Kehilangan

612 107 10
                                    

Mobil berhenti di sisi jalan yang sepi tepat ketika langit mulai beranjak menuju pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mobil berhenti di sisi jalan yang sepi tepat ketika langit mulai beranjak menuju pagi. Beberapa zombie mulai berkurang kecepatan dan kesiagaannya, sebagiannya bahkan mulai mencari tempat yang cenderung teduh untuk mengamankan diri dari sinar sang mentari.

"Sekarang bagaimana?" Mingyu memecah keheningan yang tercipta sejak beberapa jam yang lalu. Ia mengerti kenapa teman-temannya, bahkan Soonyoung, kehilangan minat untuk bicara. Tapi, mereka harus terus bergerak. Mereka butuh rencana, setidaknya untuk hari ini.

Hening. Tak ada jawaban selain kepala-kepala yang menunduk menatap ujung-ujung kaki mereka.

Seungcheol lebih parah lagi. Setelah Mingyu mengeluarkan peluru dari perutnya tadi, ia sama sekali tak mampu memejamkan mata. Tubuhnya terbaring di atas ranjang kecil dengan kedua tangan terlipat di dada dan mata yang menatap lurus ke langit-langit mobil. Kulit wajahnya yang semula memang pucat, kini semakin memucat bak mayat hidup.

Jelas. Mingyu baru saja mengorek daging di perutnya tanpa menggunakan anastesi. Pria itu hanya menyumpalkan sobekan kain ke mulut Seungcheol untuk merendam teriakannya. Seungcheol seharusnya kini kelelahan. Ia baru saja kehilangan banyak darah, dan juga tenaganya saat berusaha memberontak tadi. Tapi nyatanya, pria itu bahkan sama sekali tak mampu memejamkan matanya.

Kejadian malam itu seolah terekam jelas, tak ada satupun kilasan yang terlewat. Mulai dari bagaimana mereka melakukan sidang untuk Jun di gubuk tua, bahkan sampai ketika mereka melihat tubuh Jun yang berguling di tanah setelah ditembus timah panas, lalu hilang dibalik gundukan tanah. Mereka juga ingat, bahwa persis setelahnya, beberapa zombie menghampiri Jun. Kemudian...

"Ayo cari tempat berlindung." kata Jisoo membuyarkan seluruh lamunan teman-temannya. Ia memberi isyarat pada Jeonghan di kursi kemudi dan sesaat kemudian, mereka kembali melesat.

Cahaya mentari sudah naik cukup tinggi saat mobil sampai di sebuah gereja tua, atau lebih tepatnya, bekas gereja tua. Bangunan itu tampak hening, tak ada apapun di sekitarnya selain semak-semak dan pepohonan besar. Karena Jeonghan pikir tempatnya tertutup dan terlihat aman, jadi ia memarkir mobilnya disana sebelum turun lebih dulu untuk memeriksa bagian dalam gereja.

Minghao turun setelah Jeonghan diikuti dengan Jihoon dan juga Chan. Mereka bilang, mereka akan memastikan tempat itu aman terlebih dahulu sebelum membawa Seungcheol ke dalam.

Keempatnya berjalan mengendap-endap dengan senjata mengacung waspada menuju pintu masuk besar dengan warna coklat dan berhias salib besar di bagian depannya. Jeonghan memberi isyarat; ia akan membuka pintu itu sementara Minghao dan yang lain harus siaga menembak jika sesuatu muncul dari sana.

Jari telunjuk Jeonghan mengangkat, lalu jari tengah mengikuti. Kemudian sebelum jari manisnya mengikuti, ia langsung mendorong pintunya hingga terbuka lebar. Minghao dengan sigap berjalan masuk, senapannya mengarah lurus ke depan. Tapi, tak ada apapun disana selain kursi-kursi panjang yang berdebu dengan empat sampai lima mayat yang duduk disana.

Zₒₘbᵢₑ ₐₚₒcₐₗyₚₛₑ Bₒₒₖ 2: 𝔻𝕖𝕒𝕕 𝕆𝕣 𝔸𝕝𝕚𝕧𝕖Where stories live. Discover now