12🍃Bibir Adit

12.1K 1.2K 35
                                    

Haiii balik lagi bareng Ryntimtam disini. Oh ya aku mau beri kalian 1 informasi, bahwa Demensia tidak selalu terjadi pada orang yang sudah tua.

Terkadang remaja dan orang dewasa juga sering mengalaminya.

Oh ya dan jangan lupa vote dan komen ya🍃.

Enjoy the reading🍃
.
.
.
.

Author Pov🍃

ADIT diam, tapi matanya terus memperhatikan gerak-gerik Anya saat ini. Anya tengah menyetrika pakaian sembari duduk dikarpet berbulu.

Sedangkan Adit duduk disofa dengan tayangan Avengers di tv, setelah selesai berenang tadi pagi. Anya kembali memandikan Adit dan memakaikannya pempers.

Tak lupa menyuntikan makanan dari selang dihidung Adit.

Seharusnya sekarang Adit tidur siang, tapi dia tak mengantuk sema sekali saat ini. "Anhh-ya.." panggilnya pelan, dia kembali meraih 2 lembar tisu dan menyeka liurnya.

Anya berhenti menyetrika, kemudian menoleh kebelakang "Ada apa?" tanya nya.

Adit diam. "Kenapa Adit?" tanya nya lagi.

Adit tetap diam, Anya mendengus sebal kemudian melanjutkan setrikaannya. Adit bingung mau ngapain, akhirnya dia memilih untuk melatih bibirnya.

Adit menggerakan tangan kanannya menuju rahang bawahnya, kemudian menaikan rahangnya agar tertutup, tapi hasilnya malah.

"Uhuk!!" dia kesedak liurnya sendiri, Anya tersentak dan menoleh lagi. Dengan cepat dia bangkit dan mengelus punggung Adit agar batuknya berhenti.

"Kamu ngapain sih!? Bisa sampe kesedak gitu." oceh Anya kesal, dia khawatir Adit kenapa-napa. Adit menatap sedih Anya, bibirnya bergetar pelan.

"A-af.." cicitnya takut.

Anya menghela napas panjang, bukan maksudnya marah sama Adit, cuma Anya khawatir jika Adit sakit atau segala kemungkinan buruk lainnya.

Gadis itu memeluk Adit erat dan mengelus punggungnya "Aku gak marah, cuma jangan diulangi lagi. Aku khawatir Adit." Adit mengangguk patuh.

Adit menatap Anya begitu Anya melepaskan pelukan mereka, perlahan Adit menempelkan bibirnya ke pipi Anya.

Membuat gadis itu shock. "Anhh-ya.." cicit Adit, dia takut gadis itu jijik dengan liurnya. Tapi yang dia dapatkan adalah serangan pelukan dan ciuman bertubi dari Anya.

"Menggemaskan!" serunya tak terkendali.

Adit hanya mampus tertawa geli saat serangam bibir dari Anya menyerang wajahnya. Tapi tak apa, yang penting Anya senang.

"Oh iya Dit."

"Eung?"

"Besok bakalan ada temen aku yang datang, dia mau nginap disini 3 hari. Gapapa kan?" mau bagaimana pun Anya perlu meminta izin pada Adit karena pria itu adalah suaminya.

Adit mengerjab pelan. "Khi-ha-ha?" tanya Adit, dia takut jika nantinya Anya akan malu jika temannya melihat kondisi Adit.

"Sahabat aku, namanya Depri."

Adit diam, boleh atau tidak ya?

"Kalau gak boleh juga gak papa kok."

Adit menggeleng pelan "Ho-heh, kha-ha-pa." jawab Adit.

"Boleh, gapapa"

Anya ragu jadinya "Serius?" tanya Anya memastikan. Adit mengangguk pelan "He-iyush" balasnya.

Anya mengangguk "Makasih sayang."

Gapapa kan? Gak papa kan mengizinkan teman Anya disini? Tak akan ada masalah kan?. Tapi Adit punya perasaan aneh tentang ini.

Apa yang akan terjadi ya.

"Dit. Bau gosong."

Adit mengerjab pelan, begitu juga dengan Anya. Tapi seketika mata gadis itu melebar dan dia langsung turun dari atas tubuh Adit.

Dia meraih setrikaan dari atas kemeja biru kesayangan Anya. "Hueeeeeee kemeja aku gosong Adiiiiiit!!" serunya histeris.

Adit hanya tertawa pelan "Han-hi, khe-hi, kha-hi" ujar Adit menenangkan kericuhan yang Anya sebabkan.

Anya merengut "Tapi ini kemeja pemberian Depri.." lirih Anya sedih, kemeja hadiah dari Depri saat ulang tahun Anya yang ke 17 tahun.

Adit terdiam, segitu sayangnya Anya dengan Depri sampai menyesali kemeja yang gosong bolong itu. Jujur, Adit cemburu dengan kalimat itu.

Ternyata Anya masih menyimpan barang pemberian pria lain.





























Bersambung🍃

Cemburu tanda cinta✨ marah tandanya sayang💃 kalau curiga, itu karena kutaaakut kehilangan.

My Lumpuh Husband [End]Where stories live. Discover now