Bab 10 : Prahara Ben dan Steve

809 153 3
                                    

Berdasarkan hasil keputusan musyawarah antara klan Màvros Wolf dan klan Blood Luna, kedua keluarga sepakat mengadakan pesta pernikahan di klan Blood Luna.

Seluruh anggota klan Blood Luna dan klan Màvros disibukkan dengan persiapan acara pernikahan. Baru persiapan saja sudah meriah, bagaimana hari H nanti?

Selama beberapa hari Steve tidak keluar kamar, ia gugup, sungguh berbeda dengan Daniel. Steve merasa bimbang, ia ingin membatalkan pernikahan tapi itu akan mempermalukan kedua klan. Jika diingat-ingat lagi, firasat Steve selama ini benar setiap ia menatap mata Daniel atau berbicara dengannya, Steve yakin ada kesedihan dan rahasia tak biasa. Juga, instingnya yang pernah hidup sebagai manusia biasa dengan tingkat kasih sayang dan rasa peduli yang tinggi mengatakan bahwa ia harus menerima lamaran Daniel walau awalnya Steve tidak tau apa tujuan pemuda rubah itu.

"Steve? Kamu di dalam?" Suara Troye mengetuk pintu kamar dari luar. Steve segera membukakan pintu, tampak di hadapannya Troye dengan raut khawatirnya.

"Ada apa, Kak?" Tanya Steve bingung. Tanpa ba bi bu, Troye menarik tangan Steve dan berlari menuju kamar Ben.

Sesampainya disana, Steve melihat Ben yang terbaring di atas tempat tidur dengan Tuan dan Nyonya Abighail menemani disisinya. Wajahnya pucat dengan keringat dingin membanjiri dahi, tubuhnya menggigil hebat. Steve segera menghampiri Ben dan memeriksa suhu badannya, panas sekali. Ia segera meminta pelayan yang ada disana untuk mengambil air dingin dan kain bersih.

"Dari semalam Ben demam dan ia selalu mengigaukan namamu." Ujar Tuan Abighail.

"Nak, apa yang terjadi dengan kalian?" Nyonya Abighail bertanya risau, Steve menggeleng.

"Tidak ada, Bu. Belakangan ini aku jarang bertemu Ben, aku terlalu gugup dengan pernikahanku sampai jarang keluar kamar dan menemani Ben seperti biasa." Jawab Steve.

"Mungkin itu penyebab dia demam?" Troye beropini, Steve tampak menggigit bibirnya tengah berpikir. Tak lama, seorang pelayan masuk membawa air dingin dan sehelai kain. Steve segera membasahi kain itu dan dengan sangat berhati-hati meletakkannya di dahi Ben.

"Ben, apa benar penyebabmu demam karena aku? Maaf, maafkan aku tidak bisa menjagamu." Steve menggenggam tangan Ben yang dingin dan mengecupnya sekali sembari terus mengucap kata maaf. Tuan dan Nyonya Abighail tampak iba, mereka tidak akan menyalahkan Steve yang gugup menghadapi pernikahannya, tapi tidak disalahkan juga jikalau itulah penyebab Ben demam.

"Steve, sudahlah. Semoga Ben segera sembuh." Troye berucap lembut sambil mengusap punggung Steve, Steve mengangguk pelan, raut wajahnya benar-benar sangat khawatir.

"Sebagai permintaan maafku pada Ben, aku akan menjaganya hingga sembuh." Ucap Steve mantap, tatapannya tak lepas dari wajah pucat Ben.

"Tapi pernikahanmu-"

"Tidak apa, ayah. Lagipula semua sudah siap, kan? Aku juga sudah mengukur baju. Hanya tinggal mempersiapkan mentalku di hari H. Semoga aku bisa sedikit rileks saat menjaga Ben." Jawab Steve dengan senyum tulusnya. Mau tak mau, Tuan dan Nyonya Abighail menuruti keinginan Steve. Kemudian, Nyonya Abighail meminta semua yang ada di kamar meninggalkan Ben beristirahat dengan dijaga Steve.

.

Beberapa jam kemudian, keadaan Ben mulai membaik. Ia sudah tidak menggigil, suhu badannya sudah sedikit turun. Saat ini Ben tengah duduk di kasurnya sembari disuapi bubur buatan Steve.

"Enak, tidak?" Tanya Steve setelah menyuapkan suapan kesekian pada Ben, Ben mengangguk lemah dengan senyum tipis. Tampak Steve tersenyum puas kemudian kembali menyuapkan bubur.

"Steve, kalau kamu menikah, berarti kamu meninggalkanku." Ujar Ben menatap sendu pada Steve, Steve terdiam mendengar pernyataan itu sebelum tersenyum lembut dan mengusap rambut panjang Ben.

It's Not System (YeonBin AU) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang