Kita|38

14K 1.2K 123
                                    

"Malam semua, maaf tadi ada kendala sedikit"

Semua orang menatap natalia dan tertawa, natalia berjalan beberapa langkah dan memeluk pria itu.

"Devan" devan membalas pelukan gadisnya
"Yuk masuk biarin mereka berdua dulu" mereka berjalan meninggalkan devan dan natalia yang sedang berpelukan.

"Selamat malan calon istri"devan mengelus surai hitam milik gadisnya.

"Kamu jahat hiks"air mana natalia mulai keluar,devan tertawa melihat gadisnya.

"Jangan nangis,Aku sengaja ngerjain kamu, trus kata mama kamu nangis terus di kamar" natalia merenggangkan pelukannya dan memukul dada bidang devan.

"Jahat tau ngak"ucapnya

Devan mencubit gemas pipi gadisnya, dan menghapus air mata yang mengalir di pipi natalia dan menarik tangan natalia menuju meja makan dimana keluarga mereka tengah duduk.

"Ayo duduk dulu" devan dan natalia duduk bersampingan.

"Jadi gimana, kalian berdua setuju ngak dijodohin?" Tanya gabriela
"Devan setuju ma"mereka semua tersenyum
"Kamu nat, setuju kalau kamu mama jodohin sama devan" natalia tersenyum malu membuat devan gemas melihatnya.
"Umm aku setuju ma" devan merangkul pinggang ramping milik natalia.
"Jadi kalian mau nikahnya kapan?"tanya jesika
"Kalau bisa secepatnya ma"ucap devan, natalia hanya menganguk.
"Yaudah gimana kalau bulan besok?" Mereka semua mengangguk

SKIP

Setelah acara makan malam bersama keluarga devan, natalia tidak henti hentinya tersenyum, dan memperhatikan cincin yang melingkar di jari manisnya.

Sedangkan di sisi lain, bara bangun dari tidurnya dan kepalanya yang terasa berat,bara duduk dari tidurnya dan melihat ke samping.

"T-tasya" bara melihat tasya yang tertidur pulas.

"N-ngak mungkin"bara berlari menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya lalu kembali ke kamarnya.

"Bara" lirih tasya

Bara mengalihkan pandangannya ke tasya, gadis itu baru saja bangun tidur dengan rambut yang sangat berantakan.

"Pergi lo dari rumah gue"usirnya

Tasya menatap bara tak percaya.

"Kamu tega bar, setelah apa yang kamu lakukan ke aku kamu malah ngusir aku" bara bingung atas ucapan tasya.

"Emang gue ngapain lo, gue ngak apa apain lo" elaknya.

"Dasar cowok brengsek" namun di hati tasya dia tersenyum kemenangan.

"Pergi dari sini"
"Kalau sampai gue hamil gimana bar"
"Mana gue tau, gue ngak pernah nyentuh lo" ucapnya.

Tasya berdiri dengan badan yang di lilit oleh selimut dan berajaln menuju bara.

PLAK

Satu tamparan mengenai pipi kanan bara.
"Lo harus tanggung jawab bar" tasya memakai pakaiannya dan berjalan meninggalkan bara di kamarnya.

Saat di ruang tengah tasya bertemu bunda bara yang tengah memasak.

"Kamu ngapain di rumah saya"
"Hiks tante bara jahat"siska menatap bingung tasya yang sedang menangis
"Anak saya apain kamu" tanyanya

   Tasya menceritakan kejadian kemaren malam, siska shok mendengar cerita itu.

"Sekarang kamu pulang" tasya mengangguk dan berjalan menuju keluar rumah bara.

  Tasya tersenyum licik dan berjalan meninggalkan rumah mewah milik bara. Di sebuah gang tasya berhenti dan menelfon lion.

"Gimana" tanyanya
"Beres, tapi kalau dia ngak mau tanggung jawab gimana?"
"Tenang dia pasti tanggung jawab"
"jemput gue di gang ****"
"Otw"

   Siska berjalan menuju kamar putra tunggalnya dan berharap semoga apa yang di ceritakan tasya tidak benar.

"Bara" siska masuk ke kamar bara dan terlihat lah bara yang duduk di samping kasurnya, pandangan pria itu kosong.

"Jujur sama bunda, kalau kamu sama tasya ngak pernah ngelakuin itu" siska duduk di samping putranya.

"Bun maafin bara, aku ngak sengaja bun" siska menatap putranya tak percaya.
"J-jadi yang di ceritain tasya benar bar iya?!" Bara mengangguk lemah.
"Bunda kecewa sama kamu bar" siska berdiri dan berjalan meninggalkan kamar bara namun bara memeluk kaki sang bunda.

"Bun maafin bara, bara khilaf bun, bara ngak sadar"siska menangis begitu juga bara.
"Bunda ngak tau harus gimana bar, apa yang harus bunda bilang sama ayah"

"Lion kayaknya lo harus mundur"ucap tasya
"Kenapa gue harus mundur?"tanyanya
"Natalia udah tunangan sama devan, dan sebentar lagi mereka akan menikah" lion menatap tasya tak percaya.
"Jangan bohong tasya"
"Ngapain gue bohong, gue denger sendiri"
"Bangsat"

*jangan lupa vote follow dan komen

Kita (selesai)Where stories live. Discover now