matahari : 04

92 24 0
                                    

- 09 juli 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 09 juli 2020.

di lorong yang sepi ini hanya terdengar derap sepatuku yang kubawa sedikit terburu-buru. bel sudah berbunyi sejak tadi, tapi karena ada yang harus kulakukan terlebih dahulu di perpustakaan, aku terlambat kembali ke kelas.

"bukannya kau lumayan cerdas saat sekolah menengah, kim sunoo? ini baru beberapa bulan, kalau nilaimu semakin lama semakin menurun, beasiswa mu akan hilang. kau mengerti?" aku berhenti melangkah tepat saat aku mendengar ucapan itu. pintu ruang kepala sekolah yang terbuka sedikit memungkinkanku mendengar apa yang dibicarakan disana.

dan baru saja aku mendengar nama kim sunoo disebutkan sebelum kata beasiswa dikeluarkan. jadi selama ini sunoo secerdas itu? tapi jujur saja, dia tidak terlihat sepeeti siswa berambisi yang menggunakan beasiswa pada umunya. menurut pengamatanku, dia bahkan cukup lama jika disuruh memilih sesuatu. terkadang juga sering menanyakan hal yang sudah jelas.

"sekarang kembalilah ke kelas. cobalah lebih keras lagi, oke?" kakiku kini kembali melangkah ke depan. terdengar suara pintu ruangan itu tertutup.

aku menoleh kebelakang. "oh, sunoo? apa yang kau lakukan disitu?" ujarku basa-basi. remaja itu tersenyum saat melihatku. ia lalu berlari untuk berdiri di sebelahku. "kau mau ke kelas bukan? ayo lakukan bersama!"

aku tidak merespon ajakannya. kakiku melangkah kembali, lalu ia mengikuti. "apa kau tau? aku kemarin bertemu dengan seorang idol saat berjalan pulang! astaga! dia tampan sekali. bahkan tidak terlihat nyata! aku sempat berfoto dengannya, mau lihat?"

sunoo mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu menunjukan gambar dirinya dengan seorang idol ternama yang kini tengah naik daun. "wah, kau beruntung."

ia kembali menceritakan apa yang terjadi kala idol itu tiba didekatnya. ia ceritakan semuanya dengan semangat membara.

disaat telingaku terus mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya, otakku tengah sibuk memikirkan hal lainnya. begini, jika aku ada diposisinya saat ini, mungkin aku tengah sibuk berfikir bagaimana caranya agar tidak pergi keruangan itu lagi. lalu jika aku terlalu dalam berfikir, aku akan menjadi orang yang pendiam.

sementara sunoo, bak angin lalu, ia lupa apa yang baru saja terjadi. ancaman kalau beasiswa akan dicabut bukanlah hal yang dianggap enteng. namun lihatlah kim sunoo ini. senyumnya, bahkan tenaganya tidak menunjukan setitik pun kalau ia tengah khawatir.

jadi sunoo ini memang sesantai itu, atau ia hanya berbohong? aku tidak paham.











































matahari,kim sunoo. 「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang