firli. Motor Angkasa melaju membelah jalanan yang lumayan ramai karena matahari sudah mulai menampakan sinarnya.

10 menit kemudian...

Deru motor Angkasa terdengar menyatu dengan suara siswa-siswi yang berada di sekolah dan sekitar parkiran. Angkasa memarkirkan motornya di samping motor milik Deny dan Galen yang masih nongkrong di atas motor.

"Bos besar udah dateng nih" sambut Deny.

"Pagi-pagi udah dipeluk anget dong" cibir Galen membuat Angkasa tersenyum sumringah.

"Sa aku ke kelas dulu yah" pamit Firli.

"Iya belajar yang bener ya, jangan bolos" ucap Angkasa asal.

Firli melotot horor, "Harusnya aku yang ngomong gitu sama kamu Sa".

Angkasa hanya nyengir, "Iya iya aku gak akan bolos" ucap Angkasa menepuk kepala Firli gemas.

ANGKASANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ