22🍃Adit ketemu Anya (2).

9.2K 1K 36
                                    

Hai-haii, sudah 2 hari dan saatnya Adit kembali muncuuuul, btw udah ada spoiler tentang anaknya Anya sama Adit di chapter sebelumnya, tapi kalian semua tidack sadar hoho.

Jangan lupa vote dan komen yaaa💃.

Enjoy the reading🍃
.
.
.

Author Pov🍃

ANYA sesekali melirik ke arah pintu kamar inapnya, tangisan mengerikan milik Adit kembali terdengar hari ini, sudah 2 hari terlewat sejak Anya bangun.

Dan kerjaan Adit hanya menangis didepan pintu sembari mengintip dari kaca yang ada dipintu. Anya gemas sekali, dia menangis sembari memanggil Anya.

"Hiks..hiks..A-NYAAAAAAAA..hiks..huhuuuu..huaaaaaaaaaaaa..hiks..A-dit..hiks..ma-u..hiks..MA-SUUUKKK!!..hiks..HUAAAAAAAAAAA"

kan bener, dia nangis seperti hari kemarin. Anya tertawa pelan, lucu sekali sih wajahnya. Basah karena air mata, hidungnya merah, bibir mungilnya yang bergetar sembari sesenggukan.

"Kamu kenapa ketawa?" tanya Gian tak suka. Anya menatap abangnya itu.

"Ah, Anya lucu aja liat Adit. Kasih aja dia masuk, Anya udah ingat kok."

Gian mendelik, kemudian menggeleng kuat "Gaboleh! Dia harus dihukum karena sudah lalai!." ketus Gian sembari menyuapkan potongan apel kemulut Anya.

"Tapi kan-"

"Shut! Gausah bacot. Sekarang makan lagi terus istirahat."

Anya merengut sebal, dia terus mengunyah apel dengan tatapan mata yang tertuju pada Adit yang terus menangis. Kasihan sih, tapi mereka masih belum bisa bertemu.

Setelah 2 menit menghabiskan apelnya, Gian pamit sebentar ke kamar mandi. Dan kesempatan itu Anya gunakan untuk bertemu Adit.

Dia segera bangun dan turun dari kasur, kemudian berjalan sembari menggeret tiang infusnya. Adit yang melihat Anya berjalan menuju pintu lantas tersenyum lebar.

"A-nya! A-nya si-ni A-nya!" serunya girang.

Anya tertawa pelan, dia membuka pintu kamarnya kemudian melihat Adit yang mengenakan hodie putih oversize, wajahnya terlihat kurus namun bersyukur karena mulut Adit tak lagi terbuka.

Dia sudah berhasil mengendalikan rahang dan bibirnya. "Jangan gitu, iler kamu netes tuh." celetuk Anya sembari menyeka liur Adit yang menetes. Adit tersentak, dia langsung menutup mulutnya rapat.

Anya menutup pintunya pelan, kemudian berjongkok didepan Adit "Kamu kok keluar Nya?" tanya Kardi.

"Bosen dikamar terus Yah."

"Ayah titip Adit bentar ya, Ayah mau ke kantin. Laper."

Anya mengangguk, setelah Kardi pergi Anya kini berfokus pada Adit "Gamau peluk Anya apa nih?" tanya Anya pura-pura ngambek.

Adit menggeleng, kemudian bergerak kedepan guna menempelkan tubuhnya ke tubuh Anya, tangan kanannya memeluk punggung Anya.

"Ka-ngen..hiks..A-dit..hiks..ka-ngen A-nya..hiks..huhuuu"

Anya mengelus bahu Adit pelan "Anya juga kangen sama Adit, selama ini Adit gak nakal kan?" tanya Anya.

Adit menggeleng. "A-ditkan..a-nak..hiks..ba-ik.." gerutunya sebal.

Anya mengangguk, dia menciumi bahu Adit berulang kali, betapa dia merindukan Aditnya ini. Sangat amat merindukannya.

"Udah makan?"

"U-dah."

"Pake apa?"

"Bu-burlah..e-mangnya hiks..bi-sa..ma-kan..hiks..apa-lagi..se-lain..hiks..bu-bur.."

"Oh iya, bener juga."

Mereka masih asik berbincang didepan kamar Anya, sebenarnya Gian tak ke toilet, cuma pura-pura dan kali ini dia biarkan Anya berduaan bareng si Adit sopo jarwo itu.

Lihat saja seterusnya, tak akan ada waktu mereka untuk berdua!.


























Bersambung🍃

Nungguin yaaaa

My Lumpuh Husband [End]Where stories live. Discover now