Chapter 6 : Anael

869 100 3
                                    

Karena cahaya yang menyilaukan dan kemunculan tiba-tiba makhluk tersebut, aku terjatuh ke belakang dan selimut menutupi seluruh wajahku.

Di balik selimut, aku melihat kalung itu masih bersinar dengan terang sehingga aku tidak dapat melihat dengan jelas makhluk yang tiba-tiba muncul itu.

Lambat laun cahayanya semakin meredup, lalu aku berdiri sambil membuka wajahku dari selimut.

Tidak ada siapapun atau apapun.

Kalung tersebut tergeletak di lantai, aku mengambil dan mengernyit karena biji kalungnya terasa panas saat disentuh.

Aku mencari sosok yang muncul secara tiba-tiba muncul dari kalung. Tetapi aku tidak menemukannya.

[Apa kau mencariku?]

Suara agak sedikit menggema datang dari atas. Aku menengadah, dan melihat seorang wanita berpakaian serba putih dan rambutnya seakan telah beruban sepenuhnya.

Dan satu hal yang membuatku kaget adalah, adanya sepasang sayap di punggungnya.

"Aa..aa.."

[Apa aku semengerikan itu? Bukankah kita sudah bertemu sebelumnya? Mengapa kau kaget seolah-olah ini pertama kalinya kau melihatku]

"Celana dalammu kelihatan dari bawah sini." Kataku.

[S..sial, tutup matamu!] Wanita bersayap tersebut dengan kalang kabut berusaha menutupi celana dalamnya dengan rok. Dia agak kesulitan karena rok yang dipakainya lumayan pendek.

"Sebaiknya kau turun." Usulku.

Dengan kepala tertunduk dan wajah yang memerah wanita tersebut turun dengan perlahan. Aku tidak kagum dengan kemunculannya yang secara tiba-tiba.

Malah... hal tersebut membuatku sedikit kesal.

Di mansion ku dulu, tamu atau bawahanku yang ingin bertemu denganku. Harus mengabariku atau pada sekretaris pribadiku. Bila tidak, maka aku tidak akan menerima mereka. Sebab kedatangan orang yang secara mendadak maka akan aku anggap sebuah ancaman bagi kepalaku.

Semua itu bukan salahku, hidup sebagai pemimpin mafia memang penuh dengan ancaman.

"Baiklah, perkenalkan dirimu. Dan aku mendengar tadi kau berkata bahwa kita pernah bertemu sebelumnya. Di mana dan kapan?"

Wanita itu menggeleng-gelengkan kepala dan menepuk pipinya dengan kencang. Dia memandangku dari atas sampai bawah dengan tatapan meremehkan dan senyum sinis muncul di bibirnya.

[Bagaimana rasanya huh? Menjadi anak kecil kembali?]

Wanita ini sepertinya tahu sesuatu dengan keadaanku.

Aku mendekap dan menaikkan daguku sedikit, walau wujudku seperti anak kecil. Aku tidak boleh terlihat lemah di hadapannya.

"Tidak terlalu buruk."

[Apa kau tidak ingat sama sekali tentang kejadian sebelum kau dilahirkan kembali?]

Dilahirkan kembali?

Ternyata benar, walaupun aku tidak ingat. Tetapi rupanya aku telah mati di kehidupan sebelumnya.

"Tidak satupun ingatan tersisa di otakku, terutama penyebab aku mati."

[Itu yang kau permasalahkan, kau sudah mati dan tidak mau menerima kenyataan tersebut. Karena kau bilang ingin mengetahui penyebab kematianmu. Kau membuat kekacauan di akhirat]

Reincarnated BossWhere stories live. Discover now